Senam Hamil Terbukti Redakan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Trimester III
11 August 2025

mimin

Magelang, 11 Agustus 2025 – Nyeri punggung menjadi keluhan umum yang dialami mayoritas ibu hamil, khususnya pada trimester ketiga. Tekanan berat janin, perubahan postur tubuh, hingga pelunakan jaringan ikat akibat perubahan hormonal kerap membuat aktivitas sehari-hari terasa berat. Berdasarkan data, sekitar 60–80% ibu hamil di Indonesia mengalami nyeri punggung, bahkan angka ini mencapai 70% di beberapa wilayah.

Fenomena tersebut menjadi latar belakang penelitian Dwi Ani Fitria, mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, yang mengangkat judul Penerapan Senam Hamil pada Ibu Hamil Trimester III dengan Masalah Nyeri Punggung. Tujuannya sederhana namun penting: memberikan gambaran bagaimana senam hamil dapat membantu mengurangi rasa nyeri sekaligus meningkatkan kenyamanan ibu menjelang persalinan.

Dalam studi kasus ini, Dwi Ani melibatkan dua responden dengan kondisi berbeda. Ny. D, 22 tahun, merupakan ibu hamil anak pertama (primigravida) usia kehamilan 32 minggu, sedangkan Ny. S, 33 tahun, ibu hamil anak ketiga (multigravida) usia kehamilan 28 minggu. Keduanya sama-sama mengeluhkan nyeri punggung, namun tingkat keluhannya berbeda: Ny. D berada pada skala nyeri 5 (nyeri sedang), sedangkan Ny. S skala 4.

Metode yang digunakan adalah penerapan senam hamil sebanyak empat kali pertemuan, masing-masing berdurasi 30 menit, selama delapan hari. Sebelum dan sesudah setiap sesi, dilakukan pengukuran tingkat nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Proses senam dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), meliputi gerakan peregangan, penguatan otot panggul, hingga latihan pernapasan yang bertujuan meredakan ketegangan otot punggung.

Hasilnya menunjukkan penurunan nyeri yang signifikan pada kedua responden. Ny. D mengalami penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 2, sedangkan Ny. S dari 4 menjadi 1. Selain itu, keduanya melaporkan kualitas tidur yang membaik, rasa rileks yang meningkat, dan kemudahan beraktivitas harian. Menariknya, hasil ini juga mengonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa ibu multigravida cenderung lebih cepat beradaptasi terhadap rasa nyeri dibandingkan ibu primigravida.

Peneliti menekankan bahwa manfaat senam hamil tidak hanya pada aspek fisik, seperti menguatkan otot perut, punggung, dan panggul, tetapi juga pada aspek psikologis. Aktivitas ini membantu melepas hormon endorfin yang memberikan efek menenangkan, sehingga kecemasan menjelang persalinan dapat berkurang.

“Banyak ibu hamil yang khawatir senam akan berisiko bagi janin, padahal jika dilakukan dengan teknik yang benar dan sesuai arahan tenaga kesehatan, senam hamil justru memberikan banyak manfaat,” jelas Dwi Ani dalam laporannya.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa pendekatan nonfarmakologis seperti senam hamil layak menjadi alternatif terapi bagi ibu hamil yang enggan mengonsumsi obat pereda nyeri karena khawatir efek sampingnya. Senam hamil dinilai aman, murah, dan bisa dilakukan di rumah setelah mendapatkan panduan yang tepat dari bidan atau perawat.

Selain itu, temuan menarik lainnya adalah faktor pengalaman kehamilan yang berpengaruh pada respon terhadap nyeri. Ny. S, yang sudah berpengalaman melahirkan, menunjukkan adaptasi yang lebih baik dibandingkan Ny. D yang baru pertama kali hamil. Hal ini mengindikasikan perlunya edukasi khusus bagi ibu hamil pertama agar lebih siap secara fisik dan mental menghadapi perubahan tubuh.

Dari sisi keperawatan, penelitian ini memberikan panduan lengkap mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan intervensi, pelaksanaan, hingga evaluasi. Dokumentasi yang sistematis ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis bukti.

Dwi Ani berharap hasil penelitiannya dapat mendorong lebih banyak tenaga kesehatan, khususnya perawat dan bidan, untuk mengintegrasikan senam hamil dalam program pelayanan antenatal. Ia juga merekomendasikan agar masyarakat, terutama ibu hamil, lebih aktif mencari informasi dan mempraktikkan senam hamil secara rutin.

“Jika dilakukan secara teratur, senam hamil bukan hanya mengurangi nyeri punggung, tetapi juga mempersiapkan tubuh menghadapi persalinan dengan kondisi yang lebih bugar,” tulisnya dalam kesimpulan.

Penelitian ini menjadi bukti bahwa solusi sederhana seperti senam hamil dapat memberikan dampak besar pada kesehatan ibu hamil. Lebih dari sekadar olahraga ringan, senam hamil adalah investasi kesehatan yang memberikan manfaat jangka panjang, baik bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut