Magelang, 8 September 2025 – Komoditas karet sejak lama menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat, termasuk di Kabupaten Mesuji, Lampung. Namun, produktivitasnya kerap terganggu akibat berbagai penyakit yang menyerang tanaman karet, khususnya klon PB260. Penyakit-penyakit itu, mulai dari jamur akar putih, kanker garis, hingga serangan cendawan lain, seringkali menimbulkan kerugian besar bagi petani. Dari persoalan itulah, Heru Yusmanto, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang, tergerak untuk mencari solusi berbasis teknolog.
Tema Penelitian
Heru mengusung tema “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Tanaman Karet Klon PB260 dengan Metode Forward Chaining dan Certainty Factor”. Tema ini berangkat dari kebutuhan mendesak akan sebuah sistem yang dapat membantu petani mendiagnosis penyakit secara cepat dan tepat, tanpa harus selalu bergantung pada pakar lapangan. Dengan sistem pakar, pengetahuan ahli dapat dituangkan dalam perangkat lunak yang bisa diakses oleh petani kapan saja.
Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan pokok dari penelitian ini. Pertama, mendapatkan nilai akurasi diagnosis yang tepat untuk penyakit tanaman karet klon PB260 dengan menggunakan metode forward chaining dan certainty factor. Kedua, menemukan cara yang lebih mudah bagi petani dalam mendiagnosis penyakit tanaman karet melalui sistem pakar berbasis web. Dengan begitu, keterbatasan jumlah pakar lapangan bisa diatasi dengan teknologi.
Metode yang Digunakan
Heru memadukan dua metode penting:
-
Forward chaining, yaitu teknik penalaran berbasis data (data driven) yang menelusuri fakta-fakta gejala penyakit hingga menemukan kesimpulan diagnosis.
-
Certainty factor, metode untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap suatu diagnosis berdasarkan bukti yang ada, sehingga bisa tetap memberi hasil meski dalam kondisi ketidakpastian.
Kombinasi keduanya memungkinkan sistem pakar bekerja layaknya seorang ahli: menerima input gejala dari petani, lalu menghasilkan diagnosis lengkap dengan tingkat kepastian.
Hasil Penelitian
Hasil uji coba menunjukkan sistem pakar yang dikembangkan Heru berhasil memberikan tingkat akurasi diagnosis yang cukup tinggi. Dari tiga skenario pengujian, sistem memperoleh nilai akurasi 0,74 untuk sampel pertama, 0,60 untuk sampel kedua, dan 0,66 untuk sampel ketiga.
Selain itu, pengujian User Acceptance Test (UAT) juga membuktikan bahwa sistem diterima baik oleh pengguna. Pakar memberikan penilaian kepuasan sebesar 86,3%, sementara pengguna umum (petani) menilai hingga 89,09%. Angka ini menunjukkan bahwa sistem tidak hanya akurat secara teknis, tetapi juga praktis digunakan di lapangan.
Implikasi bagi Petani
Dengan sistem ini, petani karet klon PB260 bisa memasukkan gejala-gejala yang muncul pada tanaman mereka ke dalam aplikasi. Sistem kemudian akan memproses data tersebut, memberikan kemungkinan jenis penyakit yang menyerang, tingkat kepastian diagnosis, hingga rekomendasi penanganannya. Bagi petani, ini jelas menghemat waktu dan tenaga, sekaligus mengurangi risiko salah diagnosa yang bisa merugikan produksi getah karet.
Kesimpulan
Penelitian Heru Yusmanto membuktikan bahwa teknologi sistem pakar dapat menjadi solusi nyata dalam bidang perkebunan, khususnya untuk diagnosis penyakit tanaman karet. Dengan memanfaatkan metode forward chaining dan certainty factor, sistem yang dibangun mampu menghadirkan analisis cerdas, cepat, dan akurat, layaknya seorang pakar.
Lebih jauh, penelitian ini menjadi bukti bahwa inovasi teknologi tidak hanya berfokus pada dunia industri digital semata, tetapi juga bisa diterapkan untuk mendukung sektor agrikultur yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA