Prolanis di Puskesmas Pakis: Upaya Terintegrasi Menekan Risiko Penyakit Kronis
12 August 2025

mimin

Magelang, 12 Agustus 2025 – Sejak 2018, Puskesmas Pakis menjadi salah satu garda terdepan dalam menjalankan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang digagas BPJS Kesehatan. Program ini menyasar peserta penderita penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2 (DM) dan hipertensi (HT) dengan tujuan menjaga kualitas hidup mereka tetap optimal melalui pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, dan berkesinambungan.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Isniyatun dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkap gambaran pelaksanaan Prolanis di wilayah ini. Berbasis metode deskriptif dengan melibatkan 100 responden, penelitian ini memotret berbagai aspek pelayanan mulai dari pemeriksaan kesehatan, senam rutin, edukasi, hingga distribusi obat.

Penyakit kronis menjadi penyebab utama kematian di dunia, dan di Indonesia, prevalensinya terus meningkat. Diabetes melitus, misalnya, naik dari 6,9% menjadi 8,5% pada 2018, dengan risiko mengurangi harapan hidup 5–10 tahun. Di Puskesmas Pakis, data menunjukkan 52% peserta Prolanis menderita DM, 41% hipertensi, dan 7% kombinasi keduanya.

Melihat beban penyakit ini, Prolanis hadir sebagai solusi terintegrasi. Program meliputi pemeriksaan dan konsultasi kesehatan, pemeriksaan laboratorium rutin, senam, penyuluhan, dan pemberian obat. Namun, tantangan tetap ada, seperti kurangnya partisipasi peserta dalam senam dan minimnya perhatian terhadap edukasi kesehatan yang diberikan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 67% responden menilai pelaksanaan Prolanis di Puskesmas Pakis berjalan baik, 28% cukup baik, dan hanya 5% yang menganggap tidak baik. Secara rinci:

  • Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan: 54% responden menilai baik.

  • Pemeriksaan gula darah & kimia darah: 53% menilai baik.

  • Senam Prolanis: 53% menilai baik, meski 16% menilai tidak baik.

  • Penyuluhan/edukasi kesehatan: 58% menilai baik.

  • Pelayanan obat: 59% menilai baik.

Temuan ini menunjukkan konsistensi layanan yang relatif positif. Bahkan, pada aspek senam, sebagian peserta merasakan langsung manfaatnya dalam menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kebugaran.

Meski capaian ini menggembirakan, beberapa kendala mengemuka. Antusiasme peserta terhadap senam masih rendah, dan penyuluhan belum sepenuhnya diikuti dengan perubahan perilaku, khususnya terkait diet bagi penderita DM dan HT. Selain itu, jumlah tenaga perawat pengelola masih perlu ditambah agar semua program berjalan optimal.

Dari hasil penelitian, Isniyatun merekomendasikan peningkatan intensitas kegiatan senam dan penyuluhan, serta penambahan tenaga perawat pengelola Prolanis. Harapannya, langkah ini dapat memaksimalkan pencapaian target Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) yang menjadi indikator penting kinerja fasilitas kesehatan.

Prolanis di Puskesmas Pakis telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi peserta, khususnya dalam pemantauan kesehatan rutin dan pemberian obat. Meski demikian, optimalisasi melalui peningkatan partisipasi, edukasi yang lebih efektif, dan dukungan sumber daya manusia tetap diperlukan.

Dengan pendekatan yang semakin adaptif dan berfokus pada pencegahan, Prolanis bukan hanya menjadi program, tetapi investasi kesehatan jangka panjang bagi masyarakat Pakis yang rentan terhadap penyakit kronis. (ed. Sulistya NG)

Sumber : repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut