Magelang, 12 Agustus 2025 — Penelitian terbaru yang dilakukan di SD Negeri Tamanagung IV Muntilan mengungkapkan temuan menarik: penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dipadukan dengan media Pop-Up Book mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa secara signifikan.
Penelitian ini dilakukan oleh Attalla Cikha Insira, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Magelang. Latar belakang riset ini berangkat dari kondisi riil di kelas II SD Negeri Tamanagung IV, di mana sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan memahami bacaan. Guru setempat mengungkapkan bahwa banyak siswa pasif saat pembelajaran, mudah lupa materi, kurang tertarik membaca, dan nilainya sering berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan sebesar 70.
Metode pembelajaran yang digunakan sebelumnya, seperti model SAS dan media kartu kata, dinilai belum cukup efektif memotivasi siswa. Dari sinilah muncul ide untuk menggabungkan model CIRC dengan media pembelajaran yang menarik secara visual, yakni Pop-Up Book.
Mengapa CIRC dan Pop-Up Book?
Model CIRC dirancang untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan memahami teks secara kolaboratif. Dalam penerapannya, siswa dibagi menjadi kelompok kecil, saling membantu memahami bacaan, menemukan ide pokok, menjawab pertanyaan, dan menyimpulkan isi teks. Model ini mengurangi dominasi guru, memberi ruang partisipasi aktif siswa, dan mendorong interaksi positif antar teman sekelompok.
Sementara itu, Pop-Up Book — buku tiga dimensi dengan gambar timbul yang muncul saat halaman dibuka — memberikan pengalaman membaca yang lebih hidup. Media ini dinilai mampu memancing rasa ingin tahu, mempermudah pemahaman isi cerita, dan mengurangi kebosanan belajar.
Penelitian menggunakan desain One Group Pretest-Posttest yang melibatkan 25 siswa kelas II. Sebelum perlakuan, siswa mengikuti pretest untuk mengukur kemampuan awal membaca pemahaman. Selanjutnya, selama tiga pertemuan, siswa belajar dengan model CIRC berbantuan Pop-Up Book. Setelah itu, mereka mengikuti posttest untuk melihat perubahan hasil belajar.
Data dikumpulkan melalui tes dan observasi, lalu dianalisis menggunakan uji statistik Paired Sample t-Test dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan. Rata-rata nilai pretest siswa adalah 46, sedangkan rata-rata posttest melonjak menjadi 80. Analisis statistik menghasilkan nilai t-hitung -12,936 dengan p-value 0,000, yang jauh di bawah ambang signifikansi 0,05. Artinya, penerapan model CIRC berbantuan Pop-Up Book terbukti efektif meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Selain peningkatan nilai tes, hasil observasi juga menunjukkan perubahan perilaku belajar. Siswa menjadi lebih aktif berdiskusi, lebih cepat menemukan ide pokok bacaan, serta mampu menjawab pertanyaan secara detail. Mereka juga terlihat lebih antusias mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dan menunjukkan rasa percaya diri saat mempresentasikan hasil kerja kelompok. Penelitian ini memberikan beberapa manfaat praktis:
-
Bagi guru, model ini menjadi alternatif pembelajaran yang inovatif untuk menarik minat siswa. Guru dapat mengurangi metode ceramah dan lebih banyak memberi peran pada interaksi kelompok.
-
Bagi siswa, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, penuh interaksi, dan memicu keterampilan berpikir kritis serta kreatif.
-
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan strategi pembelajaran berbasis kolaborasi dan media kreatif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model CIRC berbantuan Pop-Up Book bukan hanya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman secara signifikan, tetapi juga mengubah dinamika kelas menjadi lebih hidup. Siswa tidak lagi pasif menerima materi, melainkan terlibat aktif dalam setiap tahapan pembelajaran.
Attalla berharap temuan ini dapat menginspirasi guru-guru lain, khususnya di sekolah dasar, untuk mengadopsi metode serupa. “Membaca pemahaman adalah keterampilan dasar yang menjadi pintu gerbang bagi pembelajaran di tingkat selanjutnya. Dengan metode yang tepat, siswa bisa lebih cepat memahami bacaan dan termotivasi untuk belajar,” ujarnya.
Dengan dukungan media pembelajaran yang kreatif dan strategi pengajaran yang tepat, tantangan rendahnya kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar bukanlah masalah yang tak terpecahkan. Penelitian ini membuktikan bahwa inovasi di kelas dapat membawa perubahan besar bagi prestasi dan semangat belajar siswa. (ed. Sulistya NG)
Sumber : repositori UNIMMA