Magelang, 28 Agustus 2025 – Di tengah menjamurnya coffee shop yang kini menjadi ikon gaya hidup anak muda, sebuah penelitian terbaru dari Afrilia Putri Permatasari, mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, mengungkap faktor-faktor penting yang menentukan keberlangsungan usaha di sektor ini.
Skripsi berjudul “Pengaruh Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Financial Technology, dan Modal Usaha terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM (Studi pada Usaha Coffee Shop di Magelang)” menyoroti peran empat aspek krusial dalam menopang daya tahan usaha kecil dan menengah, khususnya kafe dan coffee shop yang kini menjamur di Kota Magelang.
UMKM, Penopang Ekonomi
Afrilia menjelaskan, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Data Kemenko Perekonomian 2022 mencatat, 99 persen unit usaha di Indonesia adalah UMKM, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai lebih dari 60 persen. Coffee shop sendiri menjadi salah satu subsektor yang berkembang pesat, seiring tren konsumsi kopi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Namun, persaingan ketat antar coffee shop juga menimbulkan tantangan baru. Banyak usaha yang gagal bertahan karena lemahnya strategi pengelolaan, terbatasnya modal, hingga minimnya pemahaman finansial. Inilah yang mendorong Afrilia untuk meneliti lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi keberlangsungan usaha mereka.
Tujuan Penelitian
Melalui penelitian ini, Afrilia ingin menguji secara empiris empat faktor penting, yaitu:
- Literasi keuangan – sejauh mana pemilik coffee shop memahami dan mengelola keuangan usahanya.
- Inklusi keuangan – kemudahan akses pemilik usaha terhadap layanan perbankan dan lembaga keuangan.
- Financial technology (fintech) – pemanfaatan layanan keuangan berbasis teknologi digital, seperti e-wallet atau pinjaman online.
- Modal usaha – besarnya dana yang tersedia untuk operasional maupun pengembangan bisnis.
Dengan fokus pada coffee shop di Magelang, penelitian ini diharapkan memberi gambaran nyata tentang strategi bertahan UMKM di tengah kompetisi ketat dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan responden para pemilik coffee shop yang telah beroperasi minimal dua tahun dan memiliki sedikitnya lima karyawan. Total terdapat 65 responden yang mengisi kuesioner. Data kemudian diolah menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 25.
Hasil Penelitian
Dari hasil analisis, Afrilia menemukan bahwa:
- Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap keberlangsungan usaha. Pemilik yang paham cara mengatur keuangan terbukti mampu menjaga stabilitas bisnis mereka.
- Inklusi keuangan tidak berpengaruh signifikan. Kemudahan akses terhadap bank atau lembaga keuangan belum tentu menjamin kelangsungan usaha, karena banyak pelaku usaha yang enggan memanfaatkan fasilitas ini.
- Financial technology berpengaruh positif. Pemanfaatan e-wallet, pembayaran digital, dan pinjaman berbasis fintech terbukti membantu kelancaran usaha, terutama dalam menarik pelanggan muda yang akrab dengan teknologi.
- Modal usaha berpengaruh positif. Ketersediaan modal memudahkan coffee shop dalam berinovasi, memperluas usaha, hingga memperbaiki fasilitas yang menunjang kenyamanan konsumen.
Implikasi Penelitian
Temuan ini memberi pesan penting bagi pelaku UMKM, khususnya coffee shop di Magelang. Pertama, literasi keuangan wajib ditingkatkan. Tanpa pemahaman pengelolaan uang yang baik, modal besar sekalipun bisa cepat habis. Kedua, meski inklusi keuangan belum terbukti signifikan, edukasi mengenai manfaat layanan keuangan formal tetap diperlukan agar pelaku usaha tidak sepenuhnya bergantung pada modal pribadi.
Ketiga, adopsi fintech perlu diperluas karena menjadi salah satu penopang utama keberlangsungan usaha di era digital. Kemudahan transaksi nontunai, sistem pemesanan daring, hingga pinjaman online yang aman bisa menjadi solusi bagi UMKM untuk bertahan. Terakhir, penguatan permodalan tetap penting, baik melalui tabungan pribadi, investor, maupun dukungan dari lembaga keuangan yang ramah UMKM.
Penutup
Penelitian Afrilia Putri Permatasari ini menjadi bukti nyata bahwa daya saing coffee shop tidak hanya ditentukan oleh rasa kopi atau suasana kafe, tetapi juga oleh kecerdasan finansial, inovasi teknologi, serta strategi permodalan yang tepat.
Di tengah maraknya budaya nongkrong di kafe, penelitian ini layak menjadi bahan renungan bagi pelaku usaha di Magelang dan kota lain di Indonesia. Jika ingin bertahan, para pengusaha kopi tidak cukup hanya mengandalkan tren, melainkan juga harus membangun fondasi manajemen usaha yang kuat.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA