Magelang, 28 Agustus 2025 – Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah tidak hanya bertujuan menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian peserta didik. Hal ini menjadi fokus penelitian Siti Fatimah, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang, dalam karyanya berjudul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Karakter Religius di SMP Negeri 1 Mungkid.”
Tema Penelitian
Penelitian ini mengangkat tema strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius. Siti menekankan bahwa guru PAI bukan sekadar pengajar di ruang kelas, melainkan juga teladan sekaligus pembimbing spiritual yang memiliki peran besar dalam membentuk sikap religius siswa, baik melalui pembelajaran formal maupun kegiatan di luar kelas.
Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini:
- Mengidentifikasi strategi yang digunakan guru PAI dalam menanamkan nilai religius di SMP Negeri 1 Mungkid.
- Menganalisis faktor pendukung yang memperkuat implementasi strategi tersebut.
- Menggali hambatan yang dihadapi guru dalam proses menanamkan karakter religius pada siswa.
Tujuan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai praktik pendidikan agama di sekolah, serta menjadi masukan bagi para pendidik agar strategi yang digunakan lebih efektif dan berkelanjutan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Mungkid menerapkan berbagai strategi pembentukan karakter religius. Beberapa di antaranya adalah:
-
Keteladanan, di mana guru PAI berusaha menampilkan sikap disiplin, sopan santun, dan religius yang dapat dicontoh langsung oleh siswa.
-
Pembiasaan, misalnya dengan mengajak siswa rutin salat berjamaah, membaca doa sebelum belajar, program Jumat Berkah, hingga kegiatan keputrian.
-
Pendekatan persuasif, melalui pemberian nasihat yang disampaikan dengan cara yang komunikatif dan menyentuh hati siswa.
-
Pendampingan personal, yaitu interaksi guru dengan siswa di luar jam pelajaran untuk membimbing perilaku mereka.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa terdapat faktor pendukung yang membantu keberhasilan program, antara lain dukungan penuh dari kepala sekolah, adanya fasilitas keagamaan seperti mushala, serta kerja sama dengan guru lain dalam membangun lingkungan sekolah yang religius.
Namun, Siti juga menemukan beberapa hambatan. Keterbatasan jam pelajaran PAI menjadi tantangan utama, ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan luar sekolah yang tidak selalu sejalan dengan nilai religius yang ditanamkan. Meski begitu, guru PAI tetap berupaya memaksimalkan waktu dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
Dampak dari strategi ini cukup signifikan. Siswa menunjukkan peningkatan dalam kedisiplinan ibadah, sikap sopan santun, serta kepekaan sosial terhadap sesama.
Kesimpulan
Berdasarkan temuannya, Siti Fatimah menyimpulkan bahwa keberhasilan penanaman karakter religius sangat ditentukan oleh peran aktif guru PAI yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberikan teladan nyata. Strategi berupa keteladanan, pembiasaan, kegiatan keagamaan bersama, serta pendekatan persuasif terbukti mampu membentuk sikap religius siswa.
Meski menghadapi kendala, upaya konsisten guru PAI didukung oleh lingkungan sekolah membuat proses penanaman karakter religius berjalan efektif. Penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan agama di sekolah bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi juga sarana membentuk moral dan spiritual generasi muda. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA