Closed Suction Terbukti Efektif Tekan Risiko Pneumonia pada Pasien ICU RSUD Tidar Magelang
14 August 2025

mimin

Magelang – Pneumonia yang timbul akibat penggunaan ventilator, atau dikenal dengan istilah Ventilator Associated Pneumonia (VAP), masih menjadi ancaman serius di ruang perawatan intensif. Penyakit ini muncul setelah pasien menggunakan ventilasi mekanik lebih dari 48 jam dan menjadi salah satu infeksi nosokomial yang paling sering terjadi di unit perawatan intensif. VAP dapat memperburuk kondisi pasien, memperpanjang masa rawat, hingga meningkatkan risiko kematian.

Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Muhammadiyah Magelang mencoba mencari jawaban dari pertanyaan penting: apakah metode closed suction dapat membantu menekan angka kejadian VAP? Penelitian ini dilakukan oleh Marsiyah, mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan, di ruang ICU RSUD Tidar Magelang pada April–Mei 2024.

Data RSUD Tidar menunjukkan, sepanjang Januari–Desember 2023 terdapat 637 pasien dirawat di ICU, dan 124 di antaranya menggunakan ventilator mekanik invasif. Meski angka ini cukup besar, monitoring kejadian VAP belum dilakukan secara optimal. Padahal, tindakan pencegahan menjadi kunci untuk mengurangi komplikasi yang mematikan ini.

Salah satu metode pencegahan mekanis yang banyak dibicarakan adalah closed suction. Berbeda dengan open suction yang mengharuskan pelepasan sambungan ventilator saat penyedotan lendir, closed suction memungkinkan penghisapan dilakukan tanpa melepas sambungan tersebut. Hasilnya, aliran oksigen tetap stabil dan risiko infeksi bisa ditekan.

Marsiyah pun mengangkat penelitian berjudul “Hubungan Penggunaan Closed Suction Terhadap Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang ICU RSUD Tidar Magelang”. Tujuan utamanya jelas: menganalisis apakah penggunaan closed suction benar-benar berhubungan dengan rendahnya angka kejadian VAP.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan observasional analitik. Semua pasien yang menjadi subjek penelitian – berjumlah 20 orang – diambil dengan teknik total sampling. Mereka adalah pasien ICU yang menggunakan ventilator mekanik invasif, baik dengan maupun tanpa closed suction, dan dirawat lebih dari 48 jam.

Penilaian kejadian VAP dilakukan dengan Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) pada hari ketiga perawatan. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 95%.

Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara penggunaan closed suction dan kejadian VAP. Nilai p yang diperoleh adalah 0,016 (di bawah ambang 0,05), menandakan bahwa temuan ini secara statistik dapat dipercaya.

Lebih mencengangkan lagi, hasil Risk Prevalence (RP) menunjukkan angka 18. Artinya, pasien yang tidak menggunakan closed suction memiliki risiko 18 kali lebih besar untuk mengalami VAP dibandingkan mereka yang menggunakan metode ini. Interval kepercayaan 95% berada pada rentang 2,679 hingga 120,918, yang semakin memperkuat keyakinan akan hasil tersebut.

Dengan kata lain, closed suction bukan hanya sekadar prosedur teknis, tetapi sebuah langkah strategis untuk menyelamatkan nyawa pasien di ICU.

Temuan ini memberikan pesan kuat bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat di ICU, bahwa penerapan closed suction dapat menjadi salah satu upaya efektif untuk mengurangi komplikasi pada pasien dengan ventilator mekanik. Selain menjaga suplai oksigen tetap stabil selama prosedur, metode ini juga menurunkan risiko kontaminasi silang, mengurangi potensi hipoksia, serta meminimalkan trauma saluran pernapasan.

Bagi manajemen rumah sakit, hasil penelitian ini bisa menjadi dasar untuk menyusun standar operasional prosedur (SOP) baru atau memperkuat kebijakan yang sudah ada. Investasi pada pelatihan tenaga kesehatan dan ketersediaan perangkat closed suction dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik dari sisi keselamatan pasien maupun efisiensi biaya perawatan.

Marsiyah menyimpulkan, ada hubungan nyata antara penggunaan closed suction dan rendahnya angka kejadian VAP di ICU RSUD Tidar Magelang. Pasien yang tidak menggunakan closed suction sangat rentan terkena VAP, dengan risiko hingga 18 kali lipat.

Penelitian ini menambah bukti ilmiah bahwa inovasi sederhana dalam prosedur medis dapat membawa perubahan signifikan dalam keselamatan pasien. Ke depan, peneliti berharap hasil temuannya bisa menjadi referensi bagi penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar dan waktu pengamatan yang lebih panjang.

Di tengah tantangan tingginya angka infeksi nosokomial, terutama pada pasien kritis, closed suction mungkin menjadi salah satu jawaban yang kita butuhkan. Karena di dunia perawatan intensif, setiap detik berharga, dan setiap tindakan pencegahan bisa menjadi pembeda antara kesembuhan dan kehilangan. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.