Magelang, 28 Agustus 2025 – Di tengah persaingan antar lembaga pendidikan yang semakin ketat, peran kepala sekolah kembali menjadi sorotan. Bukan hanya sebagai pengelola administrasi, kepala sekolah dituntut untuk mampu merancang strategi jitu agar sekolah tetap diminati masyarakat. Hal inilah yang menjadi perhatian Sanjaya Hadi Saputra, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Magelang, dalam penelitiannya berjudul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Minat Peserta Didik Baru di MI Muhammadiyah Sudimoro” (2024).
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sudimoro terletak di Desa Banaran, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Lokasinya yang berada di lereng Merapi membuat sekolah ini kurang strategis dibanding lembaga pendidikan lain di perkotaan. Kondisi tersebut turut memengaruhi jumlah pendaftar baru yang setiap tahun cenderung menurun. Sanjaya mencatat, jika situasi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin sekolah swasta berbasis Islam ini kehilangan daya tarik di mata masyarakat.
Berangkat dari keprihatinan itu, penelitian ini mencoba mengurai strategi yang diterapkan kepala sekolah dalam menarik minat siswa baru, sekaligus menyingkap faktor pendukung dan penghambat yang ada di lapangan.
Penelitian Sanjaya memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan kepala sekolah MI Muhammadiyah Sudimoro dalam meningkatkan minat peserta didik baru. Kedua, untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung maupun menghambat penerapan strategi tersebut.
Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informasi utama adalah kepala sekolah, guru, serta masyarakat sekitar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara induktif untuk menggambarkan kondisi nyata di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah MI Muhammadiyah Sudimoro menerapkan lima strategi penting:
- Menjalin komunikasi dengan lembaga lain. Kepala sekolah aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk sekolah sekitar dan tokoh masyarakat, untuk memperluas jejaring dan memperkenalkan madrasah.
- Membentuk tim promosi. Strategi promosi dilakukan dengan cara door to door, memanfaatkan media cetak, serta menggunakan media sosial seperti Facebook dan Instagram. Hal ini menjadi langkah penting di era digital, sekaligus mendekatkan sekolah dengan orang tua calon siswa.
- Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Beragam kegiatan tambahan ditawarkan, mulai dari olahraga, seni, hingga kegiatan keagamaan. Program ini dirancang agar siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih luas sekaligus menarik minat calon peserta didik.
- Menerapkan pembiasaan harian. Tradisi seperti shalat dhuha, hafalan Al-Qur’an, dan kultum singkat setiap hari menjadi ciri khas sekolah. Rutinitas ini tidak hanya membentuk karakter religius siswa, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua yang menginginkan pendidikan berbasis nilai keislaman.
- Memberikan pelayanan fasilitas gratis. Sekolah menawarkan berbagai keringanan, mulai dari pendaftaran gratis, seragam, hingga alat tulis, sehingga meringankan beban orang tua.
Penelitian juga mengungkap faktor yang memperkuat jalannya strategi. Dukungan guru dan komite sekolah menjadi modal utama, disertai biaya pendidikan yang terjangkau, serta kepercayaan masyarakat sekitar.
Namun, sejumlah hambatan juga tak bisa dihindari. Letak geografis yang terpencil membuat akses menuju sekolah kurang mudah, sementara keterbatasan fasilitas fisik menjadi kendala dalam menghadirkan layanan pendidikan yang optimal.
Sanjaya Hadi Saputra menyimpulkan bahwa upaya kepala sekolah MI Muhammadiyah Sudimoro dalam menarik minat peserta didik baru sudah mengarah pada strategi yang tepat, meski masih menghadapi tantangan serius. Perpaduan antara promosi aktif, pembiasaan religius, penyediaan fasilitas, serta komunikasi intensif terbukti mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
Hanya saja, faktor geografis dan keterbatasan sarana masih perlu mendapat perhatian. Dukungan pemerintah, masyarakat, dan internal sekolah sangat dibutuhkan agar strategi yang dijalankan tidak hanya mampu menarik siswa baru, tetapi juga menjamin keberlangsungan pendidikan berkualitas di desa.
Penelitian ini memberi pesan kuat: keberhasilan sekolah bukan semata ditentukan lokasi atau fasilitas, melainkan kreativitas dan kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun keunggulan. MI Muhammadiyah Sudimoro menjadi contoh nyata bagaimana semangat inovasi bisa menjadi jalan keluar di tengah keterbatasan. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA