View this post on Instagram

A post shared by Perpustakaan Unimma (@perpustakaan_unimma)

Penulis          : Bendri Jaisyurrahman
Tahun terbit  : 2019
Penerbit        : Elka pro

Anak tidak membutuhkan ayah sempurna. Anak membutuhkan ayah yang senantiasa meningkatkan kualitas dirinya.

Saat punya anak jangan langsung bangga lantas mengaku diri sudah menjadi ayah. Ini sama bodohnya dengan orang yang punya bola, terus mengaku ngaku sebagai pemain bola. Untuk bisa dipanggil ayah,harus menerima konsekuensinya yakni siap mengasuh anak bersama istri tercinta.

Sosok ayah janganlah dipandang sebelah mata karena perannya amat besar dalam tumbuh kembang anak. Membiarkan anak tanpa sosok ayah, sama dengan merencanakan kerusakan generasi di masa depan.

Negri ini bukan darurat ekonomi ataupun politik. Sekaratnya negri ini justru dilihat dari rusaknya SDM. Khususnya generasi muda. Tanpa disadari,kita sedang merencanakan kehancuran bangsa di masa depan jika membiarkan generasi muda saat ini melemah di berbagai sisi.

Fatherman mempunyai misi menjadikan dirinya sebagai prioritas utama untuk dijadikan narasumber oleh anaknya. Semua bermula dari terpikatnya hati. Anak yang terpikat hatinya akan menjadikan ayahsebagai sosok superhero dalam hidupnya.
This is fatherman, the real father.

Agar anak terkesan dan merasa diistimewakan, fatherman harus menguasai 3 jurus :
1. Sering-sering memeluk atau menyentuh anak secara fisik
2. Ucapkan cinta secara privat
3. Mendoakan anak secara terbuka

Ada 2 waktu di mana ayah mutlak harus hadir sebagai fatherman :
1. Saat anak sedang sedih
2. Saat anak sakit

“Ayah tak selalu hadir setiap SAAT Tapi selalu ada di waktu yang TEPAT”

#biblioterapi
#biblioterapiunimma
#perpustakaanunimma