Magelang, 05 Agustus 2025. Di tengah ketatnya persaingan antar lembaga pendidikan tingkat menengah di Indonesia, muncul satu strategi menarik yang mulai menunjukkan dampak signifikan dalam meningkatkan minat masyarakat: manajemen pemasaran pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Alfatchushodiqin dari Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Magelang membongkar strategi dan praktik manajemen pemasaran dua madrasah aliyah swasta unggulan di Kabupaten Magelang: MA API Al Huda Mertoyudan dan MA YAJRI Payaman.
Penelitian ini tidak hanya mengungkap bagaimana pemasaran pendidikan dilakukan, tetapi juga menunjukkan bahwa pendekatan sistematis dan profesional terhadap pemasaran bisa berperan besar dalam meningkatkan minat masyarakat untuk memilih madrasah sebagai pilihan utama, bukan alternatif terakhir.
Dalam pendahuluannya, penulis menyampaikan bahwa globalisasi menempatkan dunia pendidikan pada medan persaingan yang semakin terbuka dan ketat. Lembaga yang tidak mampu berinovasi dan mempertahankan kualitasnya akan ditinggalkan oleh masyarakat. Pendidikan hari ini tidak lagi sekadar soal menyediakan ruang belajar, tetapi juga soal membentuk citra, menciptakan keunggulan, dan menyampaikan pesan kepada publik bahwa institusi tersebut layak dipilih.
Madrasah Aliyah, sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai-nilai Islam, kini semakin diminati. Namun masih banyak madrasah yang menghadapi tantangan dalam hal jumlah siswa yang minim dan belum maksimalnya strategi pemasaran. Inilah celah yang ingin dijawab oleh penelitian Alfatchushodiqin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tiga aspek utama dalam manajemen pemasaran pendidikan di dua madrasah swasta di Magelang:
- Perencanaan pemasaran – bagaimana program pemasaran dirancang secara strategis
- Implementasi pemasaran – teknik dan media apa yang digunakan untuk mempromosikan lembaga
- Evaluasi pemasaran – bagaimana madrasah menilai efektivitas strategi pemasaran mereka
Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan kepala madrasah, wakil kepala kurikulum, serta para siswa, dan dokumentasi pendukung lainnya.
Penelitian ini menemukan bahwa kedua madrasah telah menerapkan langkah-langkah pemasaran yang serupa dalam hal perencanaan. Rapat internal dilakukan secara rutin untuk merancang program pemasaran yang melibatkan pembagian brosur, pemasangan spanduk, hingga penyusunan kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama.
Namun yang menarik, MA API Al Huda Mertoyudan tampak lebih aktif dalam memanfaatkan media sosial sebagai kanal promosi. Mereka memiliki website aktif, kanal YouTube, dan halaman Facebook yang terus diperbarui, sehingga mampu menjangkau publik yang lebih luas, khususnya generasi muda dan orang tua yang mulai melek teknologi. Strategi ini menjadikan mereka lebih unggul dalam hal eksposur publik.
Sementara itu, MA YAJRI Payaman juga melakukan strategi serupa namun masih lebih konvensional. Mereka mengandalkan relasi sosial, jaringan alumni, dan pendekatan dari mulut ke mulut untuk membangun citra dan menarik peserta didik baru.
Dari sisi evaluasi, kedua madrasah memiliki pola evaluasi rutin setiap semester, dengan melihat jumlah pendaftar, tingkat kepuasan siswa, dan efektivitas media promosi yang digunakan.
Menariknya, “Pemasaran Pendidikan” Tidak Sama dengan Komersialisasi
Satu hal yang ditekankan dalam tesis ini adalah bahwa pemasaran pendidikan bukanlah upaya untuk mengomersialkan lembaga pendidikan. Sebaliknya, pemasaran dimaknai sebagai bentuk komunikasi strategis untuk menyampaikan nilai-nilai dan keunggulan yang dimiliki lembaga pendidikan kepada masyarakat. Dengan pendekatan yang profesional dan terencana, madrasah dapat memperkuat identitas, meningkatkan kualitas layanan, dan menjadi pilihan utama masyarakat.
Penulis juga mengangkat konsep bauran pemasaran “4P” dalam konteks pendidikan: product (layanan pendidikan), price (biaya pendidikan), place (lokasi dan aksesibilitas), dan promotion (strategi promosi). Konsep ini diterapkan secara kontekstual di kedua madrasah untuk memastikan bahwa strategi pemasaran yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan karakteristik lokal.
Alfatchushodiqin merekomendasikan agar madrasah swasta lain di Kabupaten Magelang tidak ragu untuk menerapkan pendekatan pemasaran pendidikan secara holistik. Perlu ada tim khusus di setiap madrasah yang bertugas merancang strategi pemasaran dengan pendekatan profesional. Selain itu, peningkatan kualitas layanan pendidikan juga harus berjalan seiring agar promosi yang dilakukan tidak menjadi janji kosong.
Penelitian ini memberikan pesan kuat bahwa eksistensi lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh cara mereka membangun hubungan dengan masyarakat. Di tengah tantangan global, madrasah tidak bisa lagi pasif menunggu peserta didik datang, tetapi harus aktif membangun daya tarik dan kepercayaan publik.
Dengan penerapan manajemen pemasaran yang tepat, madrasah dapat menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak dan berdaya saing tinggi di era global. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA