Magelang, 04 September 2025 – Dunia pendidikan dasar terus bergerak mencari cara terbaik agar siswa tidak sekadar menghafal rumus, melainkan mampu memahami konsep secara mendalam. Hal itulah yang mendorong Fatwa Eka Putri, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Magelang, melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa sekolah dasar.
Penelitian yang dilakukan pada Juli 2022 ini mengambil lokasi di MI Batursari Candiroto, Temanggung, dengan subjek siswa kelas III. Fokus utama penelitian adalah pada materi menghitung waktu, sebuah topik yang ternyata cukup menyulitkan sebagian siswa. Berdasarkan temuan awal, nilai rata-rata siswa dalam materi tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan berbeda agar anak-anak mampu lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
Tujuan Penelitian
Fatwa Eka Putri menegaskan bahwa tujuan penelitiannya sederhana namun penting: mengetahui apakah penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III MI Batursari Candiroto. Ia ingin membuktikan bahwa pembelajaran berbasis masalah tidak hanya membuat siswa lebih aktif, tetapi juga berdampak nyata pada pencapaian nilai akademik.
Selain itu, penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi guru dalam memperkaya strategi mengajar, bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, serta bagi siswa agar mampu belajar lebih bermakna.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Melalui tahapan ini, peneliti dapat mengukur perubahan secara bertahap sekaligus memperbaiki kelemahan pada siklus berikutnya.
Instrumen penelitian mencakup lembar observasi, tes hasil belajar, serta evaluasi kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga menggandeng guru kelas untuk ikut serta dalam proses observasi, sehingga hasil yang didapatkan lebih objektif.
Hasil Penelitian
Temuan Fatwa Eka Putri menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Pada siklus pertama, dari 17 siswa, hanya 10 siswa (59%) yang mencapai nilai tuntas, sementara 7 siswa (41%) masih berada di bawah KKM. Meskipun belum memenuhi target, hasil ini sudah lebih baik dibandingkan kondisi pra-siklus.
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua, peningkatan signifikan terlihat. Jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai tuntas melonjak menjadi 15 siswa (88%), sedangkan yang belum tuntas tinggal 2 siswa (12%) saja. Rata-rata nilai kelas pun naik menjadi 81,5, menandakan pembelajaran dengan model PBL membawa dampak positif.
Tidak hanya hasil tes yang meningkat, catatan observasi juga menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam berdiskusi, berani bertanya, serta lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil kerja kelompok. Guru pun mendapat pengalaman baru dalam membimbing siswa melalui pendekatan berbasis masalah, bukan lagi mengandalkan metode ceramah semata.
Makna Penelitian
Dari penelitian ini, Fatwa Eka Putri menyimpulkan bahwa model Problem Based Learning terbukti mampu meningkatkan hasil belajar matematika, khususnya pada materi menghitung waktu. Lebih dari itu, PBL juga melatih keterampilan sosial, seperti kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah.
Penelitian ini menegaskan kembali pentingnya inovasi pembelajaran di sekolah dasar. Jika sebelumnya matematika sering dianggap pelajaran yang menakutkan, kini terbuka peluang menjadikannya sebagai ruang bermain ide yang menyenangkan, asalkan guru mampu merancang masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Harapan ke Depan
Fatwa Eka Putri berharap hasil penelitiannya tidak berhenti di meja akademis saja. Ia mendorong para guru untuk berani mencoba PBL dalam kelas, terutama pada materi-materi yang selama ini dianggap sulit. Sekolah pun diharapkan dapat memberi dukungan melalui pelatihan maupun penyediaan fasilitas yang mendukung pembelajaran kolaboratif.
“Pendidikan bukan hanya tentang nilai, melainkan bagaimana siswa belajar memahami dunia,” demikian pesan tersirat dari penelitian ini. Melalui pendekatan yang tepat, guru tidak hanya mengajarkan hitungan jam dan menit, melainkan juga membekali anak-anak dengan keterampilan berpikir kritis yang akan mereka bawa sepanjang hidup.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA