Magelang, 22 Agustus 2025 – Dunia pendidikan tinggi seringkali dipenuhi tekanan, terutama bagi mahasiswa yang tengah menyelesaikan skripsi. Tidak hanya tuntutan akademik, mahasiswa juga harus menghadapi tekanan psikologis berupa kecemasan yang bisa memengaruhi konsentrasi dan hasil belajar. Fenomena inilah yang mendorong seorang peneliti dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Nungki Dian, untuk mengkaji secara mendalam hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan mahasiswa saat menghadapi penyusunan tugas akhir.
Penelitian yang dilakukan Nungki Dian ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan angkatan 2018 di Universitas Muhammadiyah Magelang. Latar belakang penelitian ini cukup jelas: mahasiswa sering mengalami beban psikologis tinggi ketika menghadapi skripsi, mulai dari rasa takut tidak mampu menyelesaikan, khawatir dengan hasil, hingga tekanan waktu. Kondisi ini, jika tidak mendapat dukungan yang tepat, berpotensi mengganggu kesehatan mental dan fisik mahasiswa.
Dalam penelitiannya, Nungki menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 71 mahasiswa keperawatan. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner tentang dukungan keluarga serta tingkat kecemasan, yang kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan temuan menarik sekaligus menegaskan pentingnya peran keluarga. Dari 71 mahasiswa, sebanyak 40,8 persen mengaku mendapat dukungan keluarga yang tinggi, sementara 46,5 persen lainnya merasa dukungan yang diberikan masih dalam kategori sedang. Hanya 12,7 persen mahasiswa yang menilai dukungan keluarga rendah.
Jika dilihat dari sisi kecemasan, mayoritas mahasiswa berada pada kategori kecemasan sedang (49,3 persen), sedangkan 31 persen mengalami kecemasan ringan, dan sisanya 19,7 persen menghadapi kecemasan berat. Yang mengejutkan, terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan mahasiswa, dengan nilai p-value 0,004. Artinya, semakin tinggi dukungan keluarga yang diterima, semakin rendah tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir.
Penelitian ini menyiratkan pesan penting: dukungan keluarga bukan hanya sebatas memberikan fasilitas atau bantuan materi, melainkan juga mencakup perhatian emosional, motivasi, dan pemahaman terhadap kondisi anak yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi. Kehangatan, komunikasi, serta dorongan positif dari keluarga terbukti mampu menjadi penopang kuat untuk menekan rasa cemas yang dialami mahasiswa.
Nungki dalam laporannya menegaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka mata banyak pihak, khususnya keluarga mahasiswa, untuk lebih aktif memberikan dukungan moral. Universitas juga diharapkan berperan dalam menyediakan layanan konseling atau pendampingan psikologis, agar mahasiswa memiliki lingkungan akademik yang sehat secara mental.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di dunia pendidikan, penelitian ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan mahasiswa tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik, tetapi juga oleh lingkungan sosial terdekat yang memberi rasa aman dan nyaman. Dukungan keluarga menjadi pondasi utama agar mahasiswa dapat menghadapi tantangan akademik dengan lebih tenang, percaya diri, dan penuh semangat. (ed. Sulistya NG)
sumber: repositori UNIMMA