Magelang, 21 Agustus 2025 – Isu lingkungan kian hari kian mengemuka, menuntut perusahaan untuk tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada keberlanjutan. Sebuah penelitian terbaru dari Afla Azzahra Putri mencoba menjawab pertanyaan penting: sejauh mana penerapan green accounting mampu meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan, dan faktor apa saja yang bisa memperkuat atau justru memperlemah peran tersebut.
Penelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa kerusakan lingkungan akibat aktivitas bisnis sering kali tidak tercermin dalam laporan keuangan konvensional. Green accounting hadir sebagai pendekatan baru yang menginternalisasi biaya lingkungan, sehingga perusahaan dapat lebih transparan dan bertanggung jawab terhadap dampak ekologis yang mereka timbulkan.
Tujuan utama penelitian ini adalah menguji pengaruh green accounting terhadap kinerja lingkungan, serta meneliti peran media disclosure, slack resources, dan corporate social responsibility (CSR) sebagai variabel yang turut memengaruhi hubungan tersebut. Dengan kata lain, penelitian ini berusaha memahami apakah keterbukaan informasi di media, ketersediaan sumber daya yang longgar, serta tanggung jawab sosial perusahaan mampu memperkuat dampak positif green accounting terhadap kinerja lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik. Pertama, green accounting terbukti memiliki pengaruh positif terhadap kinerja lingkungan perusahaan. Artinya, semakin serius perusahaan mengintegrasikan aspek lingkungan dalam akuntansi mereka, semakin baik pula kinerja lingkungan yang dicapai. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan akuntansi ramah lingkungan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak bagi dunia usaha.
Kedua, penelitian ini menemukan bahwa media disclosure memperkuat hubungan antara green accounting dan kinerja lingkungan. Perusahaan yang terbuka dalam menyampaikan informasi lingkungan melalui media, baik laporan resmi maupun pemberitaan, cenderung mendapatkan dorongan tambahan untuk terus meningkatkan kinerja mereka. Publisitas yang baik memberi tekanan sekaligus apresiasi, sehingga perusahaan terdorong untuk lebih konsisten dalam praktik ramah lingkungan.
Selain itu, faktor slack resources juga terbukti signifikan. Perusahaan dengan sumber daya berlebih, baik berupa modal, tenaga ahli, maupun infrastruktur, lebih mampu mengimplementasikan green accounting secara optimal. Ketersediaan cadangan sumber daya memberi ruang bagi perusahaan untuk berinovasi dan berinvestasi dalam program lingkungan yang berkelanjutan.
Tak kalah penting, penelitian ini menegaskan bahwa CSR berperan besar dalam memperkuat pengaruh green accounting terhadap kinerja lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan yang terencana dengan baik, terutama di bidang lingkungan, mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. CSR menjadi sarana nyata bagi perusahaan untuk mewujudkan komitmen mereka terhadap kelestarian alam.
Menariknya, hasil penelitian ini juga memberikan implikasi praktis. Bagi dunia usaha, temuan ini menjadi alarm sekaligus peluang. Alarm karena menunjukkan bahwa perusahaan yang mengabaikan green accounting berisiko tertinggal, baik secara reputasi maupun performa lingkungan. Namun sekaligus peluang, karena dengan mengintegrasikan green accounting, membuka diri melalui media disclosure, memanfaatkan slack resources, dan memperkuat CSR, perusahaan bisa meraih posisi strategis dalam era bisnis berkelanjutan.
Dari sisi akademis, penelitian ini memperkaya literatur mengenai green accounting dan kinerja lingkungan di Indonesia. Dengan kondisi lingkungan yang kian kritis, hasil penelitian ini mendorong peneliti lain untuk terus mengeksplorasi strategi pengelolaan lingkungan berbasis akuntansi yang lebih aplikatif.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pesan penting: keberlanjutan bukan hanya soal pilihan, melainkan keharusan. Green accounting, ketika dipadukan dengan keterbukaan informasi, ketersediaan sumber daya, dan komitmen CSR, mampu menjadi pilar kuat dalam membangun kinerja lingkungan yang lebih baik. Dunia usaha tidak lagi bisa menutup mata; langkah nyata harus segera dilakukan, demi keberlangsungan generasi mendatang. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA