Magelang, 02 September 2025 – Proses seleksi dosen baru di perguruan tinggi seringkali menjadi pekerjaan besar yang membutuhkan ketelitian ekstra. Banyaknya pelamar dengan beragam latar belakang membuat pihak kampus harus menyeleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Namun, cara manual yang masih bergantung pada rekap data dan pengolahan menggunakan spreadsheet kerap memakan waktu, bahkan berpotensi menimbulkan kesalahan.
Permasalahan inilah yang menjadi perhatian Robby Ardianzah, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Implementasi Simple Additive Weighting (SAW) untuk Penerimaan Dosen Baru (Universitas Muhammadiyah Magelang)”, Robby mencoba menghadirkan solusi berbasis sistem pendukung keputusan agar seleksi dosen dapat dilakukan lebih cepat, terstruktur, dan transparan.
Menurut Robby, proses seleksi dosen di Universitas Muhammadiyah Magelang selama ini melibatkan beberapa pihak, yakni Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) serta Badan Pembina Harian (BPH). Mereka harus menilai kandidat dosen dengan beragam kriteria, antara lain Tes Potensi Akademik (TPA), kemampuan Bahasa Inggris, wawancara tingkat universitas maupun fakultas, penguasaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), microteaching, serta hasil psikotest. Bobot nilai setiap kriteria pun berbeda, sehingga proses perangkingan manual menjadi kurang efisien.
Melalui penelitiannya, Robby menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk mengolah data calon dosen. Metode ini dipilih karena mampu menentukan prioritas berdasarkan kriteria dan bobot yang sudah ditentukan, kemudian menghasilkan peringkat yang jelas. Sistem yang dibangun memungkinkan data hasil penilaian dari para penguji dikonversi ke dalam bentuk digital, lalu dihitung otomatis untuk menentukan urutan kandidat terbaik.
Tujuan penelitian ini antara lain:
- Membuat sistem pendukung keputusan yang membantu penerimaan dosen baru di Universitas Muhammadiyah Magelang.
- Memberikan alat bantu bagi BPSDM dan BPH agar dapat menyeleksi dosen baru sesuai ketentuan dengan hasil yang lebih akurat.
- Menguji penerapan metode SAW dalam proses seleksi agar lebih cepat dan efisien.
Hasilnya cukup menggembirakan. Sistem yang dibangun terbukti dapat menyederhanakan proses seleksi, mengurangi ketergantungan pada perhitungan manual, serta menampilkan hasil perangkingan secara akurat. Pengujian dengan metode black box dan user acceptance test (UAT) menunjukkan tingkat keberhasilan sistem mencapai 80% saat digunakan oleh tim seleksi, serta memperoleh penilaian kepuasan keseluruhan sebesar 83%, yang berarti sistem berjalan baik dan layak dipakai dalam praktik.
Selain menyajikan hasil yang objektif, sistem ini juga dinilai lebih transparan dan efisien. BPSDM tidak lagi harus melakukan rekap data satu per satu dengan Excel, melainkan cukup memasukkan nilai ke dalam sistem yang sudah terintegrasi. Dengan demikian, proses rapat seleksi bersama BPH bisa lebih fokus pada pertimbangan kualitas dan karakter kandidat, bukan lagi terjebak dalam perhitungan teknis.
Dalam kesimpulannya, Robby Ardianzah menegaskan bahwa penerapan metode SAW dalam seleksi dosen baru memberikan banyak manfaat. Sistem ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga meningkatkan akurasi dan konsistensi penilaian. Meski demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan tim seleksi, sementara sistem hanya berfungsi sebagai alat bantu yang memperkuat dasar pengambilan keputusan.
Penelitian ini menjadi bukti nyata bagaimana teknologi informasi dapat mendukung pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan perguruan tinggi. Lebih jauh lagi, Robby berharap sistem ini bisa terus dikembangkan dan digunakan secara berkelanjutan, sehingga proses penerimaan dosen baru di Universitas Muhammadiyah Magelang dapat berlangsung lebih modern, objektif, dan profesional. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA