Magelang, 06 Agustus 2025 — Di tengah derasnya arus modernisasi dan pengaruh budaya luar, sebuah komunitas di Sleman, Yogyakarta, menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan nilai religius masih sangat relevan untuk diterapkan dalam pengelolaan kegiatan sosial. Komunitas Resik-Resik Masjid (RRM), yang bergerak dalam kegiatan membersihkan masjid secara rutin, menjadi fokus dalam penelitian yang dilakukan oleh Judi Antono dalam tesis magisternya di Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis bagaimana praktik manajemen operasional dalam komunitas ini dijalankan dengan pendekatan berbasis nilai-nilai religius. Judi Antono menyelami lebih dalam dimensi spiritual yang melekat dalam setiap proses kerja RRM — mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, memungkinkan peneliti menggali secara holistik makna dan praktik manajerial yang hidup dalam komunitas tersebut.
Dalam konteks manajemen, pendekatan religius sering kali dianggap abstrak dan tidak terukur. Namun, penelitian ini berhasil membuktikan bahwa nilai-nilai religius justru menjadi fondasi kuat yang menyatukan para anggota komunitas RRM. Nilai seperti keikhlasan, tanggung jawab, kesabaran, dan semangat melayani sesama menjadi pilar utama yang mendasari aktivitas mereka. Lebih jauh lagi, praktik manajerial yang dijalankan tidak semata-mata bertumpu pada efisiensi atau target angka, melainkan lebih pada pengabdian kepada Allah SWT dan membangun kesalehan sosial.
Salah satu temuan paling menarik dari penelitian ini adalah bagaimana proses operasional seperti perencanaan kegiatan dilakukan bukan hanya dengan musyawarah teknis, tetapi juga disertai dengan doa bersama. Penjadwalan kegiatan mempertimbangkan waktu-waktu salat agar tidak mengganggu ibadah. Selain itu, kegiatan evaluasi tidak hanya meninjau aspek keberhasilan teknis, tetapi juga menekankan pada introspeksi niat dan perilaku selama kegiatan berlangsung.
Lebih dari sekadar bersih-bersih masjid, komunitas RRM telah menjelma menjadi ruang dakwah sosial yang menyebarkan nilai-nilai Islam secara aplikatif. Kegiatan mereka telah menginspirasi banyak pihak, termasuk masyarakat luar yang kemudian tertarik untuk bergabung dan berkontribusi. Penelitian ini menyoroti bagaimana kepemimpinan dalam komunitas RRM juga dijalankan secara kolektif dan partisipatif, dengan mengedepankan prinsip ta’awun (tolong-menolong) dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam).
Dari hasil wawancara mendalam dan observasi lapangan, Judi Antono merumuskan bahwa komunitas RRM menjalankan empat fungsi utama dalam manajemen operasional: (1) perencanaan yang berbasis niat dan tujuan ibadah, (2) pengorganisasian yang mengutamakan kesetaraan dan peran aktif seluruh anggota, (3) pelaksanaan yang disiplin namun penuh empati, dan (4) pengawasan yang dilandasi semangat muhasabah (evaluasi diri).
Dalam konteks teoritik, penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi kajian manajemen yang berbasis nilai lokal dan spiritual. Judi Antono menegaskan bahwa pendekatan religius dalam manajemen bukanlah wacana utopis, melainkan bisa diterapkan secara nyata dan efektif, seperti yang dilakukan komunitas RRM. Temuan ini juga membuka ruang untuk pengembangan model manajemen operasional baru yang kontekstual dan sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang religius dan komunal.
Sebagai penutup, penelitian ini memberikan refleksi mendalam bahwa manajemen bukan hanya soal mengelola sumber daya atau mencapai target, tetapi juga tentang membentuk manusia-manusia yang memiliki integritas spiritual. Di tengah krisis etika dan degradasi nilai dalam banyak institusi, teladan dari komunitas Resik-Resik Masjid menjadi cahaya kecil yang memberi harapan bahwa kolaborasi sosial yang bermakna dan berbasis nilai religius bisa menjadi jalan menuju peradaban yang lebih baik. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA