Kepemimpinan Melayani dan Kepuasan Kerja Terbukti Dongkrak Kinerja ASN di BPPKAD Kabupaten Magelang
12 August 2025

mimin

Magelang — Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) kembali menjadi sorotan, terutama di instansi yang berperan langsung dalam pelayanan publik. Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Muhammadiyah Magelang mengungkap bahwa gaya kepemimpinan yang melayani (servant leadership) dan kepuasan kerja memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan di Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Magelang.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardelia Dinda Ivana ini menyoroti tiga faktor utama yang diduga memengaruhi kinerja: servant leadership, iklim organisasi, dan kepuasan kerja. Dengan melibatkan seluruh karyawan tetap BPPKAD—sebanyak 86 orang—studi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang dinamika internal instansi tersebut.

Latar Belakang Masalah
Fenomena keterlambatan dan ketidakhadiran karyawan yang meningkat antara November 2022 hingga April 2023 menjadi titik awal penelitian ini. Data menunjukkan penurunan tingkat kehadiran dan kenaikan jumlah keterlambatan, yang dikhawatirkan akan merusak citra instansi di mata publik. Sebagai salah satu garda depan pelayanan keuangan daerah, BPPKAD memerlukan ASN yang profesional, berintegritas, dan memiliki etos kerja tinggi.

Menurut peneliti, kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang kurang optimal, iklim organisasi yang belum kondusif, serta tingkat kepuasan kerja karyawan. “Kepemimpinan yang melayani mampu menciptakan suasana kerja yang mendukung pertumbuhan dan potensi karyawan,” tulis Ardelia. Namun, gaya kepemimpinan ini dinilai belum banyak dipraktikkan di lingkungan pemerintahan. Penelitian ini secara khusus bertujuan:

  1. Menguji pengaruh servant leadership, iklim organisasi, dan kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan.
  2. Mengukur pengaruh masing-masing faktor tersebut secara parsial terhadap kinerja.
  3. Memberikan rekomendasi praktis bagi BPPKAD untuk meningkatkan kinerja ASN melalui pengelolaan sumber daya manusia yang lebih efektif.


Dengan metode survei menggunakan kuesioner berbasis skala Likert, penelitian ini mengukur persepsi karyawan terkait empat variabel: kinerja, servant leadership, iklim organisasi, dan kepuasan kerja. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda melalui perangkat lunak SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan temuan menarik:

  • Servant Leadership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan koefisien beta 1,743 dan signifikansi 0,000 (<0,05). Artinya, semakin tinggi kualitas kepemimpinan melayani, semakin baik pula kinerja ASN.

  • Iklim Organisasi ternyata tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kinerja. Meski koefisiennya negatif (-2,062) dan signifikansinya tercatat 0,000, hasil ini menandakan bahwa persepsi terhadap lingkungan kerja belum tentu selaras dengan peningkatan kinerja.

  • Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan, dengan koefisien beta 0,110 dan signifikansi 0,017 (<0,05). Kepuasan terhadap pekerjaan, gaji, promosi, dan hubungan dengan atasan terbukti menjadi pendorong kinerja.

  • Secara simultan, ketiga variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN, dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,05).


Temuan ini menegaskan pentingnya peran pemimpin yang mengedepankan pelayanan. Pemimpin yang mau mendengarkan, memotivasi, dan memfasilitasi kebutuhan karyawan dapat mendorong produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan teori atribusi yang menjadi landasan penelitian, bahwa perilaku karyawan dipengaruhi oleh faktor internal (kepuasan kerja) dan eksternal (servant leadership).

Menariknya, iklim organisasi yang secara umum dianggap penting justru tidak terbukti signifikan dalam konteks BPPKAD. Peneliti menduga, faktor ini mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memberi dampak, atau dipengaruhi oleh persepsi yang beragam di antara karyawan.

Kepuasan kerja menjadi aspek lain yang tak kalah penting. Ketika karyawan merasa dihargai, diberi kesempatan berkembang, dan mendapat kompensasi yang layak, motivasi mereka untuk bekerja optimal meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, Ardelia merekomendasikan agar BPPKAD:

  1. Memperkuat gaya kepemimpinan melayani, termasuk pelatihan bagi pimpinan agar lebih responsif terhadap kebutuhan karyawan.
  2. Meningkatkan kepuasan kerja melalui evaluasi sistem penghargaan, kesempatan promosi, dan kesejahteraan.
  3. Mengoptimalkan evaluasi iklim organisasi dengan pendekatan yang lebih personal, mengidentifikasi hambatan yang membuat lingkungan kerja belum memberi dampak positif terhadap kinerja.

Penelitian ini diharapkan tidak hanya menjadi masukan akademis, tetapi juga referensi praktis bagi instansi pemerintah lain yang ingin meningkatkan kinerja ASN melalui pendekatan yang lebih humanis dan berorientasi pada pelayanan.

Dengan mengedepankan kepemimpinan yang melayani dan memastikan kepuasan kerja karyawan, BPPKAD Kabupaten Magelang berpotensi memperbaiki kinerja sekaligus memperkuat citra sebagai instansi publik yang profesional dan responsif. (ed. Sulistya NG)

Sumber : repositori UNIMMA

Bebas Pustaka

Persyaratan Unggah Mandiri dan Bebas Pustaka Wisuda periode 84 bisa di lihat pada link berikut