Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga, Penentu Sukses Inisiasi Menyusui Dini
29 August 2025

Admin perpustakaan

Magelang, 29 Agustus 2025 – Rendahnya angka pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada ibu post partum di Indonesia kembali menjadi perhatian. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tenia Viviani Budiono, mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang, menemukan adanya kaitan erat antara pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan keberhasilan IMD, terutama di masa pandemi Covid-19.

Inisiasi Menyusui Dini merupakan langkah penting dalam upaya menekan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas gizi sejak lahir. Namun, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, hanya 4% ibu di Indonesia yang melaksanakan IMD, sementara 96% tidak melakukannya. Kondisi ini diperparah oleh situasi pandemi Covid-19, ketika banyak ibu pasca melahirkan mengalami kecemasan sehingga produksi Air Susu Ibu (ASI) terganggu.

Tenia menyoroti bahwa minimnya pengetahuan mengenai manfaat IMD, serta kurangnya dukungan keluarga, menjadi penyebab utama gagalnya praktik ini. Banyak ibu yang beranggapan ASI pertama yang berwarna kuning adalah “kotor” atau “basi”, sehingga bayi justru diberi makanan lain. Padahal, cairan awal atau kolostrum justru merupakan “cairan emas” yang kaya antibodi dan nutrisi penting bagi bayi.

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:

  1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu post partum mengenai IMD.
  2. Mengukur dukungan keluarga dalam pelaksanaan IMD.
  3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keberhasilan pelaksanaan IMD pada ibu post partum di masa pandemi Covid-19.

Studi ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Peneliti melibatkan 38 responden ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Candiroto, Kabupaten Temanggung. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, sementara instrumen penelitian berupa kuesioner tentang pengetahuan ibu dan dukungan keluarga terkait IMD.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square untuk melihat hubungan antarvariabel.

Hasil analisis menunjukkan temuan yang sangat signifikan. Nilai uji statistik memperlihatkan p value = 0,008 dengan r = 0,735, yang berarti terdapat hubungan kuat antara pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan pelaksanaan IMD.

Secara rinci, ibu dengan pengetahuan baik lebih banyak yang berhasil melaksanakan IMD dibandingkan mereka yang memiliki pengetahuan rendah. Begitu pula dengan dukungan keluarga: ibu yang didampingi, diberi motivasi, dan difasilitasi oleh keluarganya, cenderung lebih percaya diri dan tenang dalam melakukan IMD segera setelah melahirkan.

Penelitian Tenia menegaskan bahwa keberhasilan IMD tidak bisa dibebankan semata pada tenaga kesehatan atau fasilitas medis. Faktor internal berupa pengetahuan ibu, serta faktor eksternal berupa dukungan keluarga, sama-sama memiliki peran vital.

“Peran keluarga, terutama suami, sangat menentukan. Dukungan emosional, informasi, dan bantuan praktis akan membuat ibu lebih rileks, sehingga proses menyusui dini bisa berjalan dengan lancar,” tulis Tenia dalam kesimpulannya.

Temuan ini menjadi alarm bagi dunia kesehatan masyarakat. Penyuluhan mengenai IMD tidak cukup hanya diberikan kepada ibu hamil, tetapi perlu diperluas ke lingkar keluarga, agar semua pihak memahami pentingnya pemberian ASI sejak dini.

Dalam rekomendasinya, Tenia menyarankan agar puskesmas maupun instansi kesehatan lain meningkatkan edukasi seputar IMD melalui kelas ibu hamil, konseling, serta media informasi yang mudah diakses. Selain itu, keluarga diharapkan lebih aktif terlibat dalam mendampingi ibu, baik secara fisik maupun psikologis, selama masa persalinan dan pasca persalinan.

Penelitian ini menegaskan bahwa pengetahuan ibu dan dukungan keluarga adalah kunci sukses pelaksanaan IMD. Dengan pengetahuan yang memadai, ibu akan memahami manfaat menyusui dini bagi kesehatan bayi maupun dirinya. Sementara dukungan keluarga, terutama suami, akan menciptakan kondisi emosional yang kondusif sehingga ibu lebih percaya diri dan nyaman untuk segera menyusui bayinya.

Apabila kedua aspek ini dapat ditingkatkan, angka keberhasilan IMD di Indonesia, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Candiroto, diyakini dapat meningkat signifikan. Pada akhirnya, hal ini akan berkontribusi dalam menekan angka kematian bayi serta meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak bangsa di masa depan. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut