Magelang, 28 Agustus 2025 – Dunia usaha tak hanya ditopang oleh modal dan mesin, tetapi terutama oleh kualitas sumber daya manusia yang menggerakkan roda perusahaan. Hal inilah yang menjadi titik sorot penelitian Bagas Nursetya, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Self Efficacy dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Karyawan Platinum Apparel)”, Bagas mencoba mengurai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan di sebuah perusahaan konveksi lokal.
Latar Belakang: Persaingan UMKM dan Peran SDM
UMKM terbukti tangguh menghadapi krisis ekonomi, namun persaingan ketat menuntut pelaku usaha untuk tidak hanya mengandalkan modal, melainkan juga manajemen SDM yang tepat. Platinum Apparel, perusahaan konveksi yang berdiri di Magelang sejak 2011, menjadi objek penelitian karena mampu bertahan di tengah dinamika pasar. Bagas menilai, kinerja karyawan merupakan aset penting yang menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga penting diteliti faktor psikologis dan organisasi yang memengaruhinya.
Dua faktor utama yang dikaji adalah self efficacy—keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan pekerjaan—dan budaya organisasi, yakni nilai, norma, dan kebiasaan yang mengikat seluruh anggota perusahaan. Penelitian ini menempatkan kepuasan kerja sebagai variabel perantara yang diyakini berperan penting dalam menghubungkan keduanya dengan kinerja.
Tujuan Penelitian
Bagas merumuskan tujuan penelitiannya dengan jelas:
Menguji pengaruh self efficacy terhadap kinerja karyawan.
- Menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
- Menguji pengaruh self efficacy terhadap kepuasan kerja.
- Menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja.
- Menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
- Menguji peran kepuasan kerja dalam memediasi hubungan self efficacy dan budaya organisasi terhadap kinerja.
Metode Penelitian
Penelitian ini melibatkan 110 responden, seluruhnya karyawan Platinum Apparel yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala Likert, kemudian dianalisis melalui regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25. Model analisis juga mencakup uji langsung dan tidak langsung untuk melihat sejauh mana variabel mediasi berperan.
Hasil Penelitian: Temuan Menarik di Lapangan
Hasil penelitian Bagas mengungkapkan fakta yang menarik. Pertama, self efficacy terbukti berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, artinya semakin tinggi keyakinan seorang karyawan terhadap kemampuan dirinya, semakin besar pula rasa puas terhadap pekerjaannya. Namun, secara mengejutkan, self efficacy tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Keyakinan diri ternyata tidak otomatis membuat seseorang bekerja lebih baik, melainkan baru berdampak ketika kepuasan kerja turut hadir.
Kedua, budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja maupun kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif, nilai-nilai kebersamaan, dan aturan yang jelas terbukti mampu meningkatkan semangat sekaligus produktivitas pegawai.
Ketiga, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya cenderung lebih termotivasi, loyal, dan mampu menghasilkan performa yang lebih tinggi.
Keempat, analisis mediasi menunjukkan bahwa kepuasan kerja mampu memediasi pengaruh self efficacy dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain, meskipun self efficacy tidak berpengaruh langsung, ketika karyawan merasa puas, keyakinan diri tersebut pada akhirnya ikut mendongkrak kinerja.
Kesimpulan: Pentingnya Lingkungan Kerja dan Keyakinan Diri
Penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada modal atau strategi bisnis, melainkan juga pada faktor psikologis dan budaya kerja yang dibangun. Platinum Apparel menjadi contoh bahwa budaya organisasi yang sehat dan kepuasan kerja yang terjaga dapat menciptakan kinerja optimal.
Bagi pelaku UMKM, hasil penelitian ini memberi pelajaran penting: tingkatkan keyakinan diri karyawan, bangun budaya organisasi yang solid, dan pastikan kepuasan kerja terjaga. Ketiga hal ini menjadi fondasi utama bagi perusahaan untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan.
Seperti ditunjukkan Bagas, kinerja karyawan adalah cermin dari sinergi antara kepercayaan diri individu dan budaya kolektif perusahaan. Tanpa keduanya, sulit membayangkan sebuah usaha bisa melaju dan berkembang di tengah gelombang kompetisi yang kian deras.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA