Magelang, 07 Agustus 2025 – Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, dunia pendidikan dituntut tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. Dalam konteks ini, tesis yang ditulis oleh Burhanudin pada tahun 2021 mengangkat topik yang krusial: bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak terintegrasi dalam buku teks Bahasa Arab untuk Madrasah Aliyah. Penelitian ini tidak hanya menjadi refleksi atas peran penting buku teks dalam membentuk karakter peserta didik, tetapi juga menawarkan tinjauan kritis terhadap upaya-upaya edukatif yang berjalan selama ini.
Penelitian ini memiliki tujuan yang sangat jelas: mengungkap sejauh mana dan bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak diintegrasikan dalam buku teks Bahasa Arab, khususnya pada buku yang digunakan di Madrasah Aliyah Program Studi Bahasa kelas X, XI, dan XII. Fokusnya tertuju pada analisis isi materi, metode penyampaian nilai-nilai akhlak, serta bentuk integrasi nilai tersebut dalam struktur pembelajaran bahasa Arab.
Burhanudin menggarisbawahi bahwa buku teks memiliki posisi strategis sebagai media utama pembelajaran di sekolah, terlebih lagi dalam mata pelajaran Bahasa Arab yang sarat dengan muatan nilai-nilai Islam. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis isi (content analysis), penelitian ini mendalami teks-teks dalam buku ajar yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Melalui kajian ini, peneliti ingin memastikan bahwa pesan-pesan moral yang menjadi inti dari pendidikan Islam benar-benar termuat secara eksplisit maupun implisit dalam bahan ajar.
Salah satu temuan paling menarik dalam penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak tidak hanya muncul sebagai topik tersendiri dalam materi ajar, tetapi juga terintegrasi secara tematik dan fungsional dalam berbagai aspek pembelajaran, seperti percakapan (hiwar), latihan-latihan tata bahasa (qawaid), dan pemahaman bacaan (fahm al-matn). Bahkan, nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, hormat kepada orang tua, serta semangat menuntut ilmu, secara konsisten muncul dalam berbagai konteks pembelajaran.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam buku teks tergolong efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak. Materi disusun dengan mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik, serta mengajak siswa untuk merefleksikan makna moral dari teks yang mereka pelajari. Misalnya, dalam percakapan antar tokoh, sering kali terselip pesan tentang pentingnya berkata jujur, amanah dalam bertindak, dan sopan santun dalam berkomunikasi. Di sisi lain, latihan-latihan soal juga diarahkan untuk memperkuat penguasaan bahasa sekaligus penghayatan terhadap nilai-nilai luhur.
Hal yang cukup mengejutkan adalah bahwa integrasi nilai akhlak dalam buku teks ini tidak bersifat kaku atau dogmatis. Justru, ia hadir dengan pendekatan yang komunikatif dan kontekstual. Peserta didik tidak hanya diajak menghafal, tetapi juga diajak memahami makna di balik kata-kata, mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan sehari-hari mereka. Buku teks menjadi jembatan antara pembelajaran bahasa dan pembentukan karakter, dua hal yang selama ini kerap berjalan sendiri-sendiri.
Lebih lanjut, Burhanudin menyimpulkan bahwa buku teks Bahasa Arab Madrasah Aliyah memiliki potensi besar sebagai media pendidikan karakter berbasis Islam. Namun, ia juga menyarankan perlunya evaluasi dan pengembangan berkala terhadap isi buku agar tetap relevan dengan dinamika zaman dan kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini, sinergi antara penyusun kurikulum, penulis buku, guru, dan praktisi pendidikan sangat dibutuhkan untuk terus menjaga kualitas dan kebermaknaan materi ajar.
Tesis ini menjadi pengingat penting bahwa pendidikan akhlak tidak boleh terpinggirkan di tengah dominasi pendekatan akademik yang berorientasi pada capaian kognitif semata. Dalam konteks madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai, pengintegrasian akhlak ke dalam pembelajaran adalah keniscayaan. Penelitian Burhanudin mengajukan peta jalan yang realistis sekaligus inspiratif untuk membangun generasi yang tidak hanya fasih berbahasa, tetapi juga tangguh dalam moralitas. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA