Digitalisasi Layanan Laundry, Inovasi Anak Magelang Tarik Konsumen dengan Fitur Gratis
29 August 2025

Admin perpustakaan

Magelang, 29 Agustus 2025 – Di tengah derasnya arus digitalisasi, layanan usaha kecil dan menengah juga dituntut untuk beradaptasi. Hal inilah yang mendorong Ade Ragil Bintoro, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian pengembangan sistem informasi laundry di salah satu usaha binatu lokal, Pelangi Laundry. Melalui skripsinya, Ade berupaya menghadirkan sistem informasi modern dengan tambahan fitur inovatif berupa gratis laundry yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan sekaligus menarik lebih banyak konsumen.

Pelangi Laundry, yang berlokasi di Desa Rejosari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, sebelumnya masih mengandalkan pencatatan manual dalam transaksi dan laporan keuangan. Cara konvensional ini kerap menimbulkan persoalan, mulai dari catatan yang tidak rapi, data yang tercecer, hingga sulitnya pemantauan pendapatan. Bahkan, menurut hasil wawancara peneliti dengan pemilik usaha, tercatat adanya fluktuasi jumlah pelanggan yang cukup signifikan dari triwulan ke triwulan selama tahun 2020. Situasi ini menjadi tantangan bagi pemilik usaha untuk mempertahankan loyalitas konsumen.

Berangkat dari kondisi tersebut, Ade Ragil Bintoro merumuskan tujuan penelitiannya, yakni mengembangkan sistem informasi laundry yang mampu mengelola data transaksi secara digital serta menambahkan fasilitas promo gratis laundry. Skema promo yang ditawarkan sederhana: pelanggan akan memperoleh layanan cuci gratis setelah melakukan lima kali transaksi. Inovasi ini diharapkan tidak hanya memudahkan pengelolaan internal, tetapi juga memberi insentif yang menarik bagi pelanggan agar terus menggunakan jasa Pelangi Laundry.

Dalam mengembangkan sistem ini, Ade menggunakan metode prototyping. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan pengguna—baik pemilik, karyawan, maupun konsumen—untuk terlibat langsung dalam proses pengembangan melalui uji coba bertahap. Sistem awal dikembangkan, diuji, lalu diperbaiki berdasarkan masukan pengguna, hingga akhirnya menghasilkan versi final yang siap digunakan. Proses ini dianggap lebih fleksibel dan cepat dibanding metode lain, karena setiap perbaikan dapat segera diimplementasikan tanpa harus menunggu siklus panjang pengembangan.

Sistem informasi yang dihasilkan mencakup beberapa fitur penting. Pertama, digitalisasi transaksi, di mana pencatatan order, jenis layanan, hingga nota pembayaran dapat dilakukan secara otomatis dan tersimpan dalam basis data. Kedua, pembuatan kartu konsumen dengan kode unik yang memudahkan pelanggan melakukan pemesanan ulang tanpa perlu mengisi data dari awal. Ketiga, adanya menu khusus bagi karyawan untuk mencatat transaksi, membuat laporan, hingga mencetak nota secara instan. Dan tentu saja, fitur unggulan berupa gratis laundry yang terintegrasi otomatis—sistem akan menghitung jumlah transaksi pelanggan, dan setelah mencapai lima kali, pelanggan akan mendapatkan layanan cuci gratis pada order berikutnya.

Hasil implementasi sistem ini tidak hanya berhenti pada desain, tetapi juga diuji melalui black box testing serta beta testing yang melibatkan konsumen, karyawan, dan pemilik usaha. Dari uji coba tersebut diperoleh hasil memuaskan: tingkat kelayakan sistem mencapai 92,11 persen, yang menurut pedoman interpretasi skor termasuk kategori sangat layak. Konsumen merasa dimudahkan dalam melakukan pemesanan dan memantau status cucian, sementara karyawan lebih cepat dan akurat dalam menginput data serta mencetak nota. Bagi pemilik, sistem ini memberi laporan pendapatan yang lebih rapi dan mudah dipantau.

Dalam kesimpulannya, Ade menyatakan bahwa sistem informasi laundry yang dikembangkan mampu menjawab kebutuhan Pelangi Laundry dalam era digital. Tidak hanya meningkatkan efisiensi internal, tetapi juga memperkuat daya tarik usaha melalui strategi promosi gratis laundry. Ia pun menekankan bahwa penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis bagi pelaku usaha kecil, sekaligus memberikan kontribusi teoritis dalam pengembangan model prototyping di bidang sistem informasi.

Penelitian ini menegaskan bahwa inovasi teknologi tidak melulu hadir di sektor besar seperti perbankan atau e-commerce, tetapi juga dapat diterapkan di tingkat usaha mikro seperti jasa laundry. Dengan sentuhan teknologi, usaha kecil dapat bersaing lebih sehat, menjaga loyalitas pelanggan, dan mengurangi kesalahan administrasi.

Ade Ragil Bintoro melalui karya ilmiahnya membuktikan bahwa digitalisasi adalah keniscayaan bagi UMKM, termasuk layanan laundry. Jika diterapkan lebih luas, sistem serupa bukan tidak mungkin menjadi inspirasi bagi usaha sejenis di berbagai daerah untuk bertransformasi menuju layanan yang lebih modern, efisien, dan ramah konsumen. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut