Magelang, 28 Agustus 2025 – Di tengah tantangan dunia pendidikan yang menuntut kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran, seorang peneliti muda, Sarifatus Sania, menawarkan pendekatan berbeda untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya yang terfokus pada penerapan metode make a match berbantuan kartu berpasangan, Sania menegaskan bahwa proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya berorientasi pada transfer ilmu, tetapi juga membangun suasana interaktif, menyenangkan, dan melibatkan partisipasi aktif peserta didik.
Penelitian ini lahir dari kegelisahan Sania terhadap rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tradisional. Seringkali, siswa terlihat pasif, hanya menerima penjelasan guru tanpa kesempatan mengolah pengetahuan secara mandiri. Hal tersebut, menurutnya, berdampak pada pencapaian hasil belajar yang belum maksimal. Dari sinilah ia menggagas penelitian dengan tujuan utama: meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran kooperatif make a match yang memanfaatkan kartu berpasangan sebagai media.
Metode make a match sendiri merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang menekankan keterampilan kerjasama, interaksi sosial, serta kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam praktiknya, guru menyiapkan kartu berisi soal dan jawaban yang saling berpasangan. Siswa kemudian ditantang untuk mencari pasangan kartu yang sesuai dalam waktu terbatas. Aktivitas ini bukan hanya menguji pemahaman konsep, tetapi juga melatih kecepatan berpikir, keaktifan, serta kemampuan bekerjasama.
Sania menyusun penelitiannya dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus pertama, ia menerapkan metode make a match secara sederhana, lalu melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh. Berdasarkan refleksi awal, ditemukan bahwa meskipun siswa menunjukkan antusiasme, tingkat penguasaan materi masih belum optimal. Hal ini kemudian dijadikan bahan perbaikan pada siklus kedua.
Pada siklus lanjutan, Sania memperkuat desain pembelajaran dengan instruksi yang lebih jelas, pengelolaan waktu yang lebih efektif, serta variasi soal yang lebih menantang. Hasilnya menunjukkan perubahan signifikan. Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan kondisi awal. Tidak hanya nilai yang meningkat, tetapi sikap siswa terhadap pembelajaran juga berubah: mereka terlihat lebih aktif, berani bertanya, dan saling membantu dalam menemukan pasangan kartu yang tepat.
Temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode make a match mampu menumbuhkan suasana kelas yang dinamis. Suasana kompetitif yang sehat membuat siswa lebih bersemangat, sementara nuansa permainan dalam pembelajaran mengurangi rasa jenuh. Guru pun lebih mudah mengukur pemahaman siswa secara langsung melalui aktivitas yang berlangsung di dalam kelas.
Sania menegaskan bahwa tujuan penelitiannya bukan sekadar membuktikan keampuhan satu metode, melainkan juga memberikan alternatif bagi guru untuk menciptakan variasi pembelajaran. “Ketika siswa merasa senang, maka proses internalisasi pengetahuan akan berjalan lebih mudah. Guru perlu kreatif memilih strategi yang sesuai dengan karakter kelas,” tulisnya dalam laporan penelitian.
Kesimpulan yang ia tarik cukup jelas: metode make a match berbantuan kartu berpasangan terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus menciptakan suasana kelas yang lebih hidup. Ia pun merekomendasikan agar guru-guru mencoba menerapkan pendekatan serupa, baik di mata pelajaran yang bersifat teoritis maupun praktis.
Penelitian Sarifatus Sania menjadi bukti bahwa inovasi dalam dunia pendidikan tidak selalu harus lahir dari teknologi canggih. Dengan kreativitas sederhana, seperti pemanfaatan kartu berpasangan, hasil belajar dapat meningkat secara nyata. Temuannya ini memberi pesan kuat bahwa guru sebagai ujung tombak pendidikan perlu terus mencari cara agar kelas tidak sekadar menjadi ruang penyampaian materi, tetapi juga wadah tumbuhnya semangat belajar.
Melalui penelitian ini, Sania menegaskan kembali bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya terletak pada nilai akhir, melainkan juga pada proses yang menyenangkan dan penuh makna. Dengan demikian, metode make a match bukan hanya strategi alternatif, melainkan juga bukti nyata bahwa pembelajaran aktif dapat membawa perubahan besar bagi siswa. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA