Magelang, 06 Agustus 2025 – Kedai Gantari, sebuah usaha mikro kuliner di kawasan Menowo, Kota Magelang, menjadi contoh nyata bagaimana digitalisasi mampu menyulap tantangan operasional menjadi peluang pertumbuhan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indra Aprilianto dari Universitas Muhammadiyah Magelang, diangkat satu solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan klasik dalam sistem pembayaran di sektor UMKM: digitalisasi kasir menggunakan metode Rapid Application Development (RAD).
Kedai Gantari dikenal sebagai tempat tongkrongan asyik dengan sajian kopi khas dan atmosfer santai. Namun, di balik ramainya pengunjung, proses pemesanan dan pembayaran selama ini masih dilakukan secara manual dengan catatan kertas kecil. Tak jarang, sistem pencatatan ini menimbulkan berbagai kekeliruan, terutama saat pelanggan meminta pembayaran terpisah (split bill). Nota yang tidak konsisten, data keuangan yang tidak tertata, dan kesulitan menghitung laba rugi menjadi keluhan rutin bagi pemilik kedai.
Indra menangkap keresahan ini sebagai pijakan utama penelitiannya. Dengan pendekatan RAD—metode pengembangan sistem yang cepat, iteratif, dan fleksibel—ia merancang sebuah sistem pembayaran berbasis web yang dapat memfasilitasi split payment dan sekaligus meningkatkan akurasi pencatatan transaksi.
RAD sendiri terbagi dalam tiga tahap utama: perencanaan syarat-syarat, workshop design, dan implementasi. Pada tahap awal, dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem berdasarkan observasi dan wawancara dengan pemilik kedai. Tahap berikutnya adalah perancangan prototipe yang diuji coba secara berulang, sebelum akhirnya sistem final diimplementasikan secara menyeluruh.
Sistem yang dibangun memungkinkan kasir untuk mencatat pesanan berdasarkan nama pelanggan dan nomor meja. Melalui antarmuka web yang interaktif, kasir juga dapat memecah pembayaran sesuai dengan pesanan masing-masing pelanggan, sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih tagihan. Tak hanya itu, sistem juga menyediakan laporan transaksi secara otomatis yang dapat dicetak berdasarkan rentang waktu tertentu, menjadikan proses evaluasi keuangan jauh lebih sederhana dan akurat.
Dalam uji coba sistem, dua metode evaluasi diterapkan: Blackbox Testing dan Beta Testing. Hasil Blackbox menunjukkan bahwa fungsi utama sistem berjalan sesuai rencana tanpa kesalahan fatal. Sementara itu, dari 11 responden dalam Beta Testing—yang terdiri dari pemilik dan pelanggan Kedai Gantari—diperoleh skor kelayakan sebesar 46,36%. Skor ini menunjukkan bahwa sistem berada dalam kategori “cukup layak”, dengan beberapa masukan seperti pengembangan antarmuka yang lebih menarik dan penambahan metode pembayaran digital.
Yang menarik, sistem ini juga dibangun menggunakan framework CodeIgniter dan basis data MySQL, menunjukkan bahwa teknologi open-source masih sangat relevan dan efisien untuk solusi UMKM. Dengan struktur data yang lengkap, mulai dari tabel pesanan, laporan, hingga jenis pembayaran, sistem ini tidak hanya mencatat data transaksi tapi juga menyediakan landasan manajemen keuangan yang kuat.
Penelitian ini tidak hanya menyumbangkan solusi praktis bagi Kedai Gantari, tetapi juga menjadi kontribusi ilmiah terhadap penerapan metode RAD dalam pengembangan sistem pembayaran. Ini membuktikan bahwa pendekatan teknologi dapat menyatu secara harmonis dengan kebutuhan UMKM lokal tanpa harus mengorbankan fleksibilitas dan efisiensi.
Indra juga merekomendasikan pengembangan lanjutan seperti integrasi API Payment Gateway agar pembayaran bisa dilakukan secara online dan penghapusan ketergantungan terhadap kasir, misalnya dengan sistem self-service. Selain itu, peningkatan antarmuka pengguna juga disarankan agar lebih ramah bagi konsumen.
Transformasi di Kedai Gantari adalah contoh kecil dari dampak besar digitalisasi. Lewat inovasi sederhana namun tepat sasaran, UMKM lokal bisa mengangkat kualitas layanannya ke level yang lebih tinggi. Bukan tak mungkin, langkah Kedai Gantari akan menjadi inspirasi bagi kedai-kedai lainnya di Magelang dan sekitarnya untuk segera “go digital”. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA