Edukasi Penyimpanan dan Pembuangan Obat Masih Minim, Studi Ungkap Kesadaran Masyarakat Perum Puri Tuk Songo
28 August 2025

fatika

Magelang, 28 Agustus 2025 – Sebuah penelitian menarik datang dari Yana Margaretha Pangestu yang mengangkat tema “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyimpanan dan Pembuangan Obat di Perum Puri Tuk Songo Kota Magelang”. Studi ini menyoroti isu yang kerap luput dari perhatian: bagaimana masyarakat memperlakukan obat yang mereka simpan dan buang setelah tidak digunakan lagi.

Dalam kehidupan sehari-hari, obat merupakan kebutuhan penting, baik sebagai terapi penyakit maupun sekadar stok darurat di rumah. Namun, persoalan muncul ketika kesadaran masyarakat terkait cara penyimpanan yang benar serta tata cara pembuangan obat masih rendah. Alih-alih bermanfaat, obat yang disimpan atau dibuang sembarangan dapat menimbulkan risiko, mulai dari penurunan efektivitas hingga bahaya lingkungan.

Penelitian Yana bertujuan menggambarkan sejauh mana pengetahuan warga mengenai penyimpanan dan pembuangan obat di rumah tangga. Dengan memilih lokasi penelitian di Perumahan Puri Tuk Songo, Kota Magelang, penelitian ini melibatkan 85 responden melalui metode deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner, lalu dianalisis secara univariat.

Hasil penelitian cukup mencengangkan. Terkait penyimpanan obat, sebanyak 75,3% responden tergolong memiliki pengetahuan baik, 20% cukup, dan hanya 4,7% yang masih kurang memahami tata cara penyimpanan. Artinya, mayoritas warga sudah memiliki pemahaman dasar, misalnya pentingnya menyimpan obat di tempat kering, terlindung dari cahaya, serta memperhatikan tanggal kedaluwarsa. Kendati begitu, masih ada sebagian kecil masyarakat yang menyimpan obat tanpa memperhatikan kondisi tersebut, sehingga berisiko mengurangi khasiat dan keamanan obat.

Lebih memprihatinkan lagi adalah aspek pembuangan obat. Penelitian mencatat, hanya 28,2% responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai cara membuang obat yang benar. Sebanyak 42,4% tergolong cukup, sementara 29,4% masuk kategori kurang. Angka ini menunjukkan bahwa hampir separuh warga belum benar-benar paham risiko membuang obat sembarangan, seperti membuang ke saluran air, mencampur dengan sampah rumah tangga, atau bahkan membiarkannya menumpuk di rumah. Padahal, sisa obat yang beredar tanpa pengelolaan bisa menjadi sumber bahaya, baik bagi kesehatan maupun lingkungan.

Menurut Yana, temuan ini menegaskan adanya kesenjangan informasi di masyarakat. Edukasi terkait penyimpanan sudah mulai tersampaikan dengan baik, mungkin melalui media kesehatan maupun pengalaman pribadi saat berobat. Namun, edukasi mengenai pembuangan obat belum mendapat perhatian yang memadai. Akibatnya, banyak masyarakat yang membuang obat dengan cara praktis tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Lebih jauh, penelitian ini menyoroti perlunya peran aktif tenaga kesehatan, khususnya apoteker, dalam memberikan edukasi. Tidak cukup hanya memberikan resep dan aturan minum, tetapi juga menyampaikan informasi tentang cara menyimpan obat yang benar dan metode aman untuk membuang obat yang sudah tidak terpakai atau kedaluwarsa. Misalnya, dengan menyarankan warga untuk menyerahkan obat sisa ke apotek atau fasilitas kesehatan, alih-alih membuang sembarangan.

Penelitian ini juga mengandung pesan penting bagi pemerintah daerah dan pihak terkait. Sosialisasi perlu diperluas, misalnya melalui penyuluhan, kampanye kesehatan, hingga penyediaan wadah khusus untuk menampung obat sisa masyarakat. Dengan begitu, kesadaran publik bisa lebih merata, tidak hanya soal penyimpanan tetapi juga pembuangan.

Secara keseluruhan, penelitian Yana Margaretha Pangestu ini memberikan gambaran nyata tentang kondisi masyarakat urban dalam mengelola obat di tingkat rumah tangga. Tema penelitian tentang penyimpanan dan pembuangan obat bukan sekadar persoalan teknis, melainkan menyangkut aspek kesehatan, keamanan, hingga lingkungan.

Hasil penelitian menegaskan bahwa penyimpanan obat relatif sudah dipahami masyarakat (75,3% baik), namun pengetahuan tentang pembuangan obat masih rendah (hanya 28,2% baik). Fakta ini menjadi peringatan bahwa perlu ada upaya lebih sistematis untuk membangun budaya sehat dalam penggunaan obat, mulai dari penyimpanan hingga pembuangannya.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa obat bukan sekadar barang konsumsi, melainkan produk kesehatan yang harus dikelola secara bertanggung jawab. Karena pada akhirnya, kualitas kesehatan bukan hanya ditentukan oleh bagaimana obat digunakan, tetapi juga bagaimana ia diperlakukan setelah tidak lagi diminum.(ed : fatikakh)

Sumber : repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut

  • VIPBET88 menjadi situs judi bola online terpercaya yang menawarkan kenyamanan bermain via mobile serta layanan resmi untuk setiap member.
  • VIPBET88 menjadi pilihan tepat situs SBOBET88 online terpercaya dengan keamanan tinggi, layanan profesional, dan bonus eksklusif setiap hari.
  • VIPBET88 adalah link terbaru dari situs judi bola online resmi dari provider sbobet88 yang merupakan agen taruhan bola terbaik tahun 2025 memiliki ratusan pilihan game judi bola yang dapat dimainkan.
  • VIPBET88 merupakan pusat judi bola online resmi Sbobet88 dengan akses link terbaru, fitur modern, dan layanan profesional sepanjang waktu.