Magelang, 16 September 2025 – Di tengah dinamika pendidikan modern, Pondok Pesantren masih menjadi wadah penting dalam membentuk karakter generasi muda. Salah satunya lewat kegiatan ekstrakurikuler yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga mengasah mental dan keterampilan. Fenomena ini diteliti secara khusus oleh Puput Haryani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Pembentukan Rasa Percaya Diri Santriwati Pondok Pesantren Nurussalam Sidogede Gumawang.”
Latar Belakang
Puput memulai penelitiannya dari kegelisahan atas fenomena kurangnya rasa percaya diri santriwati saat harus tampil di depan kelas. Dalam berbagai kesempatan presentasi, banyak dari mereka masih merasa malu, takut, atau saling tunjuk untuk menghindari giliran berbicara. Padahal, kepercayaan diri adalah kunci penting bagi santri untuk mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh, baik di dalam maupun luar pesantren.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas kegiatan Muhadharah sebagai sarana pembentukan rasa percaya diri santriwati. Melalui kegiatan latihan pidato atau ceramah ini, diharapkan santri terbiasa berbicara di depan publik dengan percaya diri, mampu menyampaikan pesan keislaman, serta mengasah keterampilan komunikasi.
Metode
Penelitian Puput menggunakan pendekatan eksperimen dengan subjek santriwati Pondok Pesantren Nurussalam Sidogede Gumawang. Sampel berjumlah 20 santriwati yang dipilih untuk mengikuti kegiatan Muhadharah secara rutin. Data dikumpulkan melalui survei dengan instrumen kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengukur perbedaan tingkat kepercayaan diri sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan.
Hasil Penelitian
Hasil analisis menunjukkan temuan menarik:
-
Nilai t hitung sebesar 11,75 lebih besar dari t tabel 2,093, dengan signifikansi 0,00 < 0,05. Ini berarti terdapat pengaruh signifikan dari kegiatan Muhadharah terhadap peningkatan rasa percaya diri santriwati.
-
Berdasarkan perhitungan mean difference, kepercayaan diri santriwati meningkat sebesar 18,72% setelah mengikuti program Muhadharah.
-
Santriwati yang sebelumnya ragu dan malu tampil, mulai menunjukkan keberanian, mampu berkomunikasi lebih baik, serta percaya diri dalam menyampaikan pendapat.
Implikasi
Menurut Puput, temuan ini menegaskan pentingnya ekstrakurikuler berbasis komunikasi publik dalam membentuk mental santri. Muhadharah bukan sekadar latihan pidato, tetapi sarana strategis untuk membangun rasa percaya diri, keberanian, serta kesiapan santri tampil sebagai dai di tengah masyarakat.
Lebih jauh, penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi lembaga pendidikan lain. Sekolah atau pesantren bisa mengadopsi model serupa untuk melatih siswa berani tampil, disiplin, dan terampil berbicara di depan umum. Guru pun dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai media pembelajaran karakter yang efektif.
Penutup
Melalui penelitiannya, Puput Haryani membuktikan bahwa Muhadharah bukan hanya rutinitas pesantren, melainkan instrumen penting dalam membentuk kepribadian santriwati. Dengan peningkatan kepercayaan diri yang signifikan, santriwati tidak hanya siap menyampaikan ilmu agama, tetapi juga lebih percaya diri menghadapi tantangan kehidupan.
“Latihan pidato yang rutin memberi dampak nyata. Santriwati kini lebih berani, percaya diri, dan siap tampil di depan publik,” tulis Puput dalam kesimpulannya.
Penelitian ini menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak semata diukur dari aspek kognitif, tetapi juga keterampilan personal. Dengan Muhadharah, pesantren membuktikan dirinya sebagai lembaga yang tak hanya mendidik akal, tetapi juga membentuk mental dan kepribadian. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA