Magelang, 28 Agustus 2025 – Di balik kokohnya paving block yang kerap kita pijak di jalan, tersimpan cerita kerja keras para pekerja industri kecil. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa aktivitas tersebut menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan dan keselamatan. Hal inilah yang mendorong Kholifatkhur Arrosyid Al Asy’ari, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk meneliti lebih jauh persoalan ini.
Dalam skripsinya berjudul “Analisis Potensi Bahaya dan Risiko pada Pekerja di Industri Paving Sinar Hadi Muntilan”, Kholifatkhur menyoroti secara khusus proses produksi paving di sebuah industri rumahan yang berlokasi di Muntilan, Jawa Tengah. Dengan kapasitas produksi sekitar 1.200 unit per hari yang dikerjakan hanya oleh enam orang pekerja, industri ini menggambarkan bagaimana kerja manual masih menjadi tulang punggung usaha kecil menengah di daerah.
Latar Belakang Penelitian
Proses pembuatan paving di Sinar Hadi dilakukan hampir seluruhnya dengan tenaga manusia. Dari pengadukan bahan baku menggunakan mixer, pencetakan dengan mesin press, pengeringan di ruang terbuka, hingga pemindahan produk ke gudang penyimpanan. Aktivitas ini, meski terlihat sederhana, ternyata menyimpan risiko. Pekerja kerap membungkuk, mengangkat beban berat, hingga terpapar debu semen setiap hari. Kondisi tersebut menimbulkan keluhan yang dirasakan pada pinggang, punggung, hingga bahu.
Berangkat dari kondisi tersebut, peneliti merumuskan tiga tujuan utama: menggambarkan lingkungan kerja di industri paving Sinar Hadi, mengidentifikasi potensi bahaya yang ada, serta memberikan rekomendasi perbaikan melalui intervensi ergonomi.
Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuannya, Kholifatkhur menggunakan tiga pendekatan. Pertama, Nordic Body Map (NBM) untuk memetakan keluhan subjektif para pekerja. Kedua, Rapid Entire Body Assessment (REBA) guna menilai postur kerja dan risiko ergonomi. Ketiga, Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tingkat bahaya di area kerja.
Pendekatan ini dipilih karena mampu memberikan gambaran menyeluruh, mulai dari apa yang dirasakan pekerja hingga analisis ilmiah mengenai risiko pekerjaan yang dilakukan.
Hasil Temuan
Hasil penelitian menunjukkan angka yang cukup mencolok. Melalui metode NBM, ditemukan bahwa bagian tubuh paling sering dikeluhkan adalah pinggang dengan tingkat keparahan (severity) 87 persen dan frekuensi 95 persen. Punggung juga menjadi titik rawan dengan severity 75 persen dan frekuensi 95 persen, sementara pinggul mencatat angka severity 87 persen dan frekuensi 87 persen. Bahu kiri dan kanan pun tak luput, dengan severity 58 persen dan frekuensi 83 persen.
Analisis REBA memperlihatkan adanya tiga aktivitas yang masuk kategori risiko tinggi, yakni saat memasukkan bahan baku ke mixer, memindahkan paving ke tempat pengeringan, serta membawa paving kering ke gudang. Sementara satu aktivitas, yaitu memindahkan adonan ke cetakan, masuk kategori risiko sedang. Hanya aktivitas pencetakan yang tercatat memiliki risiko rendah sehingga tidak memerlukan perbaikan mendesak.
Dari sisi HIRADC, ditemukan 4 aktivitas dengan tingkat risiko tinggi, 4 aktivitas dengan risiko sedang, serta 3 aktivitas dengan risiko rendah. Artinya, sebagian besar pekerjaan di industri paving ini berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan maupun kecelakaan kerja jika tidak segera dilakukan perbaikan.
Rekomendasi Peneliti
Berdasarkan hasil analisis, Kholifatkhur menekankan pentingnya intervensi ergonomi. Beberapa langkah yang disarankan antara lain penyediaan alat bantu angkat untuk mengurangi beban fisik, rotasi kerja untuk menghindari kelelahan pada bagian tubuh tertentu, serta pelatihan postur kerja yang aman. Selain itu, tata letak area kerja juga perlu ditinjau ulang agar lebih mendukung kenyamanan pekerja.
Penutup
Penelitian ini menyimpulkan bahwa industri paving Sinar Hadi Muntilan perlu segera melakukan perbaikan dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Tanpa intervensi, risiko yang ada dapat berkembang menjadi masalah serius bagi pekerja, baik berupa gangguan muskuloskeletal jangka panjang maupun kecelakaan kerja.
Lebih jauh, temuan Kholifatkhur Arrosyid Al Asy’ari ini menjadi cermin bagi industri serupa di berbagai daerah. Penerapan prinsip ergonomi bukan lagi sekadar pilihan, tetapi kebutuhan. Dengan memastikan pekerja bekerja secara aman dan sehat, industri paving tak hanya menjaga keberlangsungan usahanya, melainkan juga memberikan penghargaan atas tenaga manusia yang menopang proses produksinya. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA