Peran Strategis Guru PAI dalam Menumbuhkan Disiplin Shalat Dzuhur Berjamaah di SMP Muhammadiyah 1 Sawangan
13 August 2025

mimin

Magelang – Shalat berjamaah di sekolah bukan sekadar rutinitas, tetapi juga menjadi sarana pembinaan karakter dan kedisiplinan siswa. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian Muhammad Izzun Junaidi, mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, yang mengkaji Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Shalat Dzuhur Berjamaah di SMP Muhammadiyah 1 Sawangan”.

Dalam latar belakang penelitiannya, Junaidi menekankan bahwa pendidikan agama memiliki peran vital dalam membentuk religiusitas siswa. Di SMP Muhammadiyah 1 Sawangan, shalat Dzuhur berjamaah menjadi salah satu kegiatan rutin yang tidak hanya melatih ibadah, tetapi juga menumbuhkan sikap disiplin, kebersamaan, dan rasa tanggung jawab. Uniknya, sekolah ini memiliki dua kelompok siswa dengan latar belakang berbeda: santri yang tinggal di pondok pesantren dan siswa reguler yang tinggal di rumah. Perbedaan latar belakang ini sering memunculkan jarak dalam interaksi sosial, namun tidak berlaku saat kegiatan keagamaan di bawah koordinasi guru PAI berlangsung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam meningkatkan kedisiplinan shalat Dzuhur berjamaah, serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambatnya. Dengan kata lain, penelitian ini ingin mengungkap strategi guru PAI dalam menyatukan siswa dari latar belakang berbeda melalui ibadah berjamaah, sekaligus menumbuhkan komitmen disiplin.

Penelitian ini menggunakan pendekatan field research dengan metode deskriptif naratif. Data diperoleh dari sumber primer melalui observasi dan wawancara, serta sumber sekunder berupa dokumen pendukung.

Lima Peran Kunci Guru PAI
Dari hasil penelitian, Junaidi menemukan bahwa guru PAI di SMP Muhammadiyah 1 Sawangan memainkan lima peran utama dalam menegakkan kedisiplinan shalat berjamaah:

  1. Sebagai Pengajar – Guru PAI menyampaikan materi tentang pentingnya shalat berjamaah, hukum-hukumnya, serta keutamaan yang akan didapat. Pembelajaran ini bukan hanya teoritis, tetapi juga dikaitkan langsung dengan praktik keseharian siswa.
  2. Sebagai Pembimbing – Guru mendampingi siswa mulai dari persiapan wudhu hingga pelaksanaan shalat. Pembimbingan ini memastikan siswa menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariat.
  3. Sebagai Pengawas – Guru memantau kehadiran dan ketertiban siswa selama shalat berjamaah. Pengawasan dilakukan secara konsisten untuk mencegah siswa absen tanpa alasan.
  4. Sebagai Teladan – Guru PAI memberi contoh langsung dengan selalu hadir tepat waktu dan menjalankan shalat dengan khusyuk. Keteladanan ini menumbuhkan rasa segan sekaligus memotivasi siswa untuk mengikuti perilaku positif.
  5. Sebagai Motivator – Guru memberikan dorongan dan nasihat agar siswa memahami nilai spiritual dan sosial dari shalat berjamaah, sehingga kedisiplinan lahir dari kesadaran, bukan paksaan.

Faktor Pendukung
Tiga hal utama yang mendukung keberhasilan guru PAI adalah:

  • Fasilitas memadai seperti masjid dan perlengkapan shalat.

  • Kerjasama antar tenaga pendidik yang solid dalam mengoordinasikan jadwal dan pengawasan.

  • Kesadaran tinggi siswa santri terhadap pentingnya shalat berjamaah, yang menjadi teladan bagi siswa lainnya.

Faktor Penghambat
Namun, guru PAI juga menghadapi sejumlah hambatan, di antaranya:

  • Rendahnya kesadaran sebagian siswa non-pondok dalam menjaga kedisiplinan ibadah.

  • Kondisi fisik siswa yang terkadang lelah setelah kegiatan padat.

  • Keterbatasan fasilitas seperti jumlah kran air wudhu yang sedikit.

  • Pengaruh teman sebaya yang kadang memicu sikap abai terhadap kegiatan berjamaah.


Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru PAI sangat signifikan dalam membentuk kedisiplinan shalat berjamaah di sekolah. Melalui peran ganda sebagai pengajar, pembimbing, pengawas, teladan, dan motivator, guru mampu membangun kebiasaan positif yang memadukan nilai religius dengan kedisiplinan. Meski menghadapi tantangan, strategi yang tepat dan dukungan lingkungan sekolah dapat mengoptimalkan hasil.

Bagi dunia pendidikan, temuan ini menjadi pengingat bahwa pembiasaan ibadah berjamaah di sekolah bukan sekadar rutinitas ritual, tetapi sarana efektif membentuk karakter disiplin dan kebersamaan siswa. Guru PAI, dengan posisinya yang strategis, menjadi ujung tombak dalam misi ini.

Dengan implementasi yang konsisten, nilai-nilai disiplin yang dibentuk di sekolah diharapkan terbawa hingga ke luar lingkungan pendidikan, sehingga siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang beriman, bertanggung jawab, dan mampu mengatur waktu dengan baik – kualitas yang sangat dibutuhkan untuk membangun generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut