Magelang, 21 Agustus 2025 – Dunia kesehatan tidak bisa dilepaskan dari sosok perawat. Mereka adalah garda terdepan yang mendampingi pasien sejak awal masuk layanan hingga pulih kembali. Namun, bagaimana sebenarnya masyarakat menilai peran perawat? Pertanyaan inilah yang menjadi titik awal sebuah penelitian menarik di Klinik Bhayangkara “Berkah Sehat” Polresta Magelang.
Penelitian Raden Alrefa Wahyu Putranto berangkat dari kesadaran bahwa persepsi klien terhadap perawat sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan. Ketika perawat dinilai ramah, sigap, dan profesional, maka kepuasan pasien meningkat dan kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan pun semakin kuat. Sebaliknya, jika perawat dianggap kurang perhatian, dampaknya bisa merugikan citra layanan kesehatan secara keseluruhan.
Tujuan utama penelitian ini adalah menggali bagaimana persepsi klien mengenai peran perawat di klinik kepolisian tersebut. Dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif, peneliti menelusuri pandangan para pasien tentang peran perawat dari berbagai aspek, mulai dari sikap, perhatian, hingga kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Hasilnya cukup menggembirakan. Sebagian besar klien menilai perawat di Klinik Bhayangkara “Berkah Sehat” sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Lebih dari setengah responden mengungkapkan persepsi positif, khususnya dalam aspek perhatian dan keramahan perawat. Mereka merasa perawat tidak hanya hadir untuk memberikan tindakan medis, tetapi juga menjadi pendengar yang baik, memberikan rasa aman, serta membangun komunikasi yang menenangkan.
Namun, penelitian ini juga mengungkap sisi lain yang tidak kalah penting. Masih ada sebagian kecil pasien yang menilai peran perawat belum sepenuhnya optimal. Kritik yang muncul antara lain terkait dengan kecepatan pelayanan dan konsistensi perhatian yang diberikan. Meski jumlahnya tidak dominan, temuan ini menjadi catatan berharga agar pelayanan perawat di klinik kepolisian bisa semakin ditingkatkan.
Menariknya, penelitian ini juga menyoroti bahwa persepsi klien terhadap perawat tidak hanya dipengaruhi oleh kompetensi teknis, tetapi juga oleh faktor emosional. Kehadiran perawat yang ramah, tersenyum, dan sabar, ternyata lebih membekas dalam ingatan pasien dibandingkan sekadar keahlian medis. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia kesehatan, sentuhan kemanusiaan tetap menjadi kunci utama.
Peneliti menyimpulkan bahwa secara umum persepsi klien terhadap perawat di Klinik Bhayangkara “Berkah Sehat” berada pada kategori baik. Meski begitu, masih diperlukan upaya pengembangan, baik melalui pelatihan keterampilan komunikasi, peningkatan standar pelayanan, maupun evaluasi berkala terhadap kinerja perawat. Dengan demikian, kualitas pelayanan bisa semakin ditingkatkan, dan kepercayaan masyarakat terhadap klinik kepolisian semakin kuat.
Bagi institusi kepolisian, hasil penelitian ini tentu memiliki arti strategis. Klinik Bhayangkara bukan hanya tempat memberikan layanan kesehatan, tetapi juga etalase citra Polri di mata masyarakat. Ketika perawat dinilai positif, maka kepercayaan publik terhadap institusi juga ikut menguat.
Pada akhirnya, penelitian ini mengingatkan kita semua bahwa perawat bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa yang penuh dedikasi. Mereka adalah wajah pertama yang ditemui pasien, suara penghibur di tengah rasa sakit, sekaligus penopang utama dalam proses penyembuhan. Oleh karena itu, menjaga persepsi positif masyarakat terhadap peran perawat bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tugas bersama institusi kesehatan.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan Klinik Bhayangkara “Berkah Sehat” Polresta Magelang semakin termotivasi untuk menghadirkan layanan kesehatan yang humanis, profesional, dan berkualitas. Karena pada akhirnya, pelayanan kesehatan yang baik tidak hanya diukur dari teknologi atau fasilitas, tetapi dari hati para tenaga medis yang tulus mengabdi. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA