Magelang 04 Agustus 2025 – Latar belakang penelitian ini berakar pada fenomena turnover intention, yaitu niat atau kecenderungan seorang karyawan untuk keluar dari tempat kerjanya. Penulis mengamati bahwa di Universitas Muhammadiyah Magelang terjadi fluktuasi tenaga kependidikan dan dosen, di mana pada tahun 2020 tercatat 4 orang keluar, dan meningkat menjadi 8 orang pada tahun 2021. Penyebabnya bukan semata karena faktor ekonomi atau pensiun, namun salah satunya yang cukup kuat adalah work family conflict, yaitu konflik antara tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Penelitian ini juga mengangkat pentingnya dukungan keluarga sebagai faktor penyeimbang dalam menghadapi konflik tersebut.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk:
-
Menganalisis pengaruh work family conflict terhadap turnover intention.
-
Menilai peran dukungan keluarga sebagai variabel yang memoderasi pengaruh work family conflict terhadap turnover intention.
Dalam pendekatannya, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling, yang menyasar karyawan dan dosen di Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah menikah dan memiliki masa kerja minimal satu tahun. Dari populasi awal, terkumpul data dari 62 responden yang memenuhi kriteria tersebut. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner berbasis skala Likert, yang kemudian dianalisis menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA) untuk menguji model dan hipotesis.
Variabel yang diuji terdiri dari:
-
X1: Work Family Conflict, yaitu sejauh mana tuntutan pekerjaan mengganggu peran keluarga dan sebaliknya.
-
Y: Turnover Intention, niat karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya.
-
Z: Dukungan Keluarga, yang mencakup dukungan emosional, instrumental, informasional, dan penghargaan dari lingkungan keluarga.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen, seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan reliabel. Rata-rata skor jawaban menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan konflik yang cukup signifikan antara pekerjaan dan keluarga, namun juga merasa cukup mendapatkan dukungan dari keluarga.
Hasil utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
Work Family Conflict terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Turnover Intention. Artinya, semakin tinggi konflik antara peran pekerjaan dan keluarga, semakin tinggi pula kecenderungan individu untuk keluar dari organisasi.
-
Dukungan keluarga terbukti mampu memoderasi hubungan antara Work Family Conflict dan Turnover Intention. Dukungan keluarga yang kuat terbukti menurunkan efek negatif dari konflik tersebut, sehingga individu yang merasa didukung secara emosional dan praktis cenderung lebih mampu bertahan di tempat kerja meski menghadapi tekanan ganda.
Penelitian ini memperkuat teori atribusi dan teori reasoned action, bahwa persepsi individu terhadap beban dan dukungan yang ia terima akan sangat mempengaruhi keputusan strategis dalam hidupnya, termasuk pilihan untuk tetap atau meninggalkan pekerjaan. Temuan ini tidak hanya berkontribusi secara teoretis dalam pengembangan ilmu manajemen SDM, tetapi juga secara praktis memberikan wawasan bagi manajer atau pimpinan lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan intervensi kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan keluarga.
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa work family conflict adalah pemicu utama turnover intention, dan dukungan keluarga mampu menjadi faktor pelindung yang signifikan. Penulis merekomendasikan agar organisasi, khususnya universitas, lebih memperhatikan kesejahteraan psikologis dan keseimbangan peran sosial karyawan dengan memberikan fasilitas, fleksibilitas waktu kerja, dan pendekatan manajemen yang humanis. (editor – Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA