Magelang, 28 Agustus 2025 – Pandemi Covid-19 bukan hanya memukul kesehatan fisik manusia, tetapi juga mengguncang kondisi psikologis masyarakat. Lonjakan kasus, keterbatasan mobilitas, hingga banjir informasi di media sosial membuat banyak orang berada dalam lingkaran kecemasan. Fakta ini mendorong Muhammad Miftahul Syurur, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk meneliti “Kecemasan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19: Study Literature Review.”
Tema Penelitian
Syurur mengangkat tema penting mengenai kesehatan mental masyarakat pada masa pandemi, dengan menyoroti bagaimana kecemasan menjadi salah satu gejala dominan yang dialami banyak orang. Ia ingin menunjukkan bahwa pandemi bukan hanya persoalan medis, melainkan juga sosial dan psikologis. Oleh karena itu, pemahaman tentang tingkat kecemasan masyarakat dinilai penting sebagai dasar bagi dunia kesehatan untuk memberikan layanan yang lebih menyeluruh.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan masyarakat selama pandemi melalui studi literatur dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Ada dua fokus utama:
- Menggambarkan karakteristik masyarakat yang menjadi objek penelitian, baik dari latar belakang sosial maupun ekonomi.
- Mengetahui tingkat kecemasan masyarakat berdasarkan temuan dari penelitian terdahulu, sehingga bisa diperoleh gambaran umum mengenai kondisi psikis masyarakat di masa pandemi.
Dengan tujuan ini, Syurur berharap penelitiannya dapat memberikan kontribusi pada bidang keperawatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat luas.
Hasil Penelitian
Dari analisis berbagai artikel ilmiah, Syurur menemukan bahwa kecemasan memang menjadi masalah dominan di tengah pandemi Covid-19.
-
Tingkat Kecemasan: Mayoritas masyarakat menunjukkan kecemasan dalam kategori sedang hingga berat. Sebuah penelitian di Pancoran Mas, Depok, misalnya, mengungkapkan bahwa 58,49% responden mengalami kecemasan sedang, 7,5% kecemasan berat, sementara hanya sebagian kecil yang tidak mengalami kecemasan sama sekali.
-
Faktor Pemicu: Kecemasan dipicu oleh banyak hal, mulai dari kekhawatiran tertular virus, keterbatasan ekonomi, hingga tekanan sosial akibat pembatasan aktivitas. Masyarakat yang masih harus bekerja di luar rumah cenderung memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibanding mereka yang bisa tetap tinggal di rumah.
-
Perbedaan Respon: Ada juga sebagian kecil masyarakat yang menunjukkan kecemasan ringan, bahkan mampu menghadapi situasi dengan tenang. Namun, tidak sedikit yang berada pada level panik hingga mengalami gejala obsesif, misalnya terlalu berlebihan dalam menjaga kebersihan atau merasa takut berinteraksi dengan orang lain.
-
Hambatan Sosial: Faktor lingkungan luar, termasuk derasnya arus informasi di media sosial, sering kali memperburuk kondisi. Informasi simpang siur tentang Covid-19 membuat sebagian masyarakat semakin cemas, bahkan kehilangan kepercayaan diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Kesimpulan
Berdasarkan temuannya, Muhammad Miftahul Syurur menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia di masa pandemi mengalami kecemasan dalam berbagai tingkat, mulai dari ringan hingga berat. Kecemasan ini tidak hanya memengaruhi kondisi psikis individu, tetapi juga berdampak pada pola interaksi sosial dan kualitas hidup masyarakat.
Ia menegaskan bahwa pandemi harus dilihat dari dua sisi: kesehatan fisik dan kesehatan mental. Jika hanya fokus pada aspek medis tanpa memperhatikan kondisi psikologis, masyarakat bisa mengalami tekanan yang lebih panjang. Oleh karena itu, ia mendorong dunia kesehatan dan pendidikan untuk lebih memberi perhatian pada layanan konseling dan pendampingan psikis bagi masyarakat.
Manfaat Penelitian
Syurur berharap hasil kajian ini dapat:
-
Bagi dunia pendidikan, menjadi tambahan referensi dalam pembelajaran ilmu keperawatan, khususnya mengenai kesehatan mental masyarakat.
-
Bagi tenaga kesehatan, menjadi acuan dalam meningkatkan layanan, terutama dalam menangani aspek psikis pasien maupun masyarakat terdampak.
-
Bagi masyarakat umum, memberikan pemahaman bahwa kecemasan adalah reaksi wajar di masa sulit, namun tetap perlu diatasi agar tidak menimbulkan dampak negatif jangka panjang. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA