Magelang, 3 September 2025 — Di tengah gempuran era digital, peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin vital dalam menjaga denyut perekonomian daerah. Namun, keterbatasan akses terhadap layanan keuangan formal masih menjadi batu sandungan besar. Fenomena ini menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Vinny Kumalasari, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang.
Dalam skripsinya yang rampung pada tahun 2022, Vinny mengangkat topik mengenai fintech, literasi keuangan, dan modal sosial sebagai tiga faktor utama yang berpotensi mendorong inklusi keuangan di kalangan pelaku UMKM. “Banyak UMKM di Kota Magelang masih menghadapi kondisi unbanked sehingga sulit berkembang secara optimal,” tulisnya dalam abstrak penelitian.
Tujuan Penelitian
Vinny merumuskan empat tujuan penting. Pertama, menilai apakah fintech, literasi keuangan, dan modal sosial secara bersama-sama berpengaruh terhadap inklusi keuangan. Kedua, menguji secara terpisah pengaruh fintech terhadap inklusi keuangan. Ketiga, menganalisis literasi keuangan. Dan terakhir, menelaah kontribusi modal sosial dalam membuka akses layanan jasa keuangan.
Metode dan Responden
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Sebanyak 99 UMKM sektor perdagangan yang tercatat sebagai binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang dipilih sebagai responden. Kriteria yang ditetapkan cukup ketat, yakni UMKM yang telah memiliki rekening perbankan dan bergerak di sektor perdagangan.
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan melalui Google Form. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan analisis regresi linear berganda, untuk mengukur sejauh mana pengaruh masing-masing variabel terhadap inklusi keuangan.
Hasil Penelitian
Temuan Vinny cukup menarik. Secara simultan, ketiga variabel — fintech, literasi keuangan, dan modal sosial — terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap inklusi keuangan UMKM. Artinya, ketika ketiganya bergerak seiring, pelaku UMKM semakin terbuka dalam memanfaatkan layanan keuangan formal.
Namun, hasil berbeda muncul saat diuji secara parsial. Fintech ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap inklusi keuangan. Padahal, di banyak penelitian sebelumnya, teknologi keuangan dianggap mampu memperluas akses layanan keuangan. Kondisi ini, menurut Vinny, dapat disebabkan rendahnya pemahaman pelaku UMKM terhadap penggunaan aplikasi fintech yang aman dan bermanfaat.
Hal serupa terjadi pada variabel literasi keuangan. Penelitian menunjukkan literasi keuangan UMKM di Magelang masih tergolong rendah, terutama dalam pemahaman suku bunga, risiko investasi, hingga perencanaan keuangan. Akibatnya, literasi keuangan tidak memberikan dampak signifikan pada inklusi keuangan.
Sebaliknya, modal sosial justru muncul sebagai faktor penentu. Hubungan sosial antar pelaku usaha, komunitas, maupun lingkungan sekitar terbukti berpengaruh positif dan signifikan dalam mendorong akses keuangan. Jaringan sosial memberi informasi dan membangun kepercayaan, sehingga UMKM lebih berani mengakses layanan jasa keuangan.
Kesimpulan dan Implikasi
Vinny menyimpulkan bahwa kekuatan modal sosial menjadi kunci utama dalam memperluas inklusi keuangan UMKM di Magelang. Dukungan komunitas dan relasi sosial mampu menutupi keterbatasan literasi maupun minimnya pemanfaatan fintech.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya peningkatan pemahaman pelaku usaha mengenai teknologi finansial dan pengetahuan dasar keuangan. Bagi regulator, penelitian ini memberikan sinyal kuat untuk merancang program edukasi keuangan yang tepat sasaran, serta memperluas literasi digital bagi UMKM. Adapun bagi UMKM sendiri, membangun jejaring sosial dan aktif dalam komunitas usaha lokal bisa menjadi pintu masuk memperoleh akses layanan keuangan formal.
Catatan Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Penggunaan kuesioner daring melalui Google Form belum sepenuhnya efektif, karena tidak semua pelaku UMKM terbiasa menggunakan teknologi tersebut. Beberapa data tidak dapat diolah akibat kesulitan responden dalam mengisi kuesioner.
Meski demikian, penelitian Vinny Kumalasari memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika UMKM di Kota Magelang. Ia menegaskan bahwa inklusi keuangan bukan sekadar urusan teknologi atau pengetahuan, melainkan juga soal modal sosial — kepercayaan, jaringan, dan solidaritas yang tumbuh di tengah komunitas. ( ed: noviyanti)
sumber : rePository UNIMMA