Magelang, 08 September 2025 – Sumber daya manusia senantiasa menjadi tulang punggung organisasi, termasuk perusahaan daerah yang bergerak di sektor publik. Hal ini pula yang melatari penelitian Muhamad Abu Yazid, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, yang menyoroti dinamika gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan, dengan menempatkan motivasi kerja sebagai variabel mediasi.
Penelitian yang dilakukan di PDAM Kota Magelang ini bertujuan menguji secara empiris bagaimana pola kepemimpinan serta pemberian kompensasi memengaruhi motivasi dan kepuasan kerja pegawai. Sebanyak 84 responden dipilih dari total karyawan PDAM menggunakan metode purposive sampling. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 25.
Dalam pengantarnya, Abu Yazid menekankan bahwa keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi atau strategi bisnis, tetapi juga ditopang oleh manusia di dalamnya. “Karyawan adalah aset yang menentukan keberlangsungan perusahaan. Kepuasan kerja mereka harus dijaga agar pelayanan kepada masyarakat tetap prima,” tulisnya.
Secara rinci, penelitian ini memiliki tujuh tujuan utama:
- Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
- Menguji pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja.
- Menilai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
- Melihat sejauh mana kompensasi memengaruhi motivasi kerja.
- Menguji hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja.
- Mengetahui apakah motivasi dapat memediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
- Mengetahui apakah motivasi dapat memediasi pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja .
Hasil penelitian memberikan gambaran menarik. Pertama, gaya kepemimpinan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya, semakin baik kepemimpinan yang dijalankan, semakin tinggi pula kepuasan karyawan.
Kedua, kompensasi justru menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Temuan ini menandakan bahwa pemberian imbalan atau gaji tidak selalu menjadi penentu utama kepuasan pegawai di PDAM Magelang.
Ketiga, dari sisi motivasi, gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan. Pemimpin yang mampu memberi arahan jelas, teladan, dan dorongan nyata akan meningkatkan semangat kerja pegawai. Begitu pula kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Dengan kata lain, meski tidak berkorelasi langsung dengan kepuasan kerja, kompensasi tetap mampu mendorong motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat .
Namun demikian, hasil berbeda muncul ketika motivasi kerja diuji terhadap kepuasan kerja. Motivasi tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga dua hipotesis terkait efek mediasi motivasi pun ditolak. Motivasi kerja tidak mampu menjadi jembatan pengaruh antara gaya kepemimpinan maupun kompensasi terhadap kepuasan kerja .
Temuan ini membawa beberapa implikasi penting. Bagi manajemen PDAM Magelang, gaya kepemimpinan harus terus ditingkatkan. Pemimpin di setiap level organisasi diharapkan mampu menjadi figur teladan, komunikatif, dan memberi inspirasi bagi bawahannya.
Selain itu, meskipun kompensasi tidak terbukti langsung meningkatkan kepuasan kerja, hal ini tetap harus diperhatikan karena terbukti mampu mendorong motivasi kerja. Peneliti menekankan perlunya evaluasi sistem kompensasi agar lebih transparan, adil, dan sesuai kebutuhan karyawan.
Penelitian ini juga menyarankan adanya kajian lanjutan dengan menambah variabel lain atau mengganti objek penelitian. Hal ini mengingat masih adanya ketidakkonsistenan hasil dibandingkan penelitian sebelumnya yang kerap menemukan hubungan positif antara motivasi dan kepuasan kerja .
Melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Mediasi (Studi pada PDAM Kota Magelang)”, Muhamad Abu Yazid memberikan kontribusi penting dalam literatur manajemen sumber daya manusia, khususnya di sektor publik.
Kesimpulan utamanya jelas: kepemimpinan yang baik adalah kunci utama membangun kepuasan kerja karyawan, sementara kompensasi lebih berperan pada ranah motivasi. Namun, motivasi itu sendiri belum tentu menjamin kepuasan. Bagi PDAM Magelang, tantangan ke depan adalah menyeimbangkan aspek kepemimpinan, sistem penghargaan, dan lingkungan kerja agar kinerja karyawan semakin optimal. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA