Magelang, 12 Agustus 2025 – Batuk yang kerap menyerang balita sering dianggap sepele oleh sebagian orang tua. Padahal, jika dibiarkan, keluhan ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak, bahkan berisiko menimbulkan komplikasi serius. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Imaratul Hikmah dari Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkap fakta menarik: pijat akupresur dapat menjadi alternatif alami yang efektif menurunkan frekuensi batuk pada balita, tanpa obat kimia dan efek samping.
Masalah Serius yang Sering Diremehkan
Batuk, yang merupakan salah satu gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), menduduki peringkat tinggi dalam daftar penyakit balita di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan tahun 2021 menunjukkan, prevalensi ISPA pada anak usia 0–59 bulan mencapai 31,4% atau sekitar 4,4 juta kasus. Jawa Tengah sendiri mencatat hampir 50% balita mengalami ISPA, dengan batuk pilek sebagai keluhan paling umum. Meski demikian, banyak orang tua menganggap batuk pilek akan sembuh dengan sendirinya.
Faktanya, batuk yang tidak tertangani dapat memperburuk kondisi kesehatan anak. Selain menurunkan nafsu makan dan mengganggu tidur, batuk juga berpotensi menyebabkan komplikasi seperti infeksi paru, gangguan pernapasan berat, hingga kematian.
Pijat Akupresur, Terapi Alami yang Menjanjikan
Pijat akupresur adalah metode penekanan titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan jari, yang mirip dengan akupunktur namun tanpa jarum. Terapi ini diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah, memperbaiki fungsi pernapasan, dan membantu mengeluarkan dahak. Selain aman untuk semua usia, akupresur juga memberikan efek relaksasi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Teknik pijat akupresur untuk mengatasi batuk balita umumnya dilakukan pada titik LU 7 (Lieque) dan ST 40 (Fenglong), yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru dan saluran pernapasan. Pemijatan biasanya dilakukan sekali sehari selama 20 menit, dengan durasi perawatan minimal 3 hari dan maksimal 7 hari.
Metode Penelitian: Menggali Bukti dari 6 Studi
Penelitian ini menggunakan metode literature review, menganalisis enam jurnal terpilih yang membahas pengaruh pijat akupresur pada balita batuk. Artikel diambil dari Google Scholar, ResearchGate, dan Garuda, dengan kriteria publikasi tahun 2019–2023 dan fokus pada balita usia di bawah 5 tahun.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pijat akupresur secara konsisten memberikan efek positif. Rata-rata waktu penyembuhan batuk pada balita yang mendapat terapi akupresur berkisar 2–4 hari—jauh lebih singkat dibandingkan metode konvensional tanpa akupresur.
Temuan Menarik: Kombinasi dengan Madu Jahe
Salah satu penelitian yang direview, karya Lusi Parwanti (2021), menggabungkan pijat akupresur dengan pemberian madu jahe. Hasilnya, balita dengan ISPA yang mendapat kombinasi terapi ini sembuh dari batuk pilek dalam waktu rata-rata 2,3 hari, sementara kelompok kontrol yang hanya mendapat obat standar membutuhkan waktu sekitar 5,6 hari.
Efektivitas pada Berbagai Usia Balita
Terapi ini terbukti efektif pada berbagai rentang usia balita, mulai dari bayi 6 bulan hingga anak usia 4 tahun. Beberapa penelitian fokus pada bayi di bawah satu tahun, sementara yang lain mencakup anak prasekolah. Meski titik pijat yang digunakan bisa bervariasi, efek penurunan frekuensi batuk tetap konsisten.
Manfaat Lebih dari Sekadar Mengurangi Batuk
Selain mempercepat penyembuhan, akupresur juga membantu balita tidur lebih nyenyak dan merasa lebih nyaman. Stimulasi titik-titik tertentu memicu pelepasan endorfin dan serotonin, hormon yang memberikan rasa tenang dan meningkatkan kualitas tidur.
Rekomendasi untuk Keluarga dan Tenaga Kesehatan
Imaratul Hikmah merekomendasikan pijat akupresur sebagai terapi pendukung di rumah. Orang tua dapat mempelajari teknik ini dari tenaga kesehatan atau pelatihan khusus, sehingga dapat memberikan penanganan awal sebelum kondisi anak memburuk. Bagi tenaga medis, akupresur dapat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan komplementer yang aman dan terjangkau.
Kesimpulan: Solusi Murah, Aman, dan Efektif
Dari enam studi yang dianalisis, kesimpulannya jelas: pijat akupresur memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan frekuensi batuk pada balita. Dengan rata-rata pemulihan hanya dalam 2–4 hari, metode ini layak dipertimbangkan sebagai bagian dari penanganan batuk pada anak.
Di tengah kekhawatiran akan efek samping obat kimia, pijat akupresur muncul sebagai pilihan terapi alami yang tidak hanya aman, tetapi juga memberikan kenyamanan emosional bagi anak. Dengan pengetahuan yang tepat, orang tua dapat menjadikannya senjata andalan melawan batuk pilek yang kerap mengganggu masa emas pertumbuhan si buah hati. (ed. Sulistya NG)
Sumber : repositori UNIMMA