Magelang, 04 Agustus 2025 — Latar belakang penelitian dimulai dari kegelisahan akan dampak iklim ekstrem, khususnya fenomena gelombang panas tahun 2023 yang disebut-sebut sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Suhu yang mencapai hampir 40°C memperburuk kondisi tanaman hias, termasuk aglonema yang memiliki daun lebar dan cepat mengalami dehidrasi. Untuk mengatasi tantangan ini, Yusuf merancang sistem otomatis yang mampu menyiram dan mengatur suhu tanaman secara real-time menggunakan pendekatan Internet of Things (IoT).
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji sistem monitoring serta pengontrol suhu sekitar tanaman aglonema yang berbasis IoT, serta memahami cara kerja dan efektivitas sistem tersebut. Fokus utama sistem adalah mengintegrasikan berbagai sensor dan aktuator untuk menjaga kondisi optimal pertumbuhan tanaman.
Metode penelitian yang digunakan mencakup tahapan:
- Pengumpulan Data melalui studi literatur, internet searching, dan analisis kebutuhan sistem.
- Perancangan Sistem yang meliputi: Sketsa penempatan alat, Blok diagram sistem, dan Arsitektur dan alur kerja sistem
- Implementasi Hardware & Software, dengan komponen utama:
-
Mikrokontroler Wemos D1 Mini (ESP8266)
-
Sensor DHT22 untuk suhu dan kelembaban udara
-
Sensor Soil Moisture untuk kelembaban tanah
-
Relay, pompa air, mist nozzle, dan kipas
-
Firebase dan aplikasi Android “GoPlant” sebagai media monitoring dan kontro
-
-
Metode Pengujian yang meliputi:
-
Penyiraman otomatis berdasarkan kelembaban tanah
-
Penyiraman pupuk secara terjadwal (pagi dan sore)
-
Pengontrol suhu berdasarkan ambang batas suhu
-
Pengujian delay komunikasi data dengan Firebase menggunakan metode Black Box dan aplikasi Postman.
-
Hasil implementasi sistem menunjukkan bahwa:
-
Sistem mampu membaca suhu dan kelembaban secara akurat dan memberikan respons sesuai kondisi.
-
Ketika kelembaban tanah <30%, pompa otomatis menyiram hingga tanah mencapai kondisi lembab atau basah.
-
Suhu >30°C memicu aktifnya kipas dan sistem kabut selama 1 menit untuk menurunkan suhu.
-
Penyiraman pupuk terjadwal berlangsung otomatis pukul 07:00 dan 17:00 WIB, berdasarkan waktu real-time dari server NTP.
-
Pengujian API Firebase menunjukkan delay rendah (Create: 51ms, Read: 138ms), menandakan komunikasi sistem berjalan efisien dan stabil.
Penelitian ini juga menguji efektivitas pertumbuhan tanaman dengan membandingkan dua tanaman Aglonema: satu dirawat manual (tanpa alat) dan satu menggunakan sistem otomatis selama tiga minggu. Hasilnya, tanaman dengan sistem otomatis menunjukkan peningkatan pertumbuhan signifikan—baik dari segi jumlah daun, lebar daun, dan panjang daun—serta warna daun yang lebih cerah.
Kesimpulan
-
Sistem berhasil mengotomatisasi penyiraman dan pengontrol suhu sesuai parameter yang diatur.
-
Sensor DHT22 memiliki tingkat error rendah (0,8%), sehingga dapat diandalkan.
-
Sistem sangat mendukung perawatan tanaman aglonema secara praktis dan efisien, khususnya bagi pemilik tanaman yang memiliki waktu terbatas.
-
Integrasi Firebase dan aplikasi Android memudahkan kontrol dan monitoring jarak jauh secara real-time.
-
Inovasi ini sangat potensial dikembangkan lebih lanjut untuk kebutuhan skala rumah tangga, pertanian perkotaan (urban farming), maupun budidaya komersial.
Melalui penelitian ini, Yusuf Afridiantama tidak hanya menyelesaikan kewajiban akademik, tetapi juga menyumbangkan gagasan dan solusi nyata berbasis teknologi terhadap isu perawatan tanaman di tengah ancaman perubahan iklim. (editor – Sulisty NG)
Sumber: repositori UNIMMA