Magelang, 07 Agustus 2025 – Di tengah kekhawatiran dan kecemasan yang sering melanda ibu hamil menjelang operasi caesar (sectio caesarea), sebuah studi dari Universitas Muhammadiyah Magelang menghadirkan harapan baru: terapi musik klasik sebagai penenang jiwa.
Penelitian ini digagas oleh Hidayatul Choiriyah, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. Dengan pendekatan literature review, Choiriyah menelaah sejumlah studi ilmiah yang membahas pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi caesar. Hasilnya menunjukkan satu benang merah yang konsisten: musik klasik bukan sekadar hiburan, melainkan intervensi terapi yang efektif menurunkan kecemasan tanpa efek samping obat.
Kecemasan yang Kerap Terabaikan
Sectio caesarea adalah prosedur bedah mayor yang semakin umum dilakukan di Indonesia. Data RISKESDAS 2021 mencatat, 17,6% dari seluruh persalinan di tanah air dilakukan melalui operasi caesar. Meskipun membantu menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, prosedur ini kerap menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan bagi ibu hamil—terutama dalam bentuk kecemasan praoperasi.
Kecemasan ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari rasa takut akan kematian, komplikasi operasi, kehilangan kontrol atas tubuh, hingga kekhawatiran mengenai kesehatan bayi. Jika dibiarkan, kecemasan ini dapat berdampak negatif pada proses bedah, meningkatkan tekanan darah, gangguan pernapasan, dan memperburuk pemulihan pascaoperasi.
Choiriyah berangkat dari pertanyaan sederhana namun krusial: apakah terapi musik klasik benar-benar dapat menurunkan kecemasan pasien yang akan menjalani operasi caesar? Untuk menjawabnya, ia menelusuri puluhan artikel ilmiah melalui mesin pencari Google Scholar, memfokuskan pada publikasi berbahasa Indonesia dari tahun 2019 hingga 2023. Dari total 284 artikel awal, hanya empat yang memenuhi kriteria ketat inklusi, eksklusi, dan critical appraisal.
Musik Mozart hingga Beethoven Kurangi Kecemasan
Keempat studi yang dianalisis memiliki metode yang berbeda, namun semuanya menunjukkan hasil yang serupa. Terapi musik klasik secara signifikan menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre-sectio caesarea.
Misalnya, dalam studi Maiseptyasari (2019), 80% pasien yang mendengarkan musik klasik sebelum operasi tidak lagi mengalami kecemasan, sementara 20% sisanya hanya mengalami kecemasan ringan. Penelitian lain oleh Emilda (2019) juga menunjukkan hasil serupa, dengan penurunan tingkat kecemasan dari kategori sedang menjadi ringan atau bahkan hilang sepenuhnya, ditandai dengan p-value < 0,05 yang menunjukkan hasil signifikan.
Di RSUD Klungkung, penelitian Wulandari (2022) melaporkan bahwa setelah intervensi musik klasik selama 20 menit, tingkat kecemasan pasien turun dari mayoritas sedang menjadi ringan. Hasil ini diperkuat lagi oleh studi Rena Novita (2023), yang mencatat 25% pasien bahkan tidak lagi merasakan kecemasan setelah mendengarkan musik klasik.
Mengapa Musik Klasik?
Musik klasik, terutama karya Mozart dan Beethoven, diyakini mampu mempengaruhi sistem saraf otonom dan merangsang pelepasan hormon endorfin. Musik jenis ini memperlambat denyut jantung, menstabilkan tekanan darah, dan mengatur ritme pernapasan—semuanya berkontribusi pada rasa tenang dan rileks.
Selain itu, musik klasik bekerja pada hemisfer kanan otak, yang berkaitan dengan emosi, imajinasi, dan memori. Ini memungkinkan pasien untuk mengalihkan perhatian dari rasa takut terhadap operasi menjadi pengalaman mendengar yang lebih menyenangkan dan menenangkan.
Penelitian ini bukan hanya penting secara akademik, tetapi juga memiliki aplikasi praktis yang luas. Dalam dunia keperawatan, terapi musik klasik dapat menjadi bagian dari pendekatan non-farmakologis yang murah, mudah diterapkan, dan tanpa efek samping.
“Terapi ini bisa diberikan di ruang tunggu operasi atau saat pasien sedang dalam proses persiapan bedah. Cukup dengan pemutar musik dan headphone, pasien bisa lebih tenang tanpa perlu obat penenang,” ujar Choiriyah dalam kesimpulan penelitiannya.
Nada Musik, Penenang Jiwa
Penelitian Hidayatul Choiriyah secara meyakinkan menunjukkan bahwa terapi musik klasik memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi caesar. Di tengah keterbatasan akses terhadap obat-obatan penenang dan kekhawatiran terhadap efek sampingnya, musik klasik muncul sebagai solusi yang elegan: menyentuh hati, menenangkan pikiran, dan memperkuat kesiapan mental calon ibu menghadapi momen penting dalam hidup mereka.
Dengan demikian, terapi musik klasik tidak hanya menjadi pengisi waktu, melainkan intervensi yang ilmiah dan bermakna. Dunia keperawatan dan kebidanan Indonesia patut menaruh perhatian lebih pada alunan nada-nada damai ini. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA