Magelang, 06 Agustus 2025 – Inovasi dalam dunia pendidikan dasar terus berkembang seiring kebutuhan akan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan. Salah satu bentuk inovasi tersebut datang dari penelitian yang dilakukan oleh Lintang Kusuma Astuti, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan model Quantum Learning yang dipadukan dengan media pembelajaran kreatif bernama Papinergi (Papan Pintar Perubahan Energi) mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial).
Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPA dan IPS untuk jenjang Sekolah Dasar digabungkan menjadi IPAS. Namun, kenyataannya, implementasi kurikulum ini masih menemui sejumlah kendala. Di SD Negeri Sidoagung 1 Tempuran, misalnya, pembelajaran IPAS pada materi energi dan perubahannya masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Dari hasil observasi awal, hanya sekitar 63,6% siswa yang mampu mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Beberapa penyebab utama rendahnya hasil belajar ini di antaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional, kurangnya keterlibatan aktif siswa selama pembelajaran, serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak. Hal ini mendorong perlunya pendekatan baru yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan mengajak siswa aktif terlibat dalam proses belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model Quantum Learning berbantuan media Papinergi terhadap peningkatan hasil belajar IPAS. Quantum Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan memanfaatkan berbagai strategi seperti musik, visual, permainan, kerja kelompok, dan penguatan positif.
Sementara itu, Papinergi adalah media berbentuk papan bergambar yang menampilkan berbagai jenis perubahan energi secara visual dan menarik. Papan ini membantu siswa memahami konsep-konsep energi melalui pendekatan yang menyentuh indera visual dan kinestetik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain eksperimen tipe One Group Pretest-Posttest. Subjek penelitian adalah 19 siswa kelas IV SDN Sidoagung 1 Tempuran. Peneliti memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur pemahaman sebelum pembelajaran, lalu menerapkan pembelajaran dengan model Quantum Learning berbantu Papinergi, dan akhirnya mengukur kembali hasil belajar melalui tes akhir (posttest).
Data dianalisis menggunakan uji Paired Sample t-test dengan bantuan software SPSS versi 29.
Hasil analisis statistik menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa setelah penerapan metode ini. Rata-rata nilai siswa meningkat dari 46,7 pada pretest menjadi 73,1 pada posttest. Nilai signifikansi dalam uji t sebesar 0,001 (< 0,05) menandakan bahwa perbedaan ini tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan efek nyata dari intervensi pembelajaran.
Tidak hanya secara angka, siswa juga menunjukkan peningkatan keaktifan dan antusiasme selama proses belajar. Mereka lebih mudah memahami materi karena pembelajaran dikemas secara visual, interaktif, dan mengajak mereka untuk bereksperimen secara langsung.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model Quantum Learning berbantu media Papinergi dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPAS siswa kelas IV. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep secara signifikan, tetapi juga menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan partisipatif.
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi berarti bagi dunia pendidikan dasar, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran tematik di era Kurikulum Merdeka. Model ini bisa menjadi alternatif bagi guru yang ingin menghadirkan pembelajaran yang lebih kontekstual, menyenangkan, dan berdampak pada prestasi siswa. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA