Magelang 28 Agustus 2025 – Sebuah penelitian menarik dilakukan oleh Aulia Nurul Aini, mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam, yang menyoroti pentingnya pembiasaan tadarus Al-Qur’an dalam membentuk karakter religius anak-anak. Penelitian ini berfokus di Dusun Srikuwe, sebuah wilayah pedesaan di mana kehidupan sosial masyarakat masih erat dengan nilai-nilai keagamaan.
Melalui kajian yang mendalam, Aini berusaha mengupas bagaimana aktivitas rutin membaca Al-Qur’an bersama atau tadarus dapat memengaruhi pembentukan perilaku religius pada anak-anak. Tema penelitian ini lahir dari keprihatinan akan semakin berkurangnya minat generasi muda terhadap bacaan Al-Qur’an, serta kekhawatiran bahwa lemahnya kebiasaan beragama dapat berdampak pada lunturnya akhlak dan moral generasi penerus bangsa.
Dalam penelitiannya, Aini merumuskan tujuan utama untuk mengetahui secara nyata bagaimana metode pembiasaan tadarus mampu meningkatkan kualitas religius anak-anak. Bukan sekadar melihat proses membaca ayat-ayat suci, melainkan juga menilai bagaimana aktivitas tersebut membentuk karakter disiplin, ketaatan, tanggung jawab, hingga sikap saling menghargai di kalangan anak-anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Para informan terdiri dari anak-anak Dusun Srikuwe yang aktif mengikuti kegiatan tadarus, para orang tua, serta tokoh masyarakat yang menjadi pembina kegiatan tersebut. Hasilnya menunjukkan gambaran yang cukup jelas mengenai dampak positif dari kebiasaan membaca Al-Qur’an secara bersama-sama.
Dari sisi hasil penelitian, Aini menemukan bahwa pembiasaan tadarus Al-Qur’an telah memberikan pengaruh signifikan dalam membentuk karakter religius anak-anak. Mereka menjadi lebih terbiasa melafalkan ayat-ayat suci, lebih disiplin dalam menjalankan ibadah, serta memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Aktivitas ini juga menumbuhkan rasa percaya diri, sebab anak-anak merasa lebih terampil dalam membaca Al-Qur’an dan berani tampil di depan teman-temannya.
Selain itu, kegiatan tadarus rutin ini terbukti menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai religius, seperti kejujuran, kesopanan, dan sikap rendah hati. Anak-anak Dusun Srikuwe belajar memahami bahwa membaca Al-Qur’an bukan hanya soal melafalkan huruf Arab, tetapi juga menyerap pesan moral yang terkandung di dalamnya. Nilai ini kemudian tercermin dalam keseharian mereka, baik di rumah, di sekolah, maupun dalam pergaulan sosial.
Namun demikian, penelitian ini juga mencatat adanya tantangan yang dihadapi. Beberapa faktor penghambat antara lain kesibukan orang tua yang membuat anak-anak kurang mendapat dorongan di rumah, keterbatasan fasilitas belajar seperti mushaf Al-Qur’an yang jumlahnya terbatas, serta kurangnya variasi metode pengajaran sehingga anak-anak terkadang merasa jenuh. Meski begitu, faktor pendukung seperti peran aktif tokoh agama, antusiasme masyarakat, serta dorongan dari lingkungan sekitar menjadi kekuatan utama yang menjaga keberlangsungan kegiatan tadarus ini.
Aini menyimpulkan bahwa pembiasaan tadarus Al-Qur’an dapat dijadikan model efektif dalam pendidikan karakter berbasis agama di lingkungan masyarakat. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa membangun generasi religius tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan sederhana yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.
“Jika anak-anak terbiasa dengan aktivitas positif sejak dini, maka nilai-nilai itu akan melekat dan membentuk kepribadian mereka hingga dewasa,” tulis Aini dalam laporan penelitiannya. Ia menekankan bahwa pembiasaan semacam ini layak dijadikan contoh bagi daerah lain yang ingin memperkuat pendidikan agama di tingkat keluarga dan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan di Dusun Srikuwe ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan agama bukan sekadar teori di ruang kelas. Justru praktik nyata seperti tadarus bersama inilah yang mampu mengikat anak-anak dalam kebersamaan, mendekatkan mereka pada Al-Qur’an, sekaligus menanamkan nilai religius secara konsisten.
Di tengah gempuran arus globalisasi dan modernisasi, pembiasaan membaca Al-Qur’an di Srikuwe seolah menjadi tameng moral yang melindungi anak-anak dari degradasi nilai. Dengan pola sederhana namun penuh makna, kegiatan tadarus membuktikan diri sebagai sarana pendidikan karakter yang efektif dan layak dipertahankan. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA