Magelang, 3 September 2025 – Di tengah tantangan pembelajaran matematika yang kerap dianggap sulit oleh banyak siswa, seorang peneliti muda dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Aditya Kurniawan, mencoba menghadirkan pendekatan berbeda. Lewat skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Team Games Tournament terhadap Hasil Belajar Matematika”, ia meneliti bagaimana permainan edukatif mampu mendorong hasil belajar siswa sekolah dasar.
Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Inovatif Mertoyudan, dengan subjek siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Aditya memilih model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), sebuah strategi belajar kooperatif di mana siswa dibagi ke dalam kelompok, saling berdiskusi, lalu berkompetisi dalam suasana turnamen. Dengan metode ini, pembelajaran tidak lagi monoton, melainkan dikemas layaknya sebuah permainan yang memacu semangat.
Dalam karyanya, Aditya menjelaskan bahwa pembelajaran konvensional sering kali membuat siswa cepat jenuh. Matematika, yang seharusnya melatih logika dan pemecahan masalah, justru kerap menimbulkan rasa bosan. Oleh karena itu, ia tertarik menguji apakah TGT mampu memberi dampak nyata terhadap pemahaman siswa.
Metode yang digunakan adalah desain penelitian pra-eksperimen dengan model One Group Pretest Posttest. Artinya, para siswa terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dasar mereka. Selanjutnya, Aditya memberikan tiga kali perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan model TGT. Setelah itu, siswa kembali diuji melalui tes akhir (posttest) dengan soal yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan signifikan. Nilai rata-rata pretest siswa tercatat sebesar 64, sedangkan nilai rata-rata posttest melonjak menjadi 86. Selisih sebesar 22 poin ini menjadi bukti kuat bahwa model TGT mampu meningkatkan pemahaman matematika. Temuan ini juga diperkuat dengan uji Wilcoxon yang menunjukkan nilai signifikansi 0,00 (≤0,05), menandakan adanya pengaruh positif dan signifikan dari penerapan TGT.
Menurut Aditya, peningkatan ini tidak sekadar angka. Lebih dari itu, siswa terlihat lebih antusias mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok, kerja sama, serta semangat bersaing sehat dalam turnamen membuat suasana kelas jauh lebih hidup. Anak-anak yang biasanya pasif dalam pelajaran matematika, kali ini lebih berani mengemukakan pendapat dan aktif menyelesaikan soal.
Penelitian ini tidak hanya memberi manfaat praktis bagi siswa, tetapi juga bagi pendidik dan lembaga pendidikan. Bagi guru, hasil penelitian ini bisa menjadi acuan untuk mencoba strategi pembelajaran yang lebih variatif. Guru tidak lagi terpaku pada metode ceramah, tetapi dapat menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus efektif. Bagi sekolah, keberhasilan penerapan TGT bisa dijadikan pijakan untuk terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara teoretis, penelitian Aditya turut memperkuat temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar matematika. Namun, yang menjadi pembeda adalah fokus pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah Inovatif Mertoyudan, dengan hasil penelitian yang jelas menunjukkan adanya peningkatan signifikan.
Pada akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model Team Games Tournament berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa. Aditya menegaskan bahwa strategi pembelajaran berbasis permainan bukan sekadar hiburan, tetapi juga mampu mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim.
Dari ruang kelas kecil di Mertoyudan, penelitian ini memberi pesan besar: belajar matematika tidak harus kaku dan membosankan. Dengan kreativitas guru dalam memilih metode, pelajaran yang sulit sekalipun bisa berubah menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. ( ed: noviyanti)
sumber : repository UNIMMA