Menekan Laju Korosi Radiator: Peneliti Temukan Formula Efektif dengan Natrium Kromat
13 August 2025

mimin

Magelang, 13 Agustus 2025 – Radiator, komponen vital pada sistem pendinginan mesin kendaraan, selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga suhu mesin tetap stabil. Namun, di balik fungsinya yang krusial, radiator rentan mengalami kerusakan akibat korosi—proses kimia yang secara perlahan menggerogoti material logam. Korosi tak hanya mengurangi masa pakai radiator, tetapi juga berisiko memicu kebocoran cairan pendingin yang berujung pada overheating mesin.

Dua mahasiswa Program Studi D3 Mesin Otomotif Universitas Muhammadiyah Magelang, Muhammad Alwi Mujab dan Andri Herlambang, melakukan penelitian intensif untuk mencari cara efektif menekan laju korosi pada radiator berbahan aluminium. Mereka menitikberatkan riset pada penggunaan natrium kromat sebagai inhibitor—zat kimia yang mampu menghambat reaksi korosi—dengan harapan memperpanjang umur komponen dan menekan biaya perawatan.

Ancaman Korosi dan Dampak Ekonominya
Menurut laporan NACE International (2016), kerugian global akibat korosi mencapai 2,5 triliun dolar AS per tahun, atau setara 3,4% PDB dunia. Kerugian ini dapat ditekan 15–35% jika metode pengendalian korosi diterapkan secara tepat. Dalam dunia otomotif, korosi radiator kerap dipicu oleh kandungan ion klorida tinggi dan pewarna pada cairan pendingin, yang bereaksi dengan aluminium pada kisi-kisi radiator.

Selama ini, beberapa metode digunakan untuk menghambat korosi, mulai dari pelapisan permukaan hingga proteksi katodik. Namun, penggunaan inhibitor dinilai sebagai solusi yang relatif murah, mudah diterapkan, dan efektif. Natrium kromat, salah satu inhibitor anorganik, dikenal memiliki kemampuan membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam, sehingga menghalangi reaksi elektrokimia penyebab korosi.

Metode Uji yang Ketat
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan spesimen aluminium 6061 tanpa inhibitor dan yang diberi natrium kromat dalam konsentrasi 0,3%, 0,5%, dan 0,7%. Uji dilakukan pada dua jenis media: aquades dan water coolant (20% ethylene glycol dan aditif anti-korosi).

Pengujian laju korosi dilakukan menggunakan metode polarisasi potensiodinamik dengan alat potentiostat CS350M. Selain itu, dilakukan pula uji foto mikro menggunakan mikroskop digital untuk mengidentifikasi jenis korosi yang terjadi.Hasil pengujian menunjukkan, pada media aquades tanpa inhibitor, laju korosi aluminium mencapai 0,672 mmpy (milimeter per tahun). Sementara di media water coolant tanpa inhibitor, nilainya lebih rendah, yakni 0,1049 mmpy.

Performa terbaik diperoleh pada spesimen dengan penambahan natrium kromat 0,7%. Pada konsentrasi ini, laju korosi di aquades turun drastis menjadi 0,0857 mmpy, dan di water coolant merosot hingga hanya 0,0172 mmpy. Artinya, penambahan natrium kromat 0,7% mampu menekan laju korosi hingga lebih dari 87% dibanding kondisi tanpa inhibitor.

Uji foto mikro juga mengungkap bahwa jenis korosi yang terjadi adalah korosi sumuran (pitting corrosion), yakni kerusakan lokal berbentuk lubang-lubang kecil pada permukaan logam yang berpotensi berkembang menjadi kebocoran jika tidak ditangani.

Manfaat Nyata bagi Industri Otomotif
Temuan ini membawa dampak positif yang signifikan. Dengan pengendalian korosi yang optimal, radiator dapat bertahan lebih lama, mengurangi frekuensi perawatan dan penggantian. Hal ini berarti efisiensi biaya operasional kendaraan meningkat, downtime mesin berkurang, dan risiko kerusakan mendadak bisa diminimalkan.

Lebih jauh, penelitian ini membuka peluang penerapan natrium kromat dalam skala industri, khususnya untuk kendaraan yang beroperasi di lingkungan ekstrem, seperti area bersuhu tinggi atau dengan kelembaban tinggi yang mempercepat korosi. Meski demikian, perlu diingat bahwa natrium kromat bersifat toksik sehingga penggunaannya harus memperhatikan aspek keamanan dan lingkungan.

Langkah ke Depan
Para peneliti menyarankan agar industri otomotif mempertimbangkan penggunaan natrium kromat dalam formula cairan pendingin, dengan dosis yang telah teruji aman dan efektif. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk mengkaji pengaruh jangka panjang penggunaan inhibitor ini terhadap komponen lain dalam sistem pendingin, serta mengeksplorasi alternatif inhibitor ramah lingkungan dengan efektivitas setara.

Penelitian yang dilakukan di bengkel Fakultas Teknik Otomotif UMMagelang ini membuktikan bahwa kombinasi pendekatan ilmiah, pengujian terukur, dan fokus pada aplikasi praktis dapat menghasilkan solusi nyata bagi masalah teknis yang selama ini dianggap sulit diatasi.

Dengan hasil ini, Muhammad Alwi Mujab dan Andri Herlambang telah memberikan kontribusi berharga, bukan hanya bagi dunia akademik, tetapi juga bagi industri otomotif yang selalu mencari cara untuk meningkatkan keandalan dan daya tahan produknya. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut