Magelang, 02 September 2025 – Di balik derasnya kebutuhan energi rumah tangga, ada cerita lain dari dapur industri perbaikan tabung LPG. PT. Petrogas Prima Services, perusahaan mitra BUMN di bidang jasa perbaikan tabung LPG, setiap hari menangani ribuan tabung. Salah satu proses yang kerap luput dari perhatian adalah pengangkutan valve afkir, yaitu komponen pengatur aliran gas yang sudah tidak layak pakai.
Setiap hari, rata-rata 500 unit valve afkir dipindahkan dari area pengujian ke penampungan menggunakan troli konvensional. Alat ini sejatinya didesain untuk mengangkut tabung LPG, bukan valve afkir dengan beban 60 kilogram per sekali angkut. Operator pun terpaksa bekerja dengan posisi membungkuk, mengangkat manual, dan mendorong beban berat sepanjang hari.
Akibatnya bisa ditebak: keluhan sakit pada pinggang, lengan, pergelangan tangan, hingga lutut menjadi masalah klasik. Inilah yang mendorong Andi Rochiyanto, mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian untuk merancang ulang troli agar lebih ergonomis.
Tujuan dan Metode
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama:
-
Mengidentifikasi keluhan musculoskeletal yang dialami operator.
-
Menganalisis postur kerja operator dengan metode Ovako Working Analysis System (OWAS).
-
Merancang modifikasi troli yang sesuai dengan prinsip ergonomi dan data antropometri pekerja Indonesia.
Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif-deskriptif. Andi menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk memetakan bagian tubuh yang paling sering sakit, serta observasi lapangan untuk menganalisis sikap kerja operator. Hasil analisis postur kerja kemudian dijadikan dasar untuk merancang troli baru yang diharapkan mampu mengurangi risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs).
Hasil Penelitian
Hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan tingkat keluhan operator sangat tinggi. Pinggang menjadi titik paling banyak dikeluhkan (22%), diikuti lengan bawah kanan, pergelangan tangan, tangan kanan, dan lutut kanan. Dari penilaian NBM, tingkat keparahan keluhan mencapai 94% (kategori sangat tinggi) dan frekuensi keluhan mencapai **83% (kategori sangat sering).
Analisis postur kerja dengan metode OWAS memperlihatkan bahwa posisi punggung membungkuk, kaki menopang beban tidak seimbang, dan lengan bekerja di atas bahu termasuk kategori berisiko tinggi (level 3) yang memerlukan perbaikan segera.
Berdasarkan data antropometri, Andi kemudian merancang troli baru dengan dimensi yang disesuaikan. Troli hasil modifikasi memiliki genggaman yang ergonomis, tinggi sesuai rata-rata pekerja Indonesia, serta mampu mengurangi kebutuhan angkat manual. Dari segi teknis, troli baru ini dapat mengangkut beban maksimal 100 kg, dengan tingkat efektivitas 19,2% lebih baik dibanding troli lama.
Selain itu, hasil evaluasi pasca-modifikasi menunjukkan penurunan tingkat risiko kerja. Jika sebelumnya action level OWAS berada di kategori tinggi (level 3), setelah modifikasi turun ke kategori rendah (level 1). Artinya, potensi cedera akibat sikap kerja buruk berhasil ditekan secara signifikan.
Pembahasan
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan ergonomi dalam dunia industri. Pekerjaan dengan pengulangan tinggi, beban berat, dan postur tidak alami terbukti memicu MSDs yang dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan absensi, bahkan memicu kecelakaan kerja.
Dengan troli baru, beban kerja operator menjadi lebih ringan dan aman. Rancangan berbasis antropometri memastikan alat benar-benar sesuai dengan ukuran tubuh pekerja lokal. Hal ini menegaskan bahwa solusi sederhana seperti perbaikan desain alat bantu bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan pekerja dan efisiensi perusahaan.
Andi juga menunjukkan perbedaan penelitian ini dengan studi sebelumnya. Jika riset terdahulu berhenti pada tahap analisis risiko, penelitiannya melangkah lebih jauh dengan redesign alat bantu kerja. Pendekatan ini memperlihatkan implementasi nyata dari teori ergonomi ke dalam praktik industri.
Kesimpulan
Skripsi Andi Rochiyanto menyimpulkan bahwa modifikasi troli pengangkut valve afkir mampu:
-
Mengurangi keluhan musculoskeletal operator.
-
Menurunkan tingkat risiko postur kerja dari kategori tinggi menjadi rendah.
-
Meningkatkan kapasitas dan efektivitas pengangkutan hingga hampir 20%.
Dengan hasil ini, perusahaan diharapkan tidak hanya fokus pada target produksi, tetapi juga memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan pekerja. Implementasi ergonomi sederhana terbukti dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, nyaman, dan produktif. (ed-AIS)
Sumber: repository UNIMMA