Magelang, 05 Agustus 2025 – Di era digital yang serba cepat seperti sekarang ini, keberhasilan organisasi publik sangat bergantung pada kekuatan infrastruktur teknologi informasi yang mendukungnya. Hal inilah yang menjadi landasan utama dalam penelitian inovatif yang dilakukan oleh Muhamad Miftachul Akhyar, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang. Melalui skripsinya, Akhyar mengkaji secara mendalam kondisi jaringan komputer di Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Magelang, dan menawarkan solusi konkret untuk mengatasi hambatan operasional akibat sistem jaringan yang belum optimal.
Penelitian ini berangkat dari persoalan klasik yang kerap dihadapi instansi pemerintah—yakni ketidakstabilan jaringan komputer yang menghambat akses terhadap aplikasi-aplikasi penting seperti SIMPAN (untuk manajemen absensi pegawai) dan SICAPUT (untuk pengelolaan administrasi surat dan anggaran). Di BNNK Magelang, infrastruktur jaringan saat ini terdiri dari empat sumber internet terpisah, yang menyebabkan sistem terfragmentasi dan tidak terintegrasi dengan baik. Akibatnya, koneksi sering bermasalah, akses aplikasi terhambat, dan produktivitas karyawan pun menurun.
Masalah yang dihadapi bukan hanya sekadar soal teknis, tetapi berdampak langsung pada efisiensi kerja dan kualitas layanan publik. Karyawan BNNK harus berpindah-pindah jaringan secara manual untuk mengakses aplikasi SIMPAN dan SICAPUT yang berada di server lokal tertentu. Proses ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga berpotensi menimbulkan kesalahan dan frustrasi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Melihat kondisi tersebut, penelitian ini menawarkan dua pendekatan utama sebagai solusi: penggabungan semua jaringan menjadi satu network tunggal, atau penghubungan antarjaringan melalui perangkat routing. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggabungan jaringan cenderung lebih sederhana dari sisi manajemen, karena seluruh perangkat berada dalam satu subnet. Namun, pendekatan ini berisiko terhadap keamanan dan skalabilitas sistem. Sementara itu, penghubungan antarjaringan dengan perangkat routing memberikan segmentasi dan pengendalian lalu lintas data yang lebih baik, meskipun membutuhkan biaya tambahan serta kompleksitas konfigurasi yang lebih tinggi.
Dalam menentukan solusi terbaik, Akhyar menggunakan pendekatan Network Development Life Cycle (NDLC) yang terdiri dari enam tahap: Analysis, Design, Simulation Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management. Melalui tahapan ini, ia tidak hanya merancang solusi secara teoritis, tetapi juga menyimulasikannya menggunakan perangkat lunak Cisco Packet Tracer agar bisa dipahami performanya sebelum benar-benar diimplementasikan.
Hasilnya? Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan penghubungan antarjaringan menggunakan perangkat routing lebih efektif dalam konteks BNNK Magelang. Pendekatan ini memungkinkan setiap jaringan mempertahankan identitas dan struktur masing-masing, namun tetap bisa berkomunikasi dengan lancar melalui rute yang ditentukan. Hasil simulasi memperlihatkan peningkatan signifikan dalam parameter kinerja jaringan seperti latency, packet loss, jitter, dan throughput.
Manfaat dari perbaikan infrastruktur jaringan ini sangat besar. Pertama, efisiensi kerja meningkat karena karyawan tidak perlu lagi berpindah jaringan secara manual. Kedua, produktivitas pun melonjak karena akses ke aplikasi menjadi lebih cepat dan stabil. Ketiga, biaya operasional dalam jangka panjang bisa ditekan, karena sistem yang terintegrasi lebih mudah dikelola dan diawasi. Tak kalah penting, aspek keamanan data juga diperkuat melalui segmentasi jaringan dan kontrol akses yang lebih baik.
Lebih dari sekadar menjawab kebutuhan lokal, penelitian ini memberikan kontribusi nyata terhadap ilmu manajemen jaringan komputer, serta bisa dijadikan referensi bagi instansi pemerintah atau organisasi lain yang menghadapi masalah serupa. Di tengah tuntutan digitalisasi administrasi publik, temuan Akhyar menjadi bukti bahwa peningkatan kualitas layanan bisa dimulai dari langkah yang sederhana namun strategis: membenahi infrastruktur jaringan.
Sebagai penutup, karya ini mengajarkan satu hal penting—bahwa teknologi informasi, jika dimanfaatkan dengan tepat dan dikelola secara profesional, mampu menjadi motor penggerak reformasi birokrasi. Dan BNNK Magelang, lewat inisiatif teknis ini, telah mengambil langkah besar menuju sistem kerja yang lebih modern, efisien, dan siap menghadapi tantangan era digital. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA