Magelang, 27 Agustus 2025 – Tren bersepeda sempat menjamur di tengah masyarakat, terutama sejak pandemi melanda. Sepeda bukan lagi sekadar sarana transportasi, melainkan juga bagian dari gaya hidup. Namun, apa sebenarnya yang mendorong konsumen memutuskan membeli sebuah sepeda? Pertanyaan ini dijawab oleh Dhandy Rahmat Hidayatul Salsa, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, melalui penelitian berjudul “Pengaruh Lifestyle, Word of Mouth, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi Empiris pada Pengguna Sepeda Dewasa di Temanggung)”.
Latar Belakang
Dalam dunia pemasaran modern, memahami perilaku konsumen adalah kunci memenangkan persaingan. Industri sepeda, yang terus berkembang pesat, tidak hanya menawarkan fungsi praktis, tetapi juga nilai tambah berupa citra dan tren. Meski begitu, konsumen dewasa di daerah seperti Temanggung memiliki cara pandang berbeda dalam menentukan pilihan.
Menurut Dhandy, keputusan pembelian mereka tidak hanya bergantung pada iklan atau tren gaya hidup, melainkan juga pada faktor-faktor lain seperti rekomendasi orang sekitar (word of mouth) dan pertimbangan harga. Hal ini mendorongnya untuk meneliti lebih jauh faktor apa yang paling berpengaruh dalam proses pembelian sepeda di Temanggung.
Tujuan Penelitian
Dalam kajiannya, Dhandy memiliki beberapa tujuan penting, antara lain:
-
Menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian sepeda dewasa.
-
Mengukur seberapa besar peran word of mouth dalam mendorong konsumen memutuskan membeli.
-
Mengetahui dampak harga sebagai faktor penentu keputusan pembelian.
Dengan tujuan tersebut, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi akademis, tetapi juga praktis bagi pelaku usaha sepeda yang ingin memahami karakteristik konsumen lokal.
Metodologi
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Dhandy menyebarkan kuesioner kepada 100 responden pengguna sepeda dewasa di Temanggung, menggunakan metode purposive sampling. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan regresi linier berganda menggunakan program SPSS 26.0.
Variabel yang diuji meliputi:
-
Lifestyle (X1): mencerminkan pola hidup konsumen yang berkaitan dengan bersepeda.
-
Word of Mouth (X2): pengaruh informasi, pengalaman, atau rekomendasi dari orang lain.
-
Harga (X3): keterjangkauan dan kesesuaian antara biaya dengan kualitas produk.
Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y).
Hasil Penelitian
Temuan Dhandy menghadirkan hasil yang cukup mengejutkan.
-
Gaya hidup ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda. Artinya, meskipun tren bersepeda identik dengan gaya hidup sehat atau hobi populer, hal itu tidak serta-merta membuat konsumen dewasa di Temanggung membeli sepeda baru.
-
Word of mouth terbukti berpengaruh signifikan. Rekomendasi dari teman, keluarga, atau komunitas sepeda menjadi faktor kunci. Pengalaman nyata yang diceritakan orang lain jauh lebih dipercaya dibanding promosi perusahaan.
-
Harga juga berpengaruh signifikan. Konsumen sangat memperhatikan nilai ekonomis sepeda. Produk dengan harga yang sesuai kualitas dianggap lebih menarik dan meyakinkan.
Dengan kata lain, keputusan membeli sepeda di Temanggung lebih banyak ditentukan oleh percakapan antar konsumen dan pertimbangan harga, bukan sekadar mengikuti tren gaya hidup.
Simpulan dan Rekomendasi
Dari penelitiannya, Dhandy Rahmat Hidayatul Salsa menyimpulkan bahwa strategi pemasaran yang paling tepat untuk menarik konsumen sepeda adalah mengutamakan kualitas produk dan memanfaatkan kekuatan word of mouth. Kepercayaan konsumen harus dijaga, karena pengalaman positif akan mendorong konsumen lama merekomendasikan kepada calon pembeli baru.
Selain itu, aspek harga tidak boleh diabaikan. Produsen dan penjual sepeda perlu menetapkan harga yang kompetitif sesuai dengan mutu produk. Harga yang sepadan dengan kualitas akan menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Penutup
Penelitian ini memberikan pesan penting: konsumen sepeda di Temanggung memilih dengan cara rasional. Mereka lebih percaya pada testimoni sesama pengguna dan kesesuaian harga dibanding sekadar mengikuti tren.
Melalui risetnya, Dhandy Rahmat berhasil membongkar rahasia di balik keputusan pembelian sepeda: bukan gaya hidup, melainkan suara konsumen dan nilai ekonomis produklah yang lebih menentukan. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA