Magelang, 05 Agustus 2025 – Kemampuan menulis karangan narasi merupakan salah satu keterampilan penting dalam dunia pendidikan dasar. Di tengah tantangan rendahnya minat menulis dan kurangnya penguasaan struktur naratif siswa, seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Nindita Dava Aulia, mengajukan sebuah pendekatan baru untuk menjawab persoalan tersebut. Melalui penelitian berjudul “Pengaruh Model RADEC terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi,” Nindita membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran yang tepat mampu mendorong perubahan signifikan pada hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan di SD Qur’an Anwarul Mukhlasin, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, dengan melibatkan 19 siswa kelas V sebagai subjek penelitian. Berangkat dari kenyataan bahwa para siswa di sekolah tersebut mengalami kesulitan dalam menulis narasi – baik dari segi pemilihan kata, penyusunan kalimat, hingga mengembangkan ide menjadi paragraf yang runtut – penelitian ini menawarkan sebuah solusi berupa model pembelajaran RADEC.
RADEC merupakan akronim dari Read, Answer, Discuss, Explain, and Create. Model ini didesain untuk mendorong siswa aktif berpikir kritis, mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri, dan mengembangkan ide melalui berbagai tahapan pembelajaran. Dalam tahap Read, siswa membaca materi atau teks yang relevan. Tahap Answer mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan awal. Di Discuss, siswa saling berdiskusi dan bertukar pemahaman. Lalu pada tahap Explain, mereka mempresentasikan hasil diskusinya. Terakhir, di tahap Create, siswa menghasilkan karya kreatif sebagai bukti pemahaman mereka.
Model ini terbukti tidak hanya menstimulus kemampuan literasi, tetapi juga mengasah keterampilan kolaboratif dan pemecahan masalah, sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dari penerapan model RADEC terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Dalam konteks ini, penulis ingin melihat bagaimana perubahan terjadi sebelum dan sesudah siswa mendapatkan perlakuan dengan pendekatan RADEC.
Melalui pendekatan kuantitatif, jenis Pretest-Posttest One Group Design, peneliti memberikan tes awal (pre-test), kemudian melaksanakan tiga sesi pembelajaran menggunakan model RADEC, dan akhirnya memberikan tes akhir (post-test) untuk mengukur peningkatan kemampuan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model RADEC memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa. Rata-rata skor pre-test siswa berada di angka 50,7, yang menunjukkan bahwa kemampuan mereka sebelum pembelajaran tergolong cukup rendah. Setelah diberikan perlakuan dengan model RADEC, rata-rata skor meningkat menjadi 75,9. Ini adalah peningkatan yang cukup tajam dalam waktu singkat.
Uji statistik menggunakan Paired Sample t-Test juga menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik, dengan nilai signifikansi 0,001 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan yang terjadi bukanlah kebetulan semata, melainkan hasil dari pengaruh langsung model pembelajaran RADEC.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. RADEC terbukti mampu mengatasi beberapa masalah klasik dalam pembelajaran menulis di tingkat sekolah dasar, seperti rendahnya minat menulis, kurangnya struktur naratif dalam tulisan siswa, dan keterbatasan kosakata.
Bagi para pendidik, penelitian ini memberikan wawasan baru dalam mendesain skenario pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Guru dapat menjadikan RADEC sebagai alternatif metode pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga mengaktifkan siswa secara mental dan emosional dalam proses belajar.
Bagi siswa, RADEC tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis mereka, tetapi juga membangun rasa percaya diri, kemampuan bekerja dalam tim, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Sedangkan bagi sekolah, model ini dapat diterapkan sebagai strategi pembelajaran kolaboratif yang berdampak positif terhadap mutu pendidikan secara keseluruhan.
Penelitian ini menyampaikan pesan kuat bahwa transformasi dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar bukan hal yang mustahil. Dengan strategi yang tepat seperti model RADEC, siswa tidak hanya mampu menulis lebih baik, tetapi juga menjadi lebih percaya diri dalam mengekspresikan gagasan mereka. Inovasi semacam ini layak menjadi inspirasi dan diterapkan secara luas di lingkungan pendidikan Indonesia. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA