Magelang, 01 September 2025 – Kinerja pegawai bukan hanya soal kemampuan individu, melainkan juga buah dari kepemimpinan, kedisiplinan, dan suasana kerja yang tercipta di lingkungan kantor. Itulah inti dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wildan Ahdan, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Magelang. Dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empiris pada BPKAD Kota Magelang)”, Wildan menelaah bagaimana tiga faktor penting tersebut memengaruhi kualitas kerja aparatur sipil negara di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Magelang.
Wildan memulai penelitiannya dengan pengamatan sederhana: performa instansi pemerintah sangat bergantung pada kualitas kinerja pegawainya. Namun, data absensi pegawai BPKAD Kota Magelang periode Juli–Desember 2021 menunjukkan adanya peningkatan keterlambatan. Fenomena itu menimbulkan pertanyaan serius: apa yang sebenarnya memengaruhi penurunan disiplin dan bagaimana dampaknya terhadap kinerja?
Ia merujuk pada literatur manajemen yang menekankan bahwa kepemimpinan transformasional, yaitu kepemimpinan yang menginspirasi, memotivasi, dan mampu mendorong perubahan positif, berpotensi besar meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, lingkungan kerja yang kondusif serta disiplin kerja yang tinggi juga diyakini sebagai fondasi penting bagi kinerja pegawai yang optimal.
Berdasarkan persoalan tersebut, Wildan menetapkan empat tujuan penelitian:
- Menguji pengaruh kepemimpinan transformasional, disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai.
- Menguji secara parsial pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja.
- Menguji secara parsial pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja.
- Menguji secara parsial pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja.
Dengan kerangka ini, ia berharap dapat memberi kontribusi praktis bagi BPKAD Magelang sekaligus memperkaya kajian teoritis di bidang manajemen sumber daya manusia.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Populasi sekaligus sampel adalah seluruh pegawai BPKAD Kota Magelang yang berjumlah 55 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, artinya semua anggota populasi dijadikan responden.
Data dikumpulkan melalui kuesioner daring yang dirancang menggunakan skala Likert. Analisis dilakukan dengan metode regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS versi 21.0. Uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen penelitian layak digunakan, sementara uji regresi memastikan model analisis tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Hasil pengolahan data memberikan kesimpulan yang tegas. Pertama, kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya, gaya kepemimpinan yang mengedepankan motivasi, inspirasi, dan perhatian individual mampu mendorong pegawai bekerja lebih baik.
Kedua, lingkungan kerja juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan. Pegawai yang merasa nyaman, memiliki hubungan harmonis dengan rekan dan atasan, serta bekerja dalam kondisi ruang kerja yang mendukung, menunjukkan performa lebih tinggi.
Ketiga, disiplin kerja berperan penting. Pegawai yang taat aturan waktu, konsisten mengikuti prosedur, dan menjaga perilaku kerja sesuai norma organisasi terbukti memiliki capaian kinerja lebih baik.
Keempat, secara simultan, ketiga variabel tersebut—kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja, dan disiplin kerja—bersama-sama memengaruhi kinerja pegawai BPKAD Magelang. Koefisien determinasi (R²) menunjukkan bahwa model ini mampu menjelaskan sebagian besar variasi kinerja pegawai.
Bagi BPKAD Magelang, hasil ini memberikan pesan jelas: kinerja pegawai tidak hanya bisa ditingkatkan melalui pelatihan teknis, tetapi juga dengan menciptakan iklim kerja yang kondusif, kepemimpinan yang menginspirasi, serta menegakkan disiplin.
Wildan Ahdan dalam kesimpulannya menekankan pentingnya pimpinan BPKAD untuk terus membangun komunikasi efektif, memberikan teladan, serta memotivasi bawahannya. Selain itu, perbaikan fasilitas kerja, penataan ruang, dan sistem absensi yang konsisten dapat menjadi faktor pendukung. Disiplin tetap menjadi pondasi utama yang harus dijaga melalui aturan jelas, pengawasan, serta penghargaan bagi pegawai yang berprestasi.
Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja aparatur sipil negara tidak terlepas dari faktor kepemimpinan, lingkungan, dan disiplin. Studi yang dilakukan Wildan Ahdan menjadi cermin bagi banyak instansi pemerintah lainnya: jika ingin mencapai tujuan organisasi secara efektif, maka perhatian pada tiga aspek tersebut mutlak diperlukan.
Dengan karya ilmiah ini, Wildan tidak hanya memenuhi syarat akademis untuk meraih gelar sarjana, tetapi juga memberikan kontribusi nyata berupa masukan praktis bagi tata kelola SDM di sektor publik. Penelitiannya menegaskan bahwa di balik angka-angka kinerja, selalu ada kepemimpinan yang menggerakkan, suasana kerja yang mendukung, dan disiplin yang menjaga irama organisasi. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA