Magelang, 04 September 2025 – Dunia kerja bukan sekadar rutinitas untuk menafkahi hidup. Di balik meja kasir, lorong swalayan, hingga gudang penyimpanan, terselip cerita kegelisahan yang tak jarang membuat pekerja menimbang ulang kesetiaannya pada perusahaan. Fenomena inilah yang diteliti Desy Ayu Puspita, mahasiswi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, dalam skripsinya pada tahun 2022.
Penelitian bertajuk “Pengaruh Job Insecurity, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Turnover Intention” ini menyasar Trio Plaza Swalayan Magelang, sebuah ritel modern yang berdiri di jantung keramaian alun-alun kota. Dengan jumlah karyawan mencapai 168 orang pada Mei 2022, perusahaan ini tidak luput dari problem klasik sumber daya manusia: keinginan sebagian karyawan untuk hengkang atau turnover intention.
Latar Belakang Penelitian
Desy Ayu menyoroti kenyataan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci keberlangsungan organisasi. Meski perusahaan dapat memiliki modal besar, produk unggulan, dan lokasi strategis, tanpa karyawan yang loyal, stabilitas akan goyah. Di Trio Plaza, tanda-tanda ketidakpuasan muncul seiring adanya karyawan yang merasa posisinya terancam, tidak cukup dihargai, atau mulai kehilangan ikatan emosional dengan organisasi.
Kondisi inilah yang melahirkan tiga variabel utama dalam penelitian: job insecurity (ketidakpastian kerja), kepuasan kerja, dan komitmen organisasi. Ketiganya diduga berperan besar dalam menentukan niat karyawan untuk bertahan atau justru meninggalkan perusahaan.
Tujuan Penelitian
Melalui riset ini, Desy Ayu menetapkan empat tujuan pokok:
- Menganalisis pengaruh job insecurity, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan terhadap turnover intention.
- Menguji apakah job insecurity secara khusus memengaruhi turnover intention.
- Menilai seberapa besar kepuasan kerja memengaruhi niat keluar karyawan.
- Mengkaji dampak komitmen organisasi terhadap turnover intention.
Dengan kerangka tersebut, penelitian ini bukan hanya relevan bagi akademisi, tetapi juga memberi kontribusi praktis bagi manajemen perusahaan ritel yang menghadapi dinamika serupa.
Metodologi Penelitian
Riset ini menggunakan purposive sampling, dengan responden berjumlah 105 orang. Kriteria yang dipilih adalah karyawan tetap yang sudah bekerja minimal satu tahun, sehingga dianggap memiliki pengalaman cukup untuk menilai kondisi perusahaan. Analisis dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 21.0.
Hasil Temuan
Dari serangkaian uji statistik, beberapa fakta menarik terungkap:
- Job Insecurity terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Artinya, semakin tinggi rasa ketidakpastian kerja yang dirasakan karyawan, semakin besar pula kemungkinan mereka ingin meninggalkan perusahaan.
- Kepuasan Kerja menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan. Dengan kata lain, semakin puas seorang karyawan terhadap pekerjaannya, semakin kecil niatnya untuk pindah.
- Komitmen Organisasi juga berpengaruh negatif dan signifikan. Karyawan yang memiliki rasa keterikatan kuat dengan visi, misi, dan nilai perusahaan cenderung lebih setia.
- Secara bersama-sama, ketiga variabel tersebut berpengaruh kuat terhadap turnover intention, dengan kontribusi model sebesar lebih dari 50 persen terhadap variasi niat keluar karyawan.
Implikasi dan Pesan bagi Manajemen
Temuan Desy Ayu menegaskan betapa rapuhnya ikatan antara pekerja dan perusahaan ketika faktor keamanan kerja serta kepuasan tidak dijaga. Manajemen Trio Plaza maupun perusahaan ritel lain dituntut untuk menciptakan lingkungan kerja yang stabil, memberikan apresiasi yang layak, serta menumbuhkan rasa memiliki di antara karyawan.
Turnover intention, jika dibiarkan, bukan sekadar angka dalam laporan HR. Ia bisa menjelma kerugian nyata: biaya rekrutmen yang membengkak, hilangnya pengalaman kerja, hingga turunnya produktivitas tim. Karena itu, perusahaan perlu merumuskan strategi yang lebih manusiawi dalam mengelola karyawan.
Penutup
Skripsi Desy Ayu Puspita memberi gambaran jelas tentang bagaimana ketidakpastian kerja, kepuasan, dan komitmen menjadi penentu utama arah langkah karyawan. Di tengah persaingan bisnis ritel yang ketat, mempertahankan karyawan sama pentingnya dengan mempertahankan pelanggan. Penelitian ini tidak hanya menyumbang teori di ruang akademik, tetapi juga menjadi alarm bagi para praktisi bisnis untuk lebih peka terhadap denyut nadi pekerja yang sesungguhnya.(ed : fatikakh)
Sumber : repositori UNIMMA