Akupresur, Sentuhan Lembut yang Turunkan Tekanan Darah: Temuan Menarik dari Magelang
13 August 2025

mimin

Magelang, 13 Agustus 2025 – Hipertensi, yang kerap dijuluki silent killer, masih menjadi momok kesehatan global. Data WHO mencatat lebih dari 1,13 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan tekanan darah tinggi. Di Indonesia sendiri, prevalensinya mencapai 34,1% pada penduduk dewasa, dengan sebagian besar kasus tidak terkontrol meski pasien sudah mengonsumsi obat antihipertensi. Kondisi ini mendorong kalangan medis untuk mencari pendekatan tambahan yang aman, mudah, dan efektif.

Di tengah dominasi terapi farmakologis, Annisa Kurniasari, mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan kajian mendalam mengenai pengaruh teknik akupresur terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dewasa dengan hipertensi. Penelitian ini berbentuk literature review yang menyaring temuan dari berbagai studi untuk menemukan teknik akupresur yang paling tepat diterapkan di rumah sakit.

Tujuan penelitian
Annisa menetapkan tiga sasaran khusus:

  1. Mengetahui durasi terbaik akupresur dalam menurunkan tekanan darah.
  2. Mengidentifikasi efek samping penerapannya.
  3. Menyimpulkan besarnya pengaruh teknik akupresur berdasarkan perbandingan metode dari beberapa peneliti.

Dengan pencarian artikel melalui Google Scholar, Garuda, dan Science Direct pada Januari 2024, Annisa menemukan tujuh penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Studi-studi tersebut menjadi pijakan untuk merumuskan rekomendasi praktik di lapangan.

Hipertensi dan akupresur: Mengapa relevan?
Hipertensi yang tidak terkontrol berisiko memicu komplikasi mematikan seperti stroke, gagal jantung, hingga gagal ginjal. Sementara obat antihipertensi memang efektif, banyak pasien mengalami efek samping atau kepatuhan minum obat yang rendah. Akupresur, teknik menekan titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan jari, menawarkan alternatif yang tidak invasif, murah, dan relatif aman.

Teknik ini bekerja dengan menstimulasi titik meridian tubuh, merangsang pelepasan hormon endorfin dan dopamin, meningkatkan relaksasi, serta melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Titik-titik yang sering digunakan dalam terapi hipertensi antara lain SP6 (Sanyinjiao), LR3 (Taichong), LI4 (Hegu), GB20 (Fengchi), KI3 (Taixi), dan ST36 (Zusanli).

Temuan hasil penelitian terdahulu
Dari ketujuh artikel yang direview, seluruhnya melaporkan penurunan tekanan darah setelah intervensi akupresur. Beberapa di antaranya mencatat hasil yang cukup signifikan:

  • Penelitian Lin dkk. (2016) menemukan penurunan tekanan darah sistolik dari 165,0 mmHg menjadi 142,9 mmHg dan diastolik dari 96,3 mmHg menjadi 88,6 mmHg setelah akupresur pada titik Taichong selama 15 menit.

  • Studi Aminuddin dkk. (2020) menunjukkan penurunan rata-rata dari 144,76/90,95 mmHg menjadi 140,24/86,67 mmHg setelah akupresur tiga kali sehari selama dua hari.

  • Penelitian Suwarini dkk. (2021) mencatat penurunan dari 152,35/97,65 mmHg menjadi 140,74/90,59 mmHg setelah intervensi dua kali seminggu selama empat minggu.

Tidak ditemukan efek samping serius dalam penerapan akupresur pada pasien dewasa. Kontraindikasi hanya berlaku pada area kulit yang terluka, bengkak, atau memiliki kondisi khusus seperti fraktur dan nyeri otot parah.

Implikasi bagi praktik keperawatan
Annisa menyimpulkan bahwa akupresur dapat menjadi pendukung terapi farmakologis di rumah sakit. Dengan teknik yang tepat, perawat dapat mengintegrasikan terapi ini ke dalam perawatan rutin pasien hipertensi untuk membantu menurunkan tekanan darah sekaligus meningkatkan kenyamanan.

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan akupresur dengan benar dan aman. Pemilihan titik pijat, arah pemutaran, jumlah tekanan, dan durasi pemijatan menjadi faktor kunci keberhasilan.

Harapan ke depan
Dengan semakin banyak bukti yang mendukung, akupresur berpotensi menjadi bagian dari protokol perawatan hipertensi di fasilitas kesehatan. Selain menurunkan tekanan darah, sentuhan terapeutik ini juga dapat mempererat hubungan perawat dan pasien, menciptakan rasa diperhatikan, dan menumbuhkan kepatuhan terhadap perawatan.

Annisa berharap hasil studinya dapat mendorong lebih banyak rumah sakit untuk mengadopsi terapi komplementer ini. Ia juga merekomendasikan penelitian lanjutan dengan uji klinis berskala besar untuk memvalidasi temuan dan mengeksplorasi kombinasi akupresur dengan intervensi gaya hidup sehat.

Di tengah tantangan mengendalikan hipertensi, akupresur menawarkan secercah harapan — solusi sederhana yang berasal dari kebijaksanaan tradisional namun terbukti efektif dalam sains modern. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut