Aromaterapi Peppermint, Solusi Alami untuk Mual Muntah Ibu Hamil
6 August 2025

mimin

Magelang, 06 Agustus 2025 – Mual dan muntah pada ibu hamil, khususnya di trimester pertama, merupakan keluhan yang sangat umum terjadi. Meski tergolong normal secara fisiologis, gejala ini bisa berkembang menjadi hiperemesis gravidarum—kondisi serius yang berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Dalam upaya mencari solusi yang aman dan efektif, sebuah penelitian dari Universitas Muhammadiyah Magelang menyajikan temuan menarik mengenai pemanfaatan aromaterapi peppermint.

Penelitian yang disusun oleh Laras Bangun Arizky ini merupakan literature review yang menganalisis delapan studi kuasi-eksperimental dari rentang tahun 2019 hingga 2023. Fokus utama penelitian adalah untuk meninjau efektivitas inhalasi minyak esensial peppermint dalam meredakan mual muntah pada ibu hamil. Hasilnya, seluruh artikel yang ditelaah menunjukkan dampak positif dan signifikan dari terapi ini.

Latar belakang penelitian ini tidak lepas dari kebutuhan akan terapi non-farmakologis yang aman, murah, dan minim efek samping. Laras menjelaskan bahwa sebagian besar ibu hamil masih mengandalkan terapi farmakologis yang terkadang menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, terapi pelengkap seperti aromaterapi menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan. Peppermint dipilih karena kandungan menthol dan menthone di dalamnya diketahui memiliki sifat antispasmodik dan karminatif yang bekerja di saluran pencernaan.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan mual muntah. Beberapa fokus khusus ditujukan pada perubahan skala mual sebelum dan sesudah intervensi, dosis yang diberikan, metode pemberian, serta tingkat efektivitas secara statistik.

Cara Kerja Aromaterapi

Aromaterapi bekerja melalui dua jalur utama: sistem penciuman dan sistem sirkulasi. Ketika minyak peppermint dihirup, senyawa aktifnya merangsang saraf penciuman yang kemudian mengirim sinyal ke otak untuk mengurangi rasa mual. Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa efek menenangkan dari aromaterapi mampu meredakan kecemasan dan stres yang turut memperburuk gejala mual muntah.

Dalam literature review ini, Laras menggunakan metode pencarian artikel melalui Google Scholar dengan kata kunci “mual muntah AND aromaterapi peppermint”, kemudian disaring menggunakan kriteria inklusi seperti subjek ibu hamil trimester pertama, penggunaan peppermint sebagai intervensi utama, dan studi berbahasa Indonesia. Delapan artikel yang lolos seleksi kemudian dianalisis menggunakan metode critical appraisal dari The Joanna Briggs Institute (JBI).

Dari delapan artikel yang dikaji, semua menunjukkan penurunan tingkat mual muntah setelah pemberian aromaterapi peppermint. Penurunan tersebut umumnya bergerak dari tingkat “sedang” menjadi “ringan” berdasarkan skala PUQE (Pregnancy-Unique Quantification of Emesis/Nausea). Skor PUQE sebelum intervensi berkisar antara 5 hingga 8, dan setelah intervensi turun menjadi 2 hingga 4. Beberapa penelitian bahkan mencatat nilai p-value < 0.05, yang menandakan signifikansi statistik.

Dosis yang digunakan bervariasi antara 1 hingga 3 tetes minyak peppermint, yang diberikan dengan berbagai cara seperti diteteskan pada kapas, tisu, atau menggunakan diffuser. Umumnya, ibu hamil menghirup aroma tersebut selama 5 hingga 15 menit per sesi, dengan frekuensi 1 hingga 2 kali sehari selama beberapa hari berturut-turut.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa inhalasi aromaterapi peppermint terbukti efektif dalam menurunkan tingkat mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama. Terapi ini dapat menjadi solusi non-farmakologis yang aman, mudah dilakukan, dan murah. Meskipun hasilnya menjanjikan, Laras menekankan pentingnya penelitian lanjutan untuk menentukan dosis optimal dan metode pemberian paling efektif.

Temuan ini dapat menjadi referensi penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan dan perawat, dalam memberikan pelayanan yang holistik dan minim intervensi medis. Bagi ibu hamil, terapi ini menawarkan harapan baru untuk menghadapi trimester pertama dengan lebih nyaman. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut