Magelang, 11 Agustus 2025 – Di tengah tantangan fluktuasi harga dan hasil panen, petani padi di Desa Butuh, Sawangan, Magelang kini memiliki senjata baru: sebuah sistem prediksi modal dan hasil panen berbasis teknologi informasi. Sistem ini dikembangkan menggunakan metode Least Square, yang terbukti mampu membantu petani membuat perencanaan tanam lebih presisi, efisien, dan menguntungkan.
Latar belakang inovasi ini sederhana namun krusial. Selama ini, petani kerap kesulitan menghitung modal tanam yang tepat, sehingga produksi sering meleset dari target. Modal yang terlalu besar tanpa hasil panen yang sepadan dapat menggerus keuntungan, bahkan menimbulkan kerugian. Menurut data BPS Kabupaten Magelang 2021, produksi padi mencapai 169.583 ton dari 32.597 hektar. Namun di lapangan, produktivitas ini masih dipengaruhi manajemen modal yang belum optimal.
Peneliti, Benny Bora Eka Fravasta, melihat masalah tersebut sebagai peluang penerapan teknologi prediksi. Ia mengembangkan sistem berbasis web yang mengombinasikan data hasil panen sebelumnya dengan metode Least Square, sebuah teknik statistik yang mampu menemukan tren dari data deret waktu. Sistem ini juga dilengkapi evaluasi tingkat kesalahan menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD), sehingga hasil prediksi bisa diuji akurasinya.
Tujuan utama penelitian ini ada dua: pertama, membangun sistem prediksi modal dan hasil panen padi dengan memanfaatkan data panen tiga bulan sebelumnya; kedua, menciptakan pembukuan hasil panen yang rapi, terkomputerisasi, dan dapat diakses ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petani.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung ke lahan serta wawancara dengan petani. Misalnya, untuk menghasilkan 5 ton padi di lahan 1 hektar, dibutuhkan modal sekitar Rp10 juta. Modal ini mencakup biaya pupuk, perawatan, dan pengendalian gulma. Namun, harga jual padi yang fluktuatif sering membuat pendapatan bersih tidak menentu. Data historis inilah yang menjadi bahan baku sistem prediksi.
Sistem yang dikembangkan memiliki fitur login untuk petani dan admin (gapoktan), input data luas lahan dan modal, prediksi hasil panen atau modal, serta pembuatan laporan periode panen yang bisa diekspor dalam bentuk PDF. Antarmuka yang dirancang sederhana namun fungsional, sehingga mudah digunakan bahkan oleh pengguna yang tidak terbiasa dengan teknologi.
Dalam implementasi manual menggunakan Microsoft Excel, metode Least Square mampu memprediksi hasil panen pada periode ke-9 sebesar 4,553 ton dan periode ke-10 sebesar 4,544 ton, dengan potensi pendapatan masing-masing Rp20.488.500 dan Rp20.448.000 jika harga padi Rp4.500 per kilogram. Perhitungan ini menunjukkan selisih yang relatif kecil dibanding hasil panen aktual.
Ketika metode yang sama dijalankan melalui sistem berbasis PHP dan MySQL, hasil prediksi konsisten dengan perhitungan manual, membuktikan bahwa sistem ini bekerja sesuai rancangan. Pengujian blackbox memastikan setiap fungsi – mulai dari login, input data, hingga cetak laporan – berjalan normal. Uji coba lapangan kepada petani dan ketua gapoktan menunjukkan respons positif, terutama karena sistem ini mempermudah pencatatan dan membantu mengambil keputusan tanam.
Penelitian ini membuktikan bahwa teknologi prediksi dapat diterapkan pada sektor pertanian skala desa. Dengan adanya sistem ini, petani tidak hanya tahu berapa modal yang harus disiapkan, tetapi juga dapat memperkirakan hasil panen dan pendapatan yang akan diperoleh. Manfaat tambahannya adalah pembukuan yang lebih rapi, sehingga memudahkan evaluasi dan perencanaan panen berikutnya.
Ke depan, sistem ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan variabel seperti cuaca, serangan hama, dan fluktuasi harga pasar, sehingga prediksi semakin mendekati kenyataan. Jika diterapkan secara luas, bukan tidak mungkin teknologi ini menjadi standar baru manajemen pertanian di daerah. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA