Latihan Pernapasan Buteyko: Alternatif Sederhana yang Efektif untuk Mengendalikan Asma
6 August 2025

mimin

Magelang, 06 Agustus 2025 — Di tengah tingginya angka penderita asma di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya, berbagai pendekatan penanganan mulai dilirik, termasuk metode nonfarmakologis seperti teknik pernapasan Buteyko. Metode ini dianggap sebagai solusi pelengkap yang menjanjikan untuk membantu pasien asma mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari Dwi Astuti dari Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang mengangkat topik ini secara mendalam dalam bentuk literature review. Studi tersebut mengumpulkan dan menelaah 10 artikel penelitian yang relevan dari tahun 2020 hingga 2024, dengan fokus utama pada efektivitas teknik pernapasan Buteyko bagi pasien asma.

Mengapa Buteyko?

Asma adalah penyakit inflamasi kronik yang menyerang saluran pernapasan. Meskipun tidak dapat disembuhkan, asma bisa dikendalikan dengan pengelolaan yang tepat. Umumnya, pasien mengandalkan inhaler sebagai lini pertama saat serangan terjadi. Sayangnya, penggunaan inhaler secara tidak tepat atau berlebihan justru bisa memperburuk kondisi.

Di sinilah teknik Buteyko menawarkan pendekatan berbeda. Dikembangkan oleh profesor Konstantin Buteyko dari Rusia, metode ini bertujuan mengurangi kebiasaan bernapas secara berlebihan (hiperventilasi) yang kerap terjadi pada penderita asma. Dengan mendorong pernapasan dangkal melalui hidung dan latihan relaksasi, teknik ini dipercaya dapat menurunkan tingkat keparahan gejala asma.

Penelitian Lestari bertujuan untuk mengkaji efektivitas latihan pernapasan Buteyko terhadap pasien asma dengan pendekatan literature review. Tiga aspek utama yang diteliti meliputi: karakteristik responden, cara pelaksanaan latihan Buteyko, serta dampaknya terhadap gejala dan frekuensi kekambuhan.

Data dikumpulkan dari database Google Scholar, dengan penyaringan yang ketat menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil akhirnya, 10 artikel dipilih sebagai bahan analisis, masing-masing meneliti pengaruh Buteyko dalam setting yang berbeda-beda.

Salah satu temuan menarik dari review ini adalah bahwa mayoritas responden pada penelitian-penelitian yang ditelaah adalah perempuan berusia di atas 40 tahun. Durasi latihan Buteyko bervariasi, tetapi umumnya dilakukan selama ±15 menit per sesi, dengan komponen utama berupa nose clearing exercise, relaxed breathing, dan control pause.

Dari 10 artikel yang dianalisis, semuanya menunjukkan adanya pengaruh positif dari latihan Buteyko. Beberapa hasil penting antara lain:

  • Penurunan frekuensi napas: Dalam satu penelitian, frekuensi napas pasien berkurang dari rata-rata 27 kali/menit menjadi 22 kali/menit setelah latihan Buteyko.

  • Peningkatan saturasi oksigen: Latihan ini juga terbukti meningkatkan kadar oksigen dalam darah, yang krusial bagi penderita asma yang sering mengalami hipoksemia.

  • Perbaikan skor kontrol asma: Studi lain melaporkan peningkatan skor Asthma Control Test secara signifikan setelah latihan Buteyko dilakukan secara rutin.

  • Penurunan tingkat dyspnea (sesak napas): Tingkat sesak napas menurun secara signifikan, ditunjukkan dengan pengurangan skala dyspnea dan peningkatan kontrol napas.

Selain manfaat fisiologis, teknik ini juga dinilai mudah dilakukan, tidak membutuhkan alat, dan bisa diajarkan secara mandiri kepada pasien maupun keluarga sebagai bagian dari edukasi keperawatan.

Literature review ini menyimpulkan bahwa teknik pernapasan Buteyko merupakan intervensi nonfarmakologis yang efektif dalam menurunkan frekuensi kekambuhan dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien asma. Meski tidak menggantikan obat sepenuhnya, latihan ini sangat cocok dijadikan terapi pelengkap dalam praktik keperawatan.

Untuk institusi pelayanan kesehatan dan tenaga keperawatan, hasil studi ini membuka peluang untuk memasukkan latihan Buteyko dalam program manajemen asma berbasis komunitas maupun rumah sakit. Sedangkan bagi pasien, ini adalah alternatif alami yang dapat meningkatkan kualitas hidup tanpa risiko efek samping dari obat-obatan jangka panjang.

Melalui penelitian seperti ini, dunia keperawatan semakin diperkaya dengan pendekatan holistik yang tak hanya fokus pada pemberian obat, tetapi juga melibatkan edukasi dan terapi yang berpusat pada pasien. Diharapkan, teknik Buteyko bisa lebih dikenal dan digunakan luas di masyarakat sebagai langkah sederhana namun efektif dalam mengendalikan asma. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut