Magelang, 28 Agustus 2025 – Kecemasan adalah hal yang hampir tidak terhindarkan bagi perempuan yang bersiap menjalani operasi Sectio Caesarea (SC) atau yang lebih dikenal dengan operasi caesar. Rasa takut akan prosedur pembedahan, kekhawatiran terhadap kondisi bayi, serta ancaman nyeri pasca operasi sering kali menghantui calon ibu menjelang tindakan tersebut. Dari kecemasan ringan hingga yang lebih berat, dampaknya dapat memengaruhi kondisi fisik dan psikologis pasien, bahkan berisiko memperpanjang masa pemulihan.
Fenomena inilah yang menarik perhatian Riski Ardika Septiana, mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam karya ilmiah berjudul “Pengaruh Hipnotis Lima Jari untuk Menurunkan Kecemasan pada Ibu Pre Sectio Caesarea: Literature Review”, ia menyoroti sebuah teknik sederhana namun sarat manfaat: hipnotis lima jari.
Riski menekankan bahwa kecemasan preoperasi adalah masalah serius yang kerap diabaikan. Tidak sedikit ibu hamil yang mengalami gangguan tidur, jantung berdebar, otot tegang, hingga pikiran negatif berlebih ketika menunggu giliran masuk ruang operasi. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan kebutuhan obat pereda nyeri, memperlama rawat inap, bahkan memicu depresi pascapersalinan.
Tujuan penelitiannya jelas: menganalisis secara sistematis pengaruh hipnotis lima jari dalam menurunkan kecemasan pada ibu pre-SC. Dengan metode literature review, Riski ingin menegaskan apakah teknik ini benar-benar dapat dijadikan alternatif intervensi nonfarmakologis yang efektif.
Dalam pencariannya, Riski menggunakan database Google Scholar dengan kata kunci “hipnotis lima jari” dan “pre sectio caesarea”. Dari total 243 artikel yang ditemukan, dilakukan penyaringan ketat berdasarkan kriteria inklusi: artikel berbahasa Indonesia, teks lengkap, terbit antara 2019–2023, serta melibatkan ibu pre-SC sebagai sampel. Setelah proses seleksi, hanya empat artikel yang layak ditelaah lebih lanjut.
Keempat artikel tersebut kemudian dianalisis menggunakan pendekatan critical appraisal untuk menilai kualitas metodologi. Instrumen pengukuran kecemasan yang digunakan bervariasi, mulai dari VAS (Visual Analog Scale), HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale), hingga Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).
Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian terdahulu adalah ibu berusia 20–39 tahun. Cara pemberian hipnotis lima jari umumnya dilakukan dengan instruksi relaksasi sederhana: mengatur pernapasan, memusatkan konsentrasi, lalu membayangkan pengalaman menyenangkan sembari menyatukan ibu jari dengan jari lain secara bergantian.
Keempat artikel yang direview secara konsisten memperlihatkan penurunan signifikan pada tingkat kecemasan setelah intervensi. Pada satu penelitian, misalnya, responden yang awalnya berada pada kategori cemas sedang berubah menjadi cemas ringan atau bahkan tidak cemas setelah menjalani sesi hipnotis lima jari selama beberapa menit. Analisis statistik memperkuat hasil tersebut dengan nilai p < 0,05, yang menandakan adanya pengaruh nyata dari terapi.
Riski Ardika Septiana menyimpulkan bahwa hipnotis lima jari terbukti efektif untuk menurunkan kecemasan ibu menjelang operasi caesar. Dengan modal sederhana, tanpa obat-obatan, teknik ini mampu memberikan efek relaksasi, menenangkan pikiran, dan meminimalkan ketegangan otot.
Lebih jauh, penelitian ini memberi manfaat ganda. Bagi dunia pendidikan, hasilnya dapat dijadikan referensi tambahan dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya bidang maternal. Bagi praktisi kesehatan, teknik ini bisa menjadi alternatif intervensi keperawatan nonfarmakologis yang murah, mudah, dan bisa diterapkan di berbagai fasilitas kesehatan. Adapun bagi masyarakat, terutama ibu hamil dan keluarganya, penelitian ini memberikan wawasan baru bahwa kecemasan menjelang persalinan dapat dikelola dengan cara yang aman dan sederhana.
Riski menegaskan bahwa perhatian terhadap aspek psikologis pasien sama pentingnya dengan penanganan medis. Hipnotis lima jari hadir sebagai salah satu solusi praktis yang tidak hanya meningkatkan rasa tenang, tetapi juga memberi dampak positif pada proses persalinan secara keseluruhan.
Dalam dunia yang semakin menuntut pendekatan holistik pada kesehatan, temuan ini mengingatkan kita bahwa sentuhan sederhana—seperti menggerakkan jari dengan penuh makna—dapat memberikan perubahan besar pada pengalaman seorang ibu melahirkan. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA