Halaqah Pagi Jadi Penopang Semangat Belajar Al-Qur’an Siswa di SMP Mutual Magelang
2 September 2025

Admin perpustakaan

Magelang, 02 September 2025 – Di tengah tantangan pembelajaran daring selama pandemi, sebuah penelitian dari Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkapkan bagaimana kegiatan halaqah pagi mampu menjaga bahkan meningkatkan semangat siswa dalam belajar Al-Qur’an. Penelitian ini dilakukan oleh Agnes Della Amallia, mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam, dengan judul “Peran Halaqah Pagi terhadap Semangat Siswa Belajar Al-Qur’an pada Pembelajaran Daring di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang”.

Agnes menuturkan, latar belakang penelitiannya berangkat dari kegelisahan melihat masih banyak siswa yang kurang bersemangat mengikuti kegiatan halaqah pagi, terutama ketika harus dilakukan secara daring. Beberapa siswa belum memahami pentingnya belajar Al-Qur’an, bahkan ada yang tidak lancar membedakan huruf hijaiyah atau tidak memiliki pengalaman belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Kondisi ini mendorongnya untuk meneliti lebih dalam bagaimana peran halaqah pagi dapat memengaruhi semangat siswa, khususnya di masa pembelajaran jarak jauh.

Tujuan penelitian ini dirumuskan dalam tiga hal. Pertama, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode halaqah pagi yang dijalankan secara daring di SMP Mutual. Kedua, untuk melihat tingkat semangat siswa dalam mengaji dan menghafal Al-Qur’an. Ketiga, untuk menganalisis sejauh mana peranan halaqah pagi terhadap peningkatan semangat belajar Al-Qur’an para siswa.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, Agnes melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ia mewawancarai guru pembimbing serta murid yang terlibat langsung dalam kegiatan halaqah, kemudian menganalisisnya secara mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan, pelaksanaan halaqah pagi di SMP Mutual tetap berjalan meski dilakukan secara daring. Metode yang digunakan adalah sorogan, di mana siswa membaca surah pendek atau setor hafalan kepada guru melalui video call WhatsApp. Kegiatan ini berlangsung tiga kali dalam seminggu, dengan tiga materi utama: tahsin (perbaikan bacaan), tilawah (membaca Al-Qur’an), dan tahfidz (menghafal). Meski terpisah jarak, guru tetap mendampingi siswa satu per satu dalam memperbaiki bacaan maupun menguji hafalan mereka.

Agnes menemukan bahwa semangat siswa dalam mengaji dan menghafal relatif baik, meski ada sebagian yang masih perlu dorongan lebih. Beberapa siswa tampak antusias, merasa terbantu dengan adanya halaqah daring yang membuat mereka tetap terhubung dengan pembelajaran Al-Qur’an. Bagi siswa lain, halaqah menjadi motivasi tambahan agar tidak meninggalkan kebiasaan mengaji meski sekolah dilakukan dari rumah.

Lebih jauh, penelitian ini membuktikan bahwa halaqah pagi memiliki peran penting dalam menambah kelancaran membaca dan menghafal Al-Qur’an. Tidak hanya itu, kegiatan rutin ini juga menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kitab suci. Dengan adanya halaqah, mereka terbiasa memulai hari dengan membaca dan mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga memberikan energi positif sebelum mengikuti pelajaran umum lainnya.

Namun, penelitian juga mencatat beberapa kendala. Misalnya, masih ada siswa yang tidak hadir secara konsisten, baik karena keterbatasan fasilitas daring maupun kurangnya motivasi pribadi. Meski demikian, guru terus berupaya memberi perhatian dan dorongan agar seluruh siswa bisa merasakan manfaat dari kegiatan ini.

Agnes menyimpulkan bahwa halaqah pagi bukan sekadar rutinitas sekolah, melainkan metode pendidikan yang efektif untuk membentuk karakter Islami siswa. Ia menekankan bahwa meski pembelajaran dilakukan secara daring, semangat siswa dapat tetap terjaga bila ada pendampingan yang tepat dari guru serta dukungan penuh dari sekolah dan orang tua.

Penelitian ini memberi pesan penting: dalam kondisi apapun, pembelajaran Al-Qur’an tidak boleh berhenti. Halaqah pagi yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Magelang menjadi bukti nyata bahwa tradisi belajar Al-Qur’an tetap bisa berjalan dengan baik, bahkan di masa pandemi.

Bagi sekolah lain, hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan metode pembelajaran Al-Qur’an yang kreatif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Seperti disampaikan Agnes, semangat belajar Al-Qur’an tidak hanya akan melahirkan siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga generasi yang berakhlak mulia dan mencintai agamanya. (ed. Sulistya NG)

Sumber: repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut